TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Duh! Empat Sekolah Dasar di Solo Ditutup Karena COVID-19

Gibran sampai capek mengingatkan para guru untuk taat prokes

SD Kristem Manahan, Solo. IDNTimes/Larasati Rey

Surakarta, IDN Times - Empat Sekolah Dasar di Solo ditutup sementara menyusul adanya temuan puluhan murid yang terindikasi kena paparan COVID-19.

Keempat SD tersebut adalah SD Kristen Manahan, SD Mangkubumen Kidul, SD Semanggi Lor dan SD Islam 1 Jamsaren yang kembali melakukan pembelajaran jarak jauh selama 1 bulan. 

Baca Juga: Akun IG Pemkot Solo Diretas 2 Kali 24 Jam, Gibran Gak Mau Lapor Polisi

1. Sekolah ditutup sementara selama satu bulan

Walikota Solo, Gibran Rakabuming. IDNTimes/Larasati Rey

Walikota Solo Gibran Rakabuming menegaskan selama PTM berlangsung Pemerintah Kota (Pemkot) melakukan evaluasi, surveillance dan testing acak pada sekolah-sekolah yang mengadakan PTM. Gibran menyebut dari murid yang hasil tes covid nya positif tersebut kebanyakan berasal dari luar kota Solo.

Tak hanya itu, dari keempat SD tersebut, SD Kristen Manahan menjadi klaster terbesar dengan hasil PCR 28 murid positif covid. Saat ini keempat SD tersebut ditutup untuk sementara selama satu bulan, untuk menghindari adanya penularan yang lebih masif.

“Tidak perlu takut, ada yang kita tutup dua minggu ada yang lebih. Mitigasinya kita lakukan testing, tracing termasuk guru, orang tua murid. Nanti kita koordinasikan dengan daerah asal. Sekolah-sekolah lain yang tidak terpapar silahkan PTM terus,” katanya saat ditemui usai pelantikan pengurus KNPI, Senin (18/10/21).

2. Gibran merasa geram

SD Kristem Manahan, Solo. IDNTimes/Larasati Rey

Lebih lanjut, Gibran merasa geram dengan adanya guru yang lalai dalam menerapkan protokol kesehatan. Bahkan Gibran sendiri selalu mengecek dan mengingatkan sekolah untuk tidak melepas masker saat pelajaran maupun di lingkungan sekolah.

“Makanya hati-hati sekali. Saya tiap hari selalu ingatkan, ngecek, rewel ke guru-guru. Masker jangan dilepas, masker jangan diturunkan, sing ngelingke nganti bosen (yang mengingatkan sampai bosan). Kalau sudah seperti ini susah kan,” tegasnya. 

Gibran mengungkapkan, sejak awal hal ini menjadi salah satu resiko dari penyelenggaraan PTM. 

“PTM kita buka ada resikonya, ya ini resikonya. Lha apa meh ora sekolah terus?. Semoga tidak mempengaruhi level 2, akan kita evaluasi terus” tandas Gibran. 

Baca Juga: PTM Semarang Jalan Terus Padahal Ada Kasus COVID-19 Siswa dan Guru 

Berita Terkini Lainnya