Harganas 2024, Fokus Tekan Angka Stunting dengan Strategi Nasional
![Harganas 2024, Fokus Tekan Angka Stunting dengan Strategi Nasional](https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20240629/anak-stunting-harganas2024-bkkbn-611dafdd14398db3bd4c0cd709183ea5_600x400.jpeg)
Intinya Sih...
- Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, tetap berpijak pada strategi nasional untuk menekan angka stunting.
- Strategi efisien adalah mendiagnosa keluarga berisiko tinggi stunting dan melakukan pencegahan dari ibu hamil dan pranikah.
- Lebih dari 10 ribu Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) berkomitmen untuk mengimplementasikan strategi nasional.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto Wardoyo menyampaikan tetap berpijak pada strategi nasional untuk menekan angka stunting.
1. Mengintervensi faktor sensitif dan spesifik
“Ada dua, bagaimana kita mengintervensi faktor sensitif dan spesifik. Keduanya harus simultan dijalankan. Secara khusus, strategi yang paling efisien adalah mendiagnosa dengan tepat,” ungkapnya pada peringatan puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024 di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/6/2014).
Melalui strategi itu akan dapat diketahui keluarga yang berisiko tinggi stunting, bayi yang stunting. Sekaligus, dapat melakukan pencegahan stunting dari ibu hamil dan pranikah.
Baca Juga: Tekan Angka Stunting, BKKBN Kumpulkan Hasil Timbangan Bayi di Posyandu
2. TPPS implementasikan strategi nasional
Editor’s picks
Hasto menuturkan, lebih dari 10 ribu Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) berkomitmen untuk mengimplementasikan strategi nasional.
“Kita melakukan sosialisasi dan edukasi, dan juga sudah melakukan pendataan untuk gerakan serentak intervensi dan juga percepatan penurunan stunting. Hari ini penimbangan, dan pendataan tinggi badan, pengukuran sudah mencapai 92,29 persen di seluruh Indonesia,” jelasnya.
3. Perbedaan SKI dan E-PPGBM akan terjawab
Dengan demikian, perbedaan antara Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 dan Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang dipertanyakan para kepala daerah dapat segera terjawab.
“Insya Allah dalam waktu dekat akan dilakukan verifikasi dan validasi (verval) terhadap data yang bapak ibu kepala daerah berikan, dan segera angka tersebut akan diselesaikan,” tandasnya.
Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Harganas, Kota Semarang Usung Konsep Tangani Stunting