Banjir Kembali Terjang Semarang, Ini Daerah yang Terdampak dan Penyebabnya

Pekerjaan pembersihan Kali Tenggang berhenti

Semarang, IDN Times - Banjir kembali menerjang Kota Semarang pada hari Senin (27/11/2023) malam. Kejadian itu mengakibatkan sejumlah wilayah di Ibu Kota Jawa Tengah terdampak. 

1. Berikut daerah yang terdampak banjir

Banjir Kembali Terjang Semarang, Ini Daerah yang Terdampak dan PenyebabnyaBanjir menerjang di sejumlah wilayah Kota Semarang salah satunya Muktiharjo, Selasa (28/11/2023). (IDN Times/bt/Anggun Puspitoningrum)

Wilayah yang terdampak tersebut antara lain di Jalan Parang Sarpo Raya Kelurahan Tlogosari Kulon ketinggian udara kurang lebih 40 cm–60 cm. Kemudian, Jalan Muktiharjo Raya Kelurahan Muktiharjo Lor ketinggian udara kurang 30 cm–50 cm. 

Lalu, Jalan Dongbiru Kelurahan Genuksari ketinggian udara kurang lebih 30 cm–40 cm. Jalan Gebanganom Raya, Kelurahan Genuksari ketinggian udara kurang lebih 50 cm. Selanjutnya di Jalan Padi Raya, Kelurahan Gebangsari ketinggian udara kurang lebih 20 cm - 40 cm.

Jalan Kaligawe (Jembatan tol) ketinggian udara kurang lebih 50 cm–60 cm dan Jalan Kaligawe (Depan Pintu Masuk RSI Sultan Agung) ketinggian udara kurang lebih 60 cm–70 cm. 

Jalan Sidoasih RT 5 RW 4 Genangan Air 20- 40 cm dan Jalan Sendang Indah Muktiharjo Lor kurang lebih 40 cm dan Terminal Terboyo ketinggian kurang lebih 30–40 Cm.

2. Kali Tenggang minta segera dibersihkan

Banjir Kembali Terjang Semarang, Ini Daerah yang Terdampak dan PenyebabnyaBanjir menerjang di sejumlah wilayah Kota Semarang salah satunya Muktiharjo, Selasa (28/11/2023). (IDN Times/bt/Anggun Puspitoningrum)

Melihat hal tersebut, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu langsung melakukan pengamatan ke sejumlah wilayah terdampak banjir di Kota Semarang, Selasa (28/11/2023). Salah satunya di Kelurahan Muktiharjo Lor, Kecamatan Genuk, Kota Semarang. 

“Ini banjir yang kesekian kali terjadi di Muktiharjo Lor. Beberapa pekan lalu kami sudah melakukan rapat koordinasi, bahkan mengundang camat-camat yang wilayahnya terkena dampak. Termasuk membahas pembersihan saluran air di sini,” ungkapnya. 

Perempuan yang akrab disapa Ita ini meminta agar anak Kali Tenggang di Muktiharjo dan Bangetayu ini segera dibersihkan. 

"Di Muktiharjo Lor tahun lalu sudah terjadi banjir. Anak atau saluran di Kali Tenggang saya minta dibersihkan. Karena agak riskan karena berada di samping rel kereta api yang banyak sinyal dan listriknya. Sehingga, penanganannya dilakukan secara manual," ujarnya. 

Baca Juga: Rumah Pompa Semarang Tak Berfungsi, Kaligawe-Genuk Tergenang Banjir

3. Tenaga pembersihan lepas minta bayaran tunai

Banjir Kembali Terjang Semarang, Ini Daerah yang Terdampak dan PenyebabnyaBanjir menerjang di sejumlah wilayah Kota Semarang salah satunya Muktiharjo, Selasa (28/11/2023). (IDN Times/bt/Anggun Puspitoningrum)

Kendati demikian, penanganan yang dilakukan dengan anggaran Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan disepakati menggunakan tenaga harian lepas berhenti di tengah jalan. Ternyata, ada permasalahan terkait pekerjaan yang mandeg karena masalah upah tenaga lepas yang meminta pembayaran dilakukan secara tunai. 

"Nah, hal seperti ini kan yang harus kita konsultasikan dengan inspektorat, karena menggunakan tenaga orang di wilayah sini. Dan ini sifatnya insidentil. Apakah diperlukan tetap buka rekening atau tidak? Dan permasalahan ini justru tidak sampai ke saya," lanjutnya. 

Menurutnya, tenaga lepas yang meminta pembayaran secara tunai adalah hal yang wajar. Karena mereka hanya bekerja membersihkan wilayah tersebut tiga pekan sampai satu bulan saja. 

"Mosok ya harus buka rekening. Pokoknya hari ini sudah harus mulai dibersihkan. Pembayaran urusan saya, bisa saya carikan CSR atau bagaimanalah nanti," tegasnya. 

4. DPU diminta beli pompa portabel tambahan

Banjir Kembali Terjang Semarang, Ini Daerah yang Terdampak dan PenyebabnyaBanjir menerjang di sejumlah wilayah Kota Semarang salah satunya Muktiharjo, Selasa (28/11/2023). (IDN Times/bt/Anggun Puspitoningrum)

Mba Ita menyebutkan, pembersihan ini bersifat insidentil dan harus segera dilakukan. “Tadi kita lihat kan sepanjang Jalan Muktiharjo dan Bangetayu ini kan ketutup semua, dengan eceng gondok, rumput, pohon dan mengomel,” sebutnya.

Ia mengatakan, senang dan pengerukan sedimen akan dilakukan hari ini dengan bantuan armada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menyiapkan truk, sehingga galian bisa langsung dibuang.

Tak hanya itu, Mbak Ita bahkan meminta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk segera bergerak cepat, termasuk pembelian pompa portabel tambahan. Selain itu, Pemkot Semarang terus melakukan upaya dengan mengoptimalkan rumah pompa dan pembersihan-pembersihan drainase dan sungai dari sampah yang menggangu aliran air.

Sementara itu, memasuki musim hujan masyarakat diminta untuk lebih waspada terhadap potensi kerawanan bencana di wilayahnya masing-masing. Khususnya di beberapa wilayah di Kota Semarang, di mana kerawanannya berbeda-beda.

5. DPRD Kota Semarang lakukan koordinasi dengan OPD

Banjir Kembali Terjang Semarang, Ini Daerah yang Terdampak dan PenyebabnyaPemkot Semarang menggelar apel siaga kebencanaan di Balai Kota Semarang, Senin (27/11/2023). (Dok. Pemkot Semarang)

Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Gumilang Febriansyah mengatakan, untuk mengatasi potensi terjadinya bencana masyarakat diminta untuk peduli di lingkungan masing-masing. Ada wilayah yang memiliki potensi bencana banjir, tanah longsor maupun tanah bergerak.

''Untuk potensi bencana banjir, masyarakat ikut diminta menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan, baik di bantaran sungai, di selokan ataupun drainase. Sedangkan tanah longsor maupun bergerak, masyarakat setempat biasanya sudah memahaminya dan lalu bisa dipersiapkan langkah-langkah antisipasinya,'' katanya, Selasa (28/11/2023).

Saat ini DPRD Kota Semarang juga telah melakukan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menghadapi musim hujan. Yakni, mengadakan rapat dengar pendapat dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) serta Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) untuk mengetahui kesiapan mereka. 

Febri mengingatkan, antisipasi awal perlu dilakukan dengan pengerukan sedimentasi saat musim kemarau lalu. Terutama, pengerukan pada sungai-sungai yang memiliki sedimentasi tinggi. 

“Untuk antisipasi musim hujan, meski prediksi curah hujan akan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya,” tandasnya.

Baca Juga: Pemkot Semarang Kebut Perbaikan Drainase untuk Antipasi Banjir

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya