Suporter Pasoepati beri dukungan Persis Solo di Piala Presiden 2022. (IDN Times/Larasati Rey)
Salah satu pendiri Pasoepati, Mayor Haristianto menyambut baik islah yang dilakukan ketiga suporter tersebut. Ia mengaku sudah menunggu momen perdamaian sejak 22 tahun yang lalu.
"Saya mengucap syukur ya, atas perdamaian itu, saya pribadi menunggu selama 22 tahun, ini saya berbangga, senang," ungkapnya saat dihubungi IDN Times, Rabu (5/10/2022).
Mayor mengatakan awal mula suporter Jogja dan Solo bertikai, bermula pada pertandingan di Stadion Mandala Krida Yogyakarta pada tahun 2000 lalu.
" Kami pernah bertikai pernah rusuh tahun 2000 di Stadion Mandala Krida Yogyakarta. Kami merasakan teman-teman kami sekitar 20 ribu Pasoepati dari Solo ke Jogja tapi belum diterima dirusuhin. Karena pada saat itu tim PSIM memang sudah degradasi artinya sudah tidak ada penonton Jogya yang hadir, akhirnya mereka tersisih. Karena ada 20 ribu kostum merah-merah bisa menguasai Stadion Mandala Krida dan bisa menduduki Stadion Mandala Krida, kemungkinan dia kecewa gitu marah, dan mereka melempari kami dari luar stadion, akhirnya saat itu sepak bola tertunda. Dan itu yang menjadi kami dengan jogja tidak akur," jelasnya.