7 Pemain Muda Jepang Alumni J1 League yang Bermain di Klub Top Eropa

2. Yukinari Sugawara

Yukinari Sugawara adalah bek muda berbakat yang dimiliki oleh Jepang. Pemain yang masih berusia 22 tahun ini menimba ilmu sepak bola di akademi pemain muda Nagoya Grampus.

Kemudian ia menjalani debut di tim utama Nagoya Grampus (J1 League) pada 24 Februari 2018 saat berhadapan dengan Gamba Osaka. 

Pada musim panas 2019, Sugawara kemudian memutuskan untuk merantau ke Eropa dengan bergabung di klub liga Belanda, AZ Alkmaar. Ia awalnya dipinjamkan, kemudian setahun kemudian ia resmi dibeli AZ Alkmaar dari Nagoya Grampus. 

Sugawara telah berhasil mencatatkan debut bersama timnas Jepang pada laga persahabatan melawan Kamerun pada 9 Oktober 2020. Sayangnya, nama Sugawara tidak tercantum pada skuad timnas Jepang di Piala Dunia 2022 lalu. 

3. Hiroki Ito 

Sama dengan Takefusa Kubo, Piala Dunia 2022 merupakan kali pertama ajang Piala Dunia yang diikuti oleh Hiroki Ito.

Pemain yang berposisi sebagai Bek Tengah ini kini bermain di klub Bundesliga, VfB Stuttgart. Ito lahir di Prefektur Shizuoka, Jepang pada 12 Mei 1999. 

Perjalanan Ito di sepak bola dimulai dengan menimba ilmu di akademi pemain muda Jubilo Iwata (sekarang terdegradasi ke J2 League).

Ito memulai debut profesionalnya bersama Jubilo Iwata di laga J.League Cup pada 7 Maret 2018 ketika melawan klub Shimizu S-Pulse. Kemudian Ito berhasil debut di J1 League pada 19 Agustus 2018 melawan klub Kashiwa Reysol.

Pada 2019 lalu, Ito sempat dipinjamkan ke klub Nagoya Grampus selama 1 musim. Kemudian Ito kembali lagi memperkuat Jubilo Iwata.

Ito kemudian dilirik oleh klub Bundesliga, pada Juli 2021 ia dipinjam oleh VfB Stuttgart. Berkat penampilan yang cukup bagus, Ito kemudian dibeli Stuttgart dari Jubilo Iwata secara permanen dengan nilai transfer 400 ribu euro atau setara Rp 6,9 miliar. 

4. Takehiro Tomiyasu 

Takehiro Tomiyasu merupakan bek kenamaan Jepang yang kini bermain di Arsenal. Pemain berusia 24 tahun ini, memulai karier bersama klub J1 League, Avispa Fukuoka.

Kemudian ia diboyong klub Divisi A Belgia, Sint-Truiden pada tahun 2018. Setahun berselang, Takehiro kemudian di beli klub Italia, Bologna.

Hingga akhirnya pada tahun 2021, Takehiro resmi didatangkan Arsenal dengan kontrak 4 tahun dan dengan biaya transfer sekitar 19,8 juta Euro. 

Di Arsenal, Takehiro cukup memberikan dampak yang bagus. Pada September 2021 lalu, Takehiro dinobatkan sebagai pemain terbaik Arsenal.

Takehiro juga tergolong pemain yang serba bisa. Ia dapat dimainkan pada posisi bek kanan, bek kiri dan bek tengah. Takehiro juga merupakan salah satu pemain yang dibawa pelatih Jepang, Hajime Moriyasu dalam perhelatan Piala Dunia 2022 lalu. 

5. Reo Hatate 

Reo Hatate merupakan salah satu pemain berbakat asal Jepang yang berposisi sebagai gelandang. Ia direkrut klub Kawasaki Frontale (klub J1 League) pada 2018.

Ia kemudian memulai debut bersama Frontale saat melawan Hokkaido Consadole Sapporo, pada 7 Desember 2019 lalu. Karier Hatate mulai naik, ia kemudian diboyong tim asal Skotlandia, Celtic FC. 

Pemain berusia 25 tahun ini mencatatkan debut di Timnas Jepang pada 29 Maret 2022 pada Kualifikasi Piala Dunia 2022, saat berhadapan dengan Vietnam.

Reo Hatate memang menampilkan penampilan yang cukup gemilang bersama Celtic FC. Sayangnya, kenyataan itu tak menjadikan ia masuk ke dalam skuad timnas Jepang pada Piala Dunia 2022 lalu. 

6. Kaoru Mitoma 

Kaoru Mitoma saat ini bermain di klub Brighton & Hove Albion Football Club. Perjalanan karier Mitoma dimulai di klub Kawasaki Frontale, J1 League. Pada 10 Oktober 2021, Mitoma berhasil diboyong oleh klub liga Inggris, Brighton & Hove Albion Football Club dengan durasi kontrak selama 4 tahun.

Setahun pertama, Mitoma dipinjamkan Brighton ke klub Belgia, Royale Union Saint-Gilloise. Kembali ke Brighton, ia menorehkan penampilan yang gemilang dan berhasil membuat ia diminati klub lain. 

Di Timnas Jepang, pemain berusia 25 tahun ini berhasil mencatatkan penampilan yang apik.

Pada saat Jepang berhadapan dengan Spanyol dalam laga Piala Dunia 2022, Mitoma keluar sebagai pahlawan dengan memberikan assist yang cukup kontroversial dan dikonversi menjadi gol oleh Ao Tanaka, yang berbuah kemenangan untuk Jepang. 

Uniknya, Mitoma tak hanya jago mengolah si kulit bundar. Ternyata ia juga sempat mengenyam bangku perkuliahan sebelum ia fokus di bidang sepak bola.

Mitoma belajar di Universitas Tsukuba, Jepang. Ia mengambil tesis mengenai dribble bola khususnya dalam duel satu lawan satu dan mengamati pergerakan musuh.

Penelitiannya ini kemudian diaplikasikan dalam karier sepak bolanya dan membuat dia menjadi salah satu pemain Brighton yang diwaspadai lawan.