TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Permintaan Plasma Konvalesen di Jateng Tinggi, PMI Diminta Biayai Swab

Penderita HIV, malaria, sipilis dilarang donor plasma

Pekerja Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah yang juga penyintas COVID-19 mendonorkan plasma darah konvalesen di PMI Kota Semarang. Dok. Pertamina Regional JBT

Semarang, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah meminta kepada masing-masing kantor Palang Merah Indonesia (PMI) di wilayahnya untuk mengatasi lonjakan permintaan donor darah plasma konvalesen yang terjadi saat ini. Salah satunya dengan menyiasati beban biaya pemeriksaan swab PCR bagi para calon pendonor. 

Baca Juga: Aturan Kemenkes Mempersulit, 100 Penyintas COVID-19 Gagal Donor Plasma

1. Dinkes: Yang menanggung swab pendonor plasma konvalesen ya PMI

Relawan PMI semprot disinfektan salah satu masjid (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo mengungkapkan untuk saat ini pihaknya melarang sejumlah instansi kesehatan untuk memasang tarif pemeriksaan swab bagi calon pendonor plasma konvalesen atau yang biasa disebut penyintas COVID-19.

"Siapa yang mesti menanggung pemeriksaan tersebut, tentunya adalah PMI yang menjadi institusi pengelola darah konvalesen. Kalau donor plasma konvalesen dikelola rumah sakit, maka beban swab yang menanggung masing-masing rumah sakit. Jadi memang tidak boleh ditanggung oleh pendonor," ungkap Yulianto saat dikonfirmasi IDN Times dalam diskusi daring via aplikasi Zoom, Rabu (27/1/2021). 

2. Swab diklaim bisa mengantisipasi penularan COVID-19 saat donor plasma dilakukan

Ilustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Yulianto menyampaikan pemeriksaan swab menjadi syarat mutlak yang harus dilakukan bagi calon pendonor plasma konvalesen. Dengan teknik tes swab, katanya, setiap pengelola Unit Donor Darah (UDD) PMI bisa mengecek secara detail apakah calon pendonor memiliki hasil pemeriksaan negatif COVID-19 atau masih dinyatakan positif COVID-19.

Menurutnya, penularan virus corona dalam tahapan tranfusi darah plasma konvalesen hanya bisa dicegah dengan cara memastikan hasil swab calon pendonor sudah negatif COVID-19.

"Maka tentunya jangan sampai pendonor ternyata positif dan menularkan virus corona kepada penerima plasmanya. Ya mau gak mau semua itu perlu sebuah pemeriksaan. Nah prosedurnya yang harus dijalankan ya lewat tes swab," ujarnya. 

Baca Juga: Pendonor Plasma Konvalesen di Jateng Minim, Banyak yang Gak Jujur

Berita Terkini Lainnya