Duh! Air PDAM Solo Tercemar Alkohol
PDAM hentikan proses pengolahan air
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Solo, IDN Times – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Toya Wening Surakarta, Jawa Tengah mengambil sampel air di Sungai Samin, Sukoharjo, Rabu (11/9). Sampel tersebut diambil setelah muncul dugaan air tercemar limbah alkohol.
Direktur Teknik PDAM Surakarta, Tri Atmojo mengatakan pengambilan sampel tersebut dilakukan setelah sebelumnya PDAM mendapat laporan dari masyarakat bahwa air baku PDAM diduga tercemar. Air tersebut berwarna kehitaman dan berbau mirip alkohol. PDAM kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan OPD terkait.
Untuk mencari asal muasal tercemarnya air, PDAM Surakarta mengambil sampel air di empat lokasi, yakni di Kali Samin, tempuran Kali Samin, Sungai Bengawan Solo, dan air di dekat saluran intake Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi.
“Secara fisik air baku yang kita ambil di dekat intake kemarin kita sudah mengecek, parameter warna 91 TCU (True Color Unit), padahal standarnya warna 15 TCU,” ujarnya.
Usai mengambil sampel, PDAM rencananya akan menyurati secara resmi beberapa instansi, yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, DLH Provinsi Jawa Tengah, BBWS Bengawan Solo, dan Perum Jasa Tirta.
Baca Juga: Mark-up Dana Banprov, Kejati Jateng Tetapkan Empat Tersangka
1. Tercemar limbah etanol
Menurut, Tri Atmojo air baku yang berada di empat lokasi sampel tersebut tercemar alkohol dari pabrik produksi etanol yang berada di Sukoharjo. Kawasan tersebut adalah kawasan hulu yang berjarak sekitar 2 km.
“Kalau dilihat dari jaraknya seperti limbah dari Kali Samin bisa jadi tercemar saat sampai intake. Ternyata ini ikut tercemar, artinya limbah lebih tersebut pekat sekali, kandungan limbah di air bersihnya lebih banyak, sehingga sulit untuk diolah,” jelasnya.
Pencemaran air baku Sungai Bengawan Solo, juga diduga akibat masa kemarau panjang, yang membuat debit air sungai rendah. Hal tersebut mengganggu sedimentasi, sehingga air sungai sulit menetralkan limbah industri.