Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pedagang Pasar Karangayu Berharap Dapat Pasokan Cabai dari Bali

Pedagang Pasar Karangayu Semarang saat melayani pelanggannya. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Pedagang Pasar Karangayu Semarang saat melayani pelanggannya. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Semarang, IDN Times - Sejumlah pedagang sayuran Pasar Karangayu Semarang menyarankan kepada Pemkot dan Pemprov Jawa Tengah untuk berinisiatif mencari pasokan cabai ke sejumlah daerah untuk menekan lonjakan harga. Mereka menyarankan supaya Pemprov mengambil pasokan cabai dari Provinsi Bali. 


"Saran saya mendingan pemerintah suruh keluarkan cadangan pasokan cabai dari Bali. Kalau dari Bali pasti harganya murah," kata seorang pedagang cabai Pasar Karangayu Semarang, Royati kepada IDN Times, Selasa (4/3/2025). 

1. Tidak ada pasokan cabai dari Bandungan

Ilustrasi cabai yang dijual di pasar (IDN Times/Muhammad Nasir)
Ilustrasi cabai yang dijual di pasar (IDN Times/Muhammad Nasir)

Saat ini harga cabai rawit setan di Pasar Karangayu dibanderol Rp100 ribu per kilogram, cabai keriting hijau dibanderol Rp35 ribu, keriting merah dijual Rp80 ribu, teropong hijau dijual Rp40 ribu. 

Selain itu harga kentang ukuran besar juga naik menjadi Rp22 ribu per kilogram, bawang merah juga naik jadi Rp50 ribu dan bawang putih kating menjadi Rp50 ribu. 

Ia memastikan naiknya harga mayoritas bahan pokok terjadi sejak tahun baru kemarin. Bahkan pasokan cabai yang ia dapatkan dari Bandungan Ungaran kini kian menipis. 

"Cabai mahal karena puso. Saya biasanya dapat kiriman 10 kilogram dari Bandungan. Sekarang gak ada barangnya. Kalau bawang ambil dari Brebes. Tapi juga banyak yang puso," cetusnya. 

2. Pedagang ngaku kondisi ekonomi kian ngeri

Ilustrasi cabai (IDN Times/ Riyanto)
Ilustrasi cabai (IDN Times/ Riyanto)

Isanurmudin, seorang pedagang sayuran lainnya di Pasar Karangayu juga mengakui kondisi perekonomian di pasar mengalami situasi terburuk sejak tahun 1975.

"Ngeri ini karena situasi ekonomi sulit. Semua komponen naik semua. Di tempat kami rawit setan juga Rp100 ribu. Kalau ada yang beli Rp5.000 dapatnya lima biji," keluhnya. 

3. Distanbun: Harusnya surplus cabai rawit dan keriting

Harga cabai rawit di Tulungagung juga naik. IDN Times/ Bramanta Pamungkas
Harga cabai rawit di Tulungagung juga naik. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Terpisah, Kabid Holtikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Ani Mulyani memperkirakan dengan luas tanam akhir pada Desember 2024 14.662,36 hektare, maka hasil produksi cabai rawit wilayah Jawa Tengah total prognosanya pada Januari 2025 sebanyak 12.752,76 ton.

Sedangkan untuk luasan tanam akhir atau standing crops pada komoditas cabai keriting per Desember 2024 adalah 9.636,32 hektare. Sehingga prognosa produksi pada Januari 2025 diperkirakan 14.320,25 ton. 

"Berdasarkan analisa standing crop tersebut maka Jawa Tengah pada kondisi normal seharusnya mengalami surplus cabai rawit merah 296,76 ton dan surplus cabai rawit keriting 4.093,25 ton," akunya kepada IDN Times. 

4. Panen bawang diperkirakan 95 ribu ton

ilustrasi bawang putih (pixabay.com/PublicDomainPictures)
ilustrasi bawang putih (pixabay.com/PublicDomainPictures)

Adapun untuk komoditas bawang merah, tambahnya ada luasan tanam akhir per Desember 2024 adalah 11.931,61 hektare. Sehingga prognosa produksi pada Januari 2025 diperkirakan 95.452,88 ton. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Bandot Arywono
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Update Longsor Cilacap: 2 Korban Ditemukan, Total 18 Tewas

18 Nov 2025, 19:00 WIBNews