Semarang 10K Jadi Magnet Pelari Mancanegara dan Daya Ungkit Ekonomi

- Lomba lari Semarang 10K menarik pelari dari dalam dan luar negeri.
- Ajang ini menjadi magnet ekonomi bagi Ibu Kota Jawa Tengah.
- Prestasi ajang ini terus meningkat setiap tahunnya.
Semarang, IDN Times - Lomba lari Semarang 10K berhasil kembali menjadi magnet para pelari tidak hanya dari Kota Semarang, tapi juga dari seluruh Indonesia hingga mancanegara. Bahkan, ajang yang digelar secara rutin tiap tahun ini mampu menjadi daya ungkit ekonomi Ibu Kota Jawa Tengah.
1. Warga negara Kenya ikut Semarang 10K

Hal itu tampak saat acara berlangsung pada Minggu (14/12/2025). Ribuan pelari sudah berkumpul di Jalan Pemuda depan Balai Kota Semarang sejak usai Subuh. Mereka sudah mengenakan pakaian olahraga dengan perlengkapan penunjang untuk mengikuti lomba lari.
Dari wajah mereka tampak antusias untuk segera berlari mengelilingi sejumlah ruas jalan sambil melintasi spot wisata seperti Simpang Lima hingga kawasan Kota Lama Semarang. Begitu senapan dan bendera diangkat mereka langsung berlari dengan semangat.
Hampir 3.000 pelari yang berpartisipasi, dari ribuan orang itu ada tiga warga negara Kenya, Afrika Timur yang bergabung dalam Semarang 10K. Kemudian dari Indonesia, peserta terjauh ada dari Kutai Timur, Tapanuli Utara, Sawah Lunto, Solok, hingga Belitung.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengatakan, antusiasme masyarakat mengikuti Semarang 10K sangat tinggi. Meskipun sudah ditambah kuota hingga 3.000 peserta, masih banyak warga yang belum mendapatkan kesempatan untuk ikut lomba lari ini.
2. Wali kota minta kuota peserta ditambah

Menurut dia, tingginya minat masyarakat tersebut menunjukkan bahwa warga Kota Semarang memiliki kebutuhan besar terhadap ruang-ruang aktivitas publik yang sehat, inklusif, dan membanggakan kota sendiri.
“Banyak yang menyampaikan ke saya tidak kebagian slot. Itu artinya event seperti ini memang dibutuhkan masyarakat. Karena itu, saya sudah menyampaikan agar kapasitas bisa ditambah pada tahun depan,” ungkapnya usai acara.
Selanjutnya, ajang lari bergengsi ini tidak hanya menghadirkan olahraga massal yang tertib dan aman, tetapi juga menjadi daya ungkit ekonomi dan pariwisata Kota Semarang.
Agustina menilai, Semarang 10K menjadi penggerak sport tourism yang nyata. Berdasarkan pengamatan di lapangan, sekitar separuh peserta berasal dari luar Kota Semarang.
3. Pelaku usaha rasakan dampak positif

“Mereka datang minimal dari malam sebelumnya, menginap, makan, belanja, dan menikmati suasana Kota Lama. Kalau hari ini belum sempat menjelajah, setidaknya mereka mendapat pengalaman tentang betapa indahnya Kota Lama di sore hari. Ini pergerakan ekonomi yang langsung dirasakan,” jelasnya.
Dampak tersebut dirasakan pelaku usaha lokal, mulai dari hotel, kuliner, transportasi, hingga UMKM di sekitar kawasan Kota Lama. Menurut dia, inilah contoh bagaimana event olahraga bisa menjadi instrumen pembangunan ekonomi kota yang berkelanjutan.
Pemerintah Kota Semarang, lanjut Agustina, membuka diri untuk mendukung penyelenggaraan berbagai event serupa, baik lari jalan raya, trail run, maupun kegiatan olah raga lainnya, selama memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
“Event seperti ini bukan hanya soal lomba, tapi menggerakkan ekonomi. Kalau ada komunitas atau pihak yang ingin menggelar event di Kota Semarang, silakan hubungi Pemkot. Kami siap mendukung,” tandasnya.
4. 50 persen peserta dari luar Semarang

Sementara itu, General Manager Event Kompas, Budhi Sarwiadi, menjelaskan bahwa dari total 3.000 peserta terdaftar, sebanyak 2.935 pelari benar-benar turun ke lintasan, ditambah 100 peserta kategori Kids Run. Dari sisi keselamatan, pelaksanaan berjalan aman dan terkendali.
“Dari sisi medis juga aman. Ada dua peserta yang sempat dirujuk ke rumah sakit untuk pemulihan, namun kondisinya stabil dan tidak ada kasus serius,” terangnya.
Budhi juga menyebut sekitar 50 persen peserta berasal dari luar Kota Semarang dan sebagian besar sudah datang sejak Jumat (12/12/2025), sehingga menginap minimal dua hari bersama keluarga. Hal ini memperkuat dampak ekonomi langsung bagi Kota Semarang.
Terkait usulan penambahan kuota peserta tahun depan, Budhi menyampaikan pihak penyelenggara akan melakukan kajian mendalam dengan mempertimbangkan kenyamanan pelari dan daya dukung kawasan Kota Lama.
“Penambahan peserta harus tetap menjaga kualitas lomba. Jangan sampai terlalu padat dan mengurangi pengalaman berlari,” pungkasnya.



.jpg)





.jpg)



