Pemkot Surakarta Bantah ada Warga Solo Meninggal Karena Leptospirosis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surakarta, IDN Times - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta bantah ada warganya yang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit leptospirosis.
Pasien berusia 60 tahun berinisial SJ tersebut sebelumnya dirawat di rumah sakit karena diduga terkena leptospirosis. Pasien mengalami gejala di antaranya panas, nyeri otot, dan mual muntah.
1. Gejala sama dengan leptospirosis
Pihak DKK Surakarta menyebutkan meski terdapat gejala yang sama dengan Leptospirosis, namun berdasarkan hasil pengecekan laboratorium, penyebab meninggalnya warga tersebut bukan karena Leptospirosis.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Surakarta Tenny Setyoharini mengakui memang ada pasien yang masuk ke salah satu rumah sakit di Solo dengan status suspek leptospirosis.
"Tetapi hasil labnya negatif, mungkin karena gejalanya mirip," katanya dilansir dari Antara, Senin (25/3/2024).
2. Tahun lalu ada empat warga Solo meninggal karena Leptospirosis
Editor’s picks
Meski terbukti negatif terjangkit bakteri leptospira, DKK Solo meminta masyarakat mewaspadai penyakit tersebut mengingat tahun lalu ada empat warga di Solo meninggal dunia akibat penyakit yang sama.
"Harapannya masyarakat menjaga lingkungan agar lebih bersih, tidak membuat tikus bersarang di lingkungan rumah kita, kalau habis beraktivitas cuci tangan pakai sabun dan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit yang tidak diinginkan," katanya.
Penyakit leptospirosis ditularkan oleh air kencing binatang yang mengandung bakteri leptospira.
"Bakteri ini bisa masuk dari luka di tangan atau kaki saat kontak dengan air atau media yang tercemar kencing tikus yang ada leptospiranya," katanya.
3. Awalnya dikira DBD
Camat Banjarsari Beni Supartono Putro mengatakan informasi yang diterima oleh pihak kecamatan awalnya pasien tersebut menderita demam berdarah dengue (DBD).
"Terus tindak lanjutnya katanya ada temuan leptospirosis," katanya.
Terkait hal itu, ia mengimbau masyarakat agar hati-hati terhadap binatang yang membawa bakteri tersebut.
"Itu kan penyebabnya bukan hanya tikus, yang lain juga harus diwaspadai. Makan juga harus higienis," katanya.