TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Suka Duka Ortu Bekali Anak dan Antar Jemput saat PTM Sekolah di Jateng

Simulasi PTM dikalim sudah berjalan dengan baik

Siswa SMP Yohannes 23 Semarang belajar tatap muka di kelas (Dok IDN Times/bt)

Semarang, IDN Times - Kesibukan Jovita Nugroho di rumah belakangan ini bertambah padat. Walaupun masih suasana pandemik COVID-19, ia harus merelakan dua buah hatinya kembali belajar tatap muka di sekolah.

Si bungsu kini telah menginjak kelas VIII. Sedangkan anak bontotnya baru kelas VII. Keduanya sama-sama bersekolah di SMP Yohannes 23 yang terletak di Jalan Dr Wahidin, Kecamatan Candisari, Semarang

"Sudah dua hari ini anak-anak saya masuk sekolah lagi. Jadwal masuknya selang-seling. Masuknya saban hari Senin dan Selasa," kata Vita, sapaan intimnya saat berbincang dengan IDN Times, Jumat (10/9/2021). 

Baca Juga: Jenis Perawatan Premium Kulit Cewek di Semarang, Harga Mulai Rp1 Juta

1. Belajar online hampir dua tahun dianggap merepotkan

Ilustrasi belajar daring dari rumah (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Beda dengan sekolahan negeri yang telah menggelar simulasi belajar tatap muka hampir dua pekan terakhir, untuk sekolahan swasta di Semarang justru baru menerapkan aturan belajar tatap muka di kelas semenjak lima hari terakhir. Setiap sekolah swasta merancang jadwal masuk siswanya masing-masing yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitarnya. 

Bagi Vita, ketika anak-anaknya kembali masuk sekolah, sedikit banyak membuatnya lega. Sebab, hampir dua tahun lamanya belajar online, yang ada malahan anak-anaknya dilanda kebosanan. 

"Anak saya merasa senang. Kan kita bosan juga anak kalau belajar online terus. Yang bikin repot biasanya kita sebagai orang tua," akunya. 

2. Vita rela antar jemput dan buatkan bekal sarapan

Belajar tatap muka SMP Yohannes 23 Semarang (Dok. IDN Times/bt)

Saat masuk sekolah lagi, anak-anaknya tidak serta merta dibebaskan begitu saja. Vita punya trik jitu agar anak kesayangannya tidak tertular virus corona. 

Vita belakangan ini rela mengantar jemput anaknya saban hari. Selain itu, Vita juga membawakan bekal makanan bagi anak-anaknya.

"Mending saya antar jemput sendiri naik kendaraan pribadi. Dan saya rutin bawakan makanan dari rumah. Karena kantinnya tutup, jadi musti bawa bekal sendiri," katanya.

3. Siswa SMP belajar di sekolah dua jam sisanya PJJ

Simulasi PTM yang dilaksanakan di SMP Negeri 12 Balikpapan (IDN Times/ Anjas Pratama)

Vita bilang, si bontot yang berumur 13 tahun harus pakai baju bebas saat masuk kelas VII. Sedangkan sang kakak yang berusia 14 tahun memilih memakai seragamnya yang lama. 

Di sekolahan, anak-anaknya hanya mengikuti pelajaran selama dua jam. Oleh gurunya, sisa waktu pelajarannya digunakan untuk belajar online di rumah masing-masing. 

"Saya lihat sendiri, satu kelas isinya 15 orang atau hanya 50 persen. Rasanya senang mereka bisa kumpul-kumpul sama temannya lagi. Proses belajar tatap muka kan sebenarnya baik bagi anak-anak. Soalnya ketimbang anak belajar online, malah banyak mainan handpone, mendingan belajar di sekolahan. Kan bisa sosialisasi sama orang banyak," kata warga RT 07/RW I, Kampung Karangbendo, Gajahmungkur tersebut. 

4. Vita tak khawatir dengan risiko penularan COVID-19

Ilustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Vita juga tak merasa khawatir dengan adanya penularan virus corona di sekolahan. Sebab, kedua anaknya sudah disuntik vaksin COVID-19. Hal serupa juga sudah dilakukan bagi semua murid SMP Yohannes 23.

Menariknya bagi orang tua yang keberatan anaknya masuk sekolah, pihak SMP Yohannes 23 tidak akan memaksa. 

"Apalagi habis pelajaran selesai langsung pulang. Buat saya, asalkan disiplin prokes, gak perlu khawatir yang berlebihan. Soalnya anal saya sudah dua kali divaksin. Ya itu sudah cukup aman," cetusnya. 

5. SMP Salatiga terapkan prokes ketat

Terpisah, Kepala SMP Negeri 2 Salatiga Mudjiati mengatakan ada sejumlah siswanya yang kesulitan menerima pelajaran online khususnya bagi siswa kelas VII. Saat ini, kelas VII diberikan kesempatan pertama masuk sekolah PTM dengan tujuan para siswa mengenal sekolah, lingkungan, dan metode pembelajarannya. 

Karena uji coba PTM dilaksanakan terbatas, maka di SMP Negeri 2 Salatiga siswa yang di dalam kelas  50 persen dan sekolah dilaksanakan selama dua jam.

Protokol kesehatan di SMP Negeri 2 Salatiga dilaksanakan secara ketat. Mulai cuci tangan dengan sabun, pintu masuk dan keluar saat pulang juga dibedakan serta saat pulang sekolah diberikan selisih waktu tiga menit agar tidak menumpuk. 

Baca Juga: PPKM Level 3 Picu Euforia, Kepala Daerah di Jateng Balapan Adakan PTM

Berita Terkini Lainnya