TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Batu Angkruk Dieng, Wisata Instagramable Sambut New Normal

Tawarkan panorama dataran tinggi Dieng dari Jembatan Kaca

Istimewa

Wonosobo, IDN Times - Pandemi COVID-19 menjadi pukulan telak bagi industri pariwisata. Namun rencana penerapan new normal membawa angin segar bagi para pelaku industri pariwisata, termasuk pelaku wisata di Wonosobo.

Meskipun saat ini masih dalam masa pembatasan dan belum boleh menerima kunjungan wisatawan, namun para pelaku wisata di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo tak berhenti berkreasi.

Mereka menyiapkan objek wisata baru di kawasan yang dikenal sebagai Negeri di Atas Awan itu. Objek wisata itu bernama Batu Angkruk.

Baca Juga: Temuan Bangunan Kuno di Dieng Ternyata Sebuah Candi

1. Wisata Batu Angkruk sediakan wahana jembatan kaca

Istimewa

Objek wisata di Desa Tieng, Kecamatan Kejajar tersebut disiapkan untuk menawarkan sisi lain keindahan di Dataran Tinggi Dieng kepada para penikmat wisata alam.

Batu Angkruk menyuguhkan spot menarik berupa jembatan kaca di ketinggian yang memungkinkan pengunjung menikmati landscape khas dataran Dieng lebih leluasa.

“Keunggulan dari spot jembatan kaca ini adalah sangat instagramable, alias cocok untuk berfoto karena berada pada titik yang tepat didukung latar belakang indahnya pemandangan alam,” kata Alfan Muthobiq, jurnalis media online yang diundang pada pengenalan objek wisata Batu Angkruk, Rabu (3/6).

Bagi yang takut ketinggian, jembatan kaca tembus pandang tersebut menyajikan tantangan yang memacu adrenalin. Wisatawan bebas menikmati hamparan hijau pepohonan dibawah jembatan.

"Saya yakin wisata ini mampu menarik minat wisatawan saat sudah dibuka secara resmi," ujar dia.

2. Pengelola sudah menerima permintaan kunjungan

Istimewa

Muflichatul Charimah, pengelola Batu Angkruk mengatakan antusiasme  terhadap objek wisata di ketinggian lebih dari 1.700 meter di atas permukaan laut saat ini  terlihat cukup tinggi.

“Kami sudah menerima banyak permintaan kunjungan, namun memang belum bisa kami izinkan karena masih dalam masa pembatasan sosial,” kata dia.

Jika pemerintah kembali membuka akses wisata, perempuan yang akrab disapa Ibu Lich itu menegaskan pihaknya akan menerapkan standar protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Para pengunjung akan diwajibkan mengenakan masker, disediakan fasilitas cuci tangan, serta pembatasan jumlah demi terjaganya jarak (social dan physical distancing).

Menurut Ibu Lich, satu di antara keunggulan dari jembatan kaca berukuran 18.6 x 2.3 meter persegi tersebut adalah para pengunjung bisa menikmati keindahan sunset dan sunrise secara leluasa.

Untuk menjamin keselamatan wisatawan,  jumlah maksimal yang diperbolehkan naik ke jembatan kaca dibatasi hanya 10 orang.

Baca Juga: Temuan Bebatuan di Terminal Dieng Berupa Kemuncak dan Kaki Candi

Berita Terkini Lainnya