Kelas Atas Makin Riuh, Forki Jateng Pantau Atlet Pra Porprov

- Kualifikasi Pra Porprov Jateng 2025 menjadi seleksi krusial untuk tampil di Porprov 2026 mendatang.
- Pertandingan kelas atas karate semakin ketat, menjadi ajang pembuktian bagi atlet-atlet terbaik dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
- Karate tetap menjadi daya tarik besar bagi penonton, terbukti dari antusiasme penonton yang memadati tribun pada hari terakhir pelaksanaan pertandingan.
Semarang, IDN Times - Suasana GOR Wujil, Kabupaten Semarang, Minggu (7/9/2025) benar benar memanas. Kejuaraan Pra Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah 2025 cabang olahraga karate memasuki pertandingan kelas kelas bergengsi yang menjadi penentu bagi para karateka untuk mengamankan tiket menuju Porprov 2026.
Dari sektor putri, partai kumite mempertandingkan kelas under 61 kg, -68 kg, dan +68 kg. Sementara dari sektor putra digelar pertandingan sengit di kelas -60 kg, -67 kg, -75 kg, serta +84 kg. Atmosfer kompetisi semakin terasa karena hampir semua nomor diisi atlet andalan daerah.
Sehari sebelumnya, Jumat (6/9/2025), sejumlah nomor telah rampung dipertandingkan. Beberapa di antaranya adalah kata beregu putra-putri, kumite -50 kg putri, -55 kg putra, -55 kg putri, serta -84 kg putra.
1. Bibit atlet karate merata di Jawa Tengah

Ketua pelaksana Febryan Gede Saputro menyebutkan babak kualifikasi yang digelar sejak Jumat - Minggu (5-7/9/2025) bahwa ajang ini tidak hanya untuk kompetisi, melainkan seleksi krusial untuk bisa tampil di Porprov 2026 mendatang.
Sementara Tim Binpres Forki Jateng M. Anas menambahkan bahwa Forki Jateng juga berkomitmen untuk memantau bibit karateka di Jawa Tengah. Ia juga menyebut bila bibit bibit atlet sudah merata di seluruh Jawa Tengah, terutama Kabupaten Semarang, Kabupaten Jepara, Kota Surakarta, Purbalingga, dan Kabupaten Grobogan
"Pra Porprov ini menjadi pintu masuk bagi atlet atlet terbaik untuk merebut tiket tampil di Porprov Jateng 2026 mendatang, selain itu juga menjadi tolak ukur pembinaan karate daerah, dari sini kita bisa melihat siapa saja bibit baru yang siap naik ke level lebih tinggi,"ujarnya.
2. Ajang pembuktian

Dengan bergulirnya pertandingan kelas atas, tensi persaingan semakin ketat. Setiap daerah menurunkan atlet terbaiknya agar bisa memastikan kuota menuju Porprov 2026 di Semarang Raya.
Pra Porprov Karate Jateng 2025 pun tidak hanya menjadi panggung perebutan tiket, tetapi juga menjadi ruang pembuktian. Dari tribun, semangat penonton terus mengalir, seakan menjadi bahan bakar bagi para karateka yang tampil di arena.
"Ini bukti karate masih punya magnet besar di Jawa Tengah. Dukungan penonton luar biasa, dan ini yang bikin para atlet semakin siap bersaing," tambah M. Anas.
3. Karate tetap menjadi magnet bagi penonton

Hari terakhir pelaksanaan justru menjadi puncak antusiasme. Tribun penonton dipadati oleh pendukung dari berbagai kabupaten/kota. Suasana riuh terdengar sepanjang laga, terutama ketika atlet unggulan turun ke arena.
Sorakan paling heboh datang dari barisan suporter tim Surakarta. Mereka membawa spanduk, drum kecil, hingga yel yel khas untuk menyemangati karateka Solo yang bertanding.
"Kami datang rombongan naik bus sejak pagi, pokoknya harus all out dukung anak anak Solo, mereka latihan keras, jadi kami juga harus kasih semangat penuh,"ujar Siti Kurnia, salah satu pendukung asal Surakarta.
Tak hanya penonton, para atlet pun merasakan euforia. Fikri, karateka kelas -67 kg asal Tegal mengaku lebih termotivasi saat mendengar sorakan penonton.
"Atmosfernya luar biasa beda rasanya ketika tribun penuh, deg degan iya, tapi justru jadi energi tambahan,"katanya usai bertanding.