Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jejak Visual PFI Semarang: Foto Jurnalistik sebagai Penanda Zaman

WhatsApp Image 2025-09-12 at 17.13.16 (1).jpeg
Fotografer Beawiharta berbicara saat diskusi Jejak Visual Penanda Zaman yang diadakan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Semarang melalui program Semarang Punya Cerita #Kelas 1 di Rumah Pohan, Kota Semarang, Jumat (12/9/2025). (Dok. PFI Semarang)
Intinya sih...
  • Foto sebagai catatan sejarah dan bahasa universal
  • Dokumentasi publik dan keselamatan jurnalis
  • Komitmen menjaga ingatan kolektif melalui fotografi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Foto bukan sekadar gambar, tetapi juga catatan sejarah. Pesan itulah yang mengemuka dalam diskusi bertajuk Jejak Visual Penanda Zaman yang digelar Pewarta Foto Indonesia (PFI) Semarang melalui program Semarang Punya Cerita #Kelas 1 di Rumah Pohan, Kota Semarang, Jumat (12/9/2025). Acara tersebut menghadirkan fotografer senior Beawiharta, dengan moderator Aris Mulyawan, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang.

1. Visual sebagai bahasa universal

IMG_3515.jpeg
Fotografer Beawiharta (kanan) berbicara saat diskusi Jejak Visual Penanda Zaman yang diadakan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Semarang melalui program Semarang Punya Cerita #Kelas 1 di Rumah Pohan, Kota Semarang, Jumat (12/9/2025). (IDN Times/Dhana Kencana)

Beawiharta, yang pernah berkarier panjang di Reuters dan kini aktif di proyek independen mengatakan, foto memiliki peran vital di tengah derasnya arus informasi digital.

“Visual hari ini sudah menjadi bahasa yang lebih kuat dibanding tulisan. Kalau dulu orang butuh narasi panjang, sekarang cukup poin singkat soal kapan, di mana, siapa, dan apa yang terjadi. Selebihnya, biarkan gambar yang berbicara,” jelasnya.

Ia mencontohkan bagaimana dalam situasi kerusuhan, sebuah foto bisa menyampaikan makna mendalam meski hanya diberi keterangan sederhana.

Caption itu fungsinya pembatas. Lokasi, subjek, waktu, peristiwa—cukup. Sisanya biar visual yang bercerita,” tambahnya.

2. Dokumentasi publik dan keselamatan jurnalis

WhatsApp Image 2025-09-12 at 17.13.16.jpeg
Fotografer Beawiharta (kanan) berbicara saat diskusi Jejak Visual Penanda Zaman yang diadakan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Semarang melalui program Semarang Punya Cerita #Kelas 1 di Rumah Pohan, Kota Semarang, Jumat (12/9/2025). (Dok. PFI Semarang)

Menurut Beawiharta, foto jurnalistik bukan sekadar dokumentasi personal (dokumenter), tetapi bagian dari arsip publik yang penting. Namun, ia mengingatkan jurnalis foto untuk selalu mempertimbangkan keselamatan.

“Tidak semua rusuh harus kita datangi, tidak semua peristiwa harus kita potret. Ada bahaya yang mesti diukur. Kita perlu mapping, menghitung mana yang layak diliput dan mana yang lebih baik dilepas,” tuturnya.

Ia juga menekankan pentingnya konsistensi dalam proyek jangka panjang. Misalnya, memotret kereta api hari ini lalu mengulang 10 atau 20 tahun mendatang untuk melihat perubahannya.

“Dulu kereta penuh pedagang asongan, panas, berdesakan. Sekarang lebih wangi, nyaman, berkelas. Perubahan itu jadi penanda zaman bila kita konsisten mendokumentasikannya,” ungkapnya.

3. Komitmen menjaga ingatan kolektif

WhatsApp Image 2025-09-12 at 17.13.17 (1).jpeg
Diskusi Jejak Visual Penanda Zaman yang diadakan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Semarang melalui program Semarang Punya Cerita #Kelas 1 di Rumah Pohan, Kota Semarang, Jumat (12/9/2025). (Dok. PFI Semarang)

Sekretaris PFI Semarang, Aprillio Akbar menyatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari komitmen organisasi untuk menghadirkan ruang edukasi dan berbagi pengalaman.

"Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas pewarta foto, memperluas wawasan masyarakat, dan menegaskan fotografi sebagai sarana dokumentasi sejarah sekaligus refleksi sosial. Dengan begitu, PFI Semarang tidak hanya menjalankan fungsi pers sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai penjaga ingatan kolektif masyarakat," ucapnya usai acara.

Diskusi tersebut, imbuhnya, diharapkan mampu memberikan perspektif baru bagi para jurnalis, fotografer, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum tentang peran vital fotografi. Foto tidak sekadar hasil tangkapan kamera, melainkan medium yang menyimpan memori kolektif, merefleksikan perubahan sosial, dan menjadi penanda abadi perjalanan sebuah zaman.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Pemkot Solo Jadikan Roblox Sebagai Ekstrakurikuler, 500-an Murid Daftar

12 Sep 2025, 23:18 WIBNews