Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Harga Sayur Naik, Bawang Putih Tembus Rp40 Ribu di Pasar Semarang

Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang melakukan sidak pantauan harga di Pasar Peterongan Semarang, Rabu (5/7/2023). (IDN Times/bt)

Semarang, IDN Times - Harga sejumlah komoditas sayur mengalami kenaikan yang cukup signifikan di pasar tradisional Kota Semarang. Kondisi itu terpantau saat Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang melakukan sidak di Pasar Peterongan.

1. Harga komoditas pokok dan sayur naik

Ilustrasi wirausaha di pasar tradisional (IDN Times)

Komoditas sayur yang mengalami kenaikan adalah sayur yang masuk dalam pangan strategis. Adapun, jenisnya seperti cabai, bawang merah dan bawang putih. Kemudian, wortel dan tomat juga mengalami kenaikan.

Pada pantauan di Pasar Peterongan, Rabu (5/7/2023), harga bawang putih Rp40 ribu per kilogram, bawang merah di kisaran Rp35 ribu—Rp38 ribu per kilogram.

Kemudian, cabai merah keriting Rp25 ribu—Rp30 ribu per kilogram, cabai rawit merah Rp25 ribu—Rp30 ribu per kilogram. Sedangkan, wortel di harga Rp13 ribu—Rp16 ribu per kilogram.

2. Kenaikan harga terjadi sebelum Iduladha

Ngaizatun saat menata sayuran nya di lapak Pasar Karangayu Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Kenaikan harga komoditas pokok dan sayur tersebut terjadi sejak sebelum Hari Iduladha. Misalnya, harga bawang putih semula Rp25 ribu per kilogram, bawang merah sebelumnya Rp30 ribu. Lalu, wortel semula Rp14 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengatakan, pihaknya tidak menyangkal adanya kenaikan harga dari beberapa komoditas pangan di Pasar Peterongan.

“Ada masalah klasik yang sering ditemukan di pasar tradisional, khususnya di Pasar Peterongan. Yakni, perbedaan harga di dalam pasar dan di luar pasar. Perbedaan harga antara di dalam dan di luar pasar ini berkaitan dengan ongkos angkut barang,” ungkapnya, Rabu (5/7/2023).

3. Harga di Semarang masih normal

Ilustrasi pasar tradisional (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Sehingga, lanjut dia, harga di luar Pasar Peterongan harganya jauh lebih murah. Sedangkan, kalau yang di dalam pasar lebih mahal karena ada ongkos angkut.

Adapun, harga komoditas di Pasar Peterongan jika dibandingkan dengan harga acuan dari Badan Pangan Nasional, masih dalam taraf normal.

“Secara umum, harga di pasar Peterongan tidak terlalu tinggi dengan rata-rata pasar di Kota Semarang. Kemudian, kami bandingkan juga dari harga acuan Badan Pangan Nasional, ternyata harga di Kota Semarang masih di bawah harga acuan, masih jauh. Artinya harga sebenarnya masih normal, memang ada tren kenaikan, tetapi masih di bawah harga acuan tadi,” jelas Bambang.

4. Gagas ubah manajemen untuk suplai komoditas

Ilustrasi pasar tradisional (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Selanjutnya, Dinas Ketahanan Pangan akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan untuk menyelesaikan masalah ini. Salah satu hal yang menjadi sorotannya adalah mengenai pentingnya perubahan manajemen untuk suplai komoditas ke pasar-pasar rakyat di Kota Semarang.

“Besok saya akan coba koordinasikan dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan. Mungkin perlu ada perubahan manajemen untuk suplai komoditas di pasar-pasar rakyat di Kota Semarang. Mereka kan selama ini kulakannya di pasar induk, coba nanti kami akan gandeng Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Supaya harga di kota Semarang tidak dimainkan dengan harga pasar,” tandasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
ANGGUN PUSPITONINGRUM
EditorANGGUN PUSPITONINGRUM
Follow Us