TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

80 Persen Spesies Asing Invasif Pengaruhi Kehidupan Manusia

Makin memperburuk dampak perubahan iklim

Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopticus pembawa virus dengue. pixabay.com/Pexels

Semarang, IDN Times - Spesies asing invasif, berupa hewan, tumbuhan, atau organisme lain memperburuk dampak perubahan iklim.

Keberadaan mereka berdampak terhadap 60 persen kepunahan tumbuhan dan hewan secara Global. Lebih jauh lagi berimbas pada 80 persen kehidupan manusia yang bergantung terhadap alam. Seperti masyarakat adat dan masyarakat lokal, etnis minoritas, migran, masyarakat pedesaan dan perkotaan yang miskin.

1. Memperkuat sains dan kebijakan

ilustrasi keanekaragaman hayati (unsplash.com/Tania Malréchauffé)

Temuan itu diketahui dari sidang para peneliti Intergovernmental Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) dari 143 negara, sejak 28 Agustus 2023--4 September 2023 di Bonn, Jerman. Di sidang itu, mereka merilis Laporan Penilaian Spesies Asing Invasif dan Pengendaliannya.

IPBES merupakan badan antarpemerintah independen yang didirikan untuk memperkuat sains dan kebijakan untuk keanekaragaman hayati dan ekosistem.

Cara kerja IPBES mirip dengan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), badan sains iklim milik PBB. Namun, IPBES tidak berada di bawah PBB.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Siberian Ibex, Mamalia dengan Ukuran Tanduk Raksasa!

2. Invertebrata menjadi spesies asing invasif terbanyak

ilustrasi mikroba (pcimag.com)

Menurut laporan tersebut, jumlah spesies asing--yang diperkenalkan ke wilayah baru melalui aktivitas manusia--telah meningkat selama berabad-abad terakhir.

Keberadaan mereka yang berdampak negatif terhadap keanekaragaman hayati, ekosistem, dan spesies lokal dianggap sebagai spesies asing invasif. Jumlahnya meliputi.

  • Tanaman asing (6 persen)
  • Invertebrata asing (22 persen)
  • Vertebrata asing (14 persen)
  • Mikroba asing (11 persen).

3. Ada ribuan spesies asing invasif

Ilustrasi kepiting segar (pexels.com/John Chase)

Masih dari laporan itu, tercatat lebih dari 37 ribu spesies asing diketahui sudah mapan, termasuk lebih dari 3.500 spesies asing invasif, juga telah tercatat di seluruh dunia.

"Perubahan iklim dapat mempengaruhi penyebaran spesies invasif melalui pergeseran wilayah jelajah spesies. Iklim merupakan faktor penting yang menentukan di mana suatu spesies dapat ditemukan di lingkungan terbuka. Ketika spesies invasif terbentuk dan menyebar di area baru, mereka sering membawa dampak buruk. Jadi, untuk spesies invasif seperti cheatgrass, yang diketahui," kata Peneliti Pascadoktoral Universitas Massachusets Amherst, Emily Fusco, dilansir keterangan resminya kepada IDN Times, Kamis (7/9/2023).

4. Spesies asing invasif pengaruhi seluruh elemen kehidupan

ilustrasi eceng gondok (pixabay.com/eera5607)

Pada laporan itu, spesies-spesies asing invasif yang berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan manusia antara lain:

  • Kepiting pantai Eropa (Carcinus maenas) yang berdampak pada kerang-kerangan komersial di New England atau kerang palsu Karibia (Mytilopsis sallei) yang merusak sumber daya perikanan lokal yang penting di Kerala, India. Spesies asing invasif tersebut mengurangi pasokan makanan di habitat tersebut
  • Spesies nyamuk asing yang invasif adalah Aedes albopictus dan Aedes aegypti yang menyebarkan penyakit seperti malaria, Zika, dan Demam Berdarah Dengue. Spesies asing invasif tersebut merusak kesehatan
  • Eceng gondok (Pontederia crassipes) di Danay Victoria, Afrika Timur telah menyebabkan menipisnya jumlah ikan nila, sehingga berdampak pada perikanan lokal. Spesies asing invasif tersebut memengaruhi mata pencaharian masyarakat setempat
  • Berang-berang Amerika Utara (Castor canadensis) dan Tiram Pasifik (Magallana gigas) mengubah ekosistem dengan perubahan habitat, yang menjadi dampak berantai pada spesies asli. Spesies asing invasif tersebut berdampak negatif dan mempengaruhi habitat alami.

Baca Juga: 5 Fakta Kucing Marmer, Spesies Langka yang Terancam Punah

Berita Terkini Lainnya