Surakarta, IDN Times – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir memberikan amanat dalam pengukuhan lima guru besar baru Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan, Kamis (28/8/2025).
UMS Kukuhkan 5 Guru Besar, Ini Pesan Hader Nashir

Intinya sih...
Haedar Nashir menegaskan peran guru besar sebagai pembawa tanggung jawab moral dan sosial.
Bertambahnya jumlah guru besar di UMS menjadi motivasi bagi para dosen untuk meningkatkan jabatan fungsional.
Kepala LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah menekankan pentingnya percepatan pengajuan jabatan akademik sebelum regulasi baru memperketat selektivitas pada 2026.
1. Memperkuat peran universitas.
Dalam amanatnya, Haedar Nashir, menegaskan bahwa guru besar tidak hanya identik dengan gelar akademik tertinggi, tetapi juga membawa tanggung jawab moral dan sosial sebagai guru kehidupan.
“Ilmu pada tingkat tertinggi harus memberi kemanfaatan terbesar. Seperti sabda Nabi, amal manusia terputus kecuali tiga hal: sedekah jariyah, doa anak sholeh, dan ilmu yang bermanfaat. Maka guru besar sejatinya adalah sosok yang menghadirkan ilmu yang mencerahkan, membebaskan, dan memberdayakan kehidupan umat manusia,” ungkapnya.
Haedar berharap dengan bertambahnya guru besar di UMS dapat memperkuat peran universitas sebagai pusat keunggulan akademik, riset, pengabdian masyarakat, serta pengembangan Islam Berkemajuan.
“Gelar akademik bukan sekadar simbol kehormatan, tetapi amanah untuk melahirkan generasi bangsa yang beriman, berilmu, berakhlak mulia, dan mampu membawa perubahan menuju peradaban yang lebih baik,” tegasnya.
2. Menjadi motivasi para dosen.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Rektor I UMS, Prof. Ihwan Susila, menyampaikan rasa syukur dan bangga atas bertambahnya jumlah profesor di UMS.
“Pagi hari ini kita dianugerahi Allah SWT lima profesor baru di bidang ekonomi, engineering, kesehatan, dan pendidikan. Ini bukan hanya kebahagiaan UMS, tetapi juga kebanggaan Jawa Tengah dan bangsa Indonesia. Karena guru besar adalah pilar utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan di universitas,” ujarnya.
Ihwan menegaskan, pencapaian ini tidak hanya menjadi motivasi bagi para dosen UMS untuk terus meningkatkan jabatan fungsional, tetapi juga sebagai energi baru bagi universitas dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
3. Deretan guru besar yang akan dikukuhkan.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah, Prof. Dr. Ir. Aisyah Endah Palupi, turut memberikan ucapan selamat sekaligus pesan penting. Menurutnya, pengukuhan ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal untuk menancapkan bendera keilmuan di bidang masing-masing.
“Ini awal untuk mengajak civitas academica, baik S1, S2, maupun S3, agar penelitian semakin mengerucut pada bidang kepakaran bapak ibu guru besar. Kami mencatat UMS kini memiliki 55 guru besar aktif. Tugas kami adalah terus mengawal agar lebih banyak doktor di UMS yang siap melanjutkan ke jenjang guru besar,” tuturnya.
Kepala LLDIKTI Wilayah VI itu juga menekankan pentingnya percepatan pengajuan jabatan akademik sebelum regulasi baru memperketat selektivitas pada 2026. Ia berharap UMS dapat terus menambah jumlah guru besar di periode-periode berikutnya.
Adapun lima Guru Besar yang dikukuhkan adalah:
1. Prof. Muhammad Mujiburohman, S.T., M.T., Ph.D – Guru Besar bidang Teknologi Separasi.
2. Prof. Muhammad Sholahuddin, S.E., M.Si., Ph.D – Guru Besar bidang Akuntansi dan Analisis Bisnis.
3. Prof. Dr. Yuli Kusumawati, SKM., M.Kes – Guru Besar bidang Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
4. Prof. Dr. Minsih, S.Ag, M.Pd – Guru Besar bidang Pendidikan Inklusi.
5. Prof. Ir. Herry Purnama, M.T., Ph.D – Guru Besar bidang Teknologi Bersih dan Pengolahan Limbah.