TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gibran Bikin Polling Online, Kritik Jam Kick Off Pertandingan Liga 1

Pertandingan malam hari sarat aura negatif

Persis Solo vs Bali United (baliutd.com)

Surakarta, IDN Times - Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka membuat polling atau jajak pendapat melalui akun @gibran_tweet di Twitter. Polling tersebut sebagai bentuk protes terhadap jam kick off pertandingan Liga 1 yang selama ini diadakan terlalu malam.

Baca Juga: Para Suporter Bawa Lilin dan Gelar Aksi Tutup Hidung: Rindu Sepak Bola Damai

1. Pertandingan Malam banyak hal negatif

Selebrasi pemain Persija di Stadion Kanjuruhan, Minggu (28/8/2022). (dok. Persija)

Dalam postingannya Senin (3/10/2022), Gibran mengkritik jadwal kick off pertandingan yang dimulai pada pukul 20.30 WIB. Putra presiden Joko "Jokowi" Widodo tersebut menganggap jadwal tersebut cukup larut malam dan justru banyak menimbulkan hal negatif.

"Itu sebenarnya sudah lama ngobrol sama mas Azrul (mantan CEO Persebaya Surabaya), intinya kalau pertandingan bola jam segitu itu lebih banyak negatifnya," kata Gibran saat ditemui IDN Times, Selasa (4/10/2022).

Gibran mengaku jika sebelumnya banyak suporter yang mengeluhkan jadwal pertandingan Liga 1. Kendati demikian, pihaknya belum menyampaikan secara langsung protes tersebut ke PSSI.

"Ya nanti disampaikan, sebenarnya yang protes (kick off malam) sudah banyak," katanya.

2. Polling Gibran memilih jam kick off Sore

Twitter @gibran_tweett.

Hingga berita ini ditulis, sudah ada 12.701 warganet yang berpartisipasi dalam polling Gibran.

Pada jajak pendapat itu, ia memberikan opsi jam kick off. Yakni mulai dari pukul 15.30 WIB, 19.30 WIB, 20.30 WIB, dan YNTKTS (ya ndak tahu kok tanya saya).

Polling sendiri akan ditutup pukul 23.00 WIB nanti.

"Paling enak pertandingan bola di tv mulai jam berapa?," tulis Gibran di akun twitternya.

Dari hasil polling tersebut, didapat data sebagai berikut;

  • Jam 15.30 WIB sebanyak 51 persen
  • Jam 19.30 WIB sebanyak 16 persen
  • Jam 20.30 WIB sebanyak 2 persen
  • YNTKTS sebanyak 32 persen.

Baca Juga: Psikolog: Suporter Bola dengan Identitas Kelompok Lebih Berbahaya

Berita Terkini Lainnya