Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Penyebab Kulit Kering Ketika Mendaki Gunung dan Cara Mengatasinya

illustrasi mendaki gunung (pexels.com/Guduru Ajay bhargav)
illustrasi mendaki gunung (pexels.com/Guduru Ajay bhargav)
Intinya sih...
  • Udara dingin dan kering menyebabkan kulit kusam, gunakan hydrating moisturizer
  • Paparan sinar UV yang kuat bisa bikin kulit terbakar, selalu pakai sunscreen dengan SPF minimal 30 dan PA+++
  • Kurangnya asupan cairan membuat kulit kurang elastis, atasi dengan banyak minum air
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mendaki gunung  memang seru dan memberikan pengalaman luar biasa, mulai dari pemandangan indah hingga udara yang sejuk dan segar. Namun, banyak pendaki sering mengeluhkan masalah kulit kering setelah turun dari gunung. Hal ini sebenarnya wajar karena kulit harus beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dari biasanya.

Kondisi alam di ketinggian sering bikin kulit cepat kering dan kusam. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kesehatan kulit saat berada di ketinggian. Nah, supaya kulit tetap sehat selama petualangan, penting banget buat tahu penyebabnya dan produk skincare apa yang bisa jadi penyelamat. Simak dulu artikel ini sebelum prepare mendaki ya.

1. Udara dingin dan kering penyebab utama kulit kusam, gunakan hydrating moisturizer

illustrasi udara dingin di pegunungan (pexels.com/Tanmoy Pal)
illustrasi udara dingin di pegunungan (pexels.com/Tanmoy Pal)

Di ketinggian, suhu udara biasanya lebih rendah dan kelembapan juga menurun. Kondisi ini membuat kelembapan alami kulit cepat hilang, sehingga kulit terasa kaku, kasar, bahkan bisa sampai mengelupas. Angin dingin yang menusuk juga memperparah keadaan karena mempercepat penguapan air dari permukaan kulit.

Kulit yang terbiasa dengan iklim lembap di dataran rendah jadi kesulitan beradaptasi. Akibatnya, kulit mudah kehilangan minyak alami yang seharusnya melindungi lapisan epidermis. Inilah alasan mengapa pendaki sering merasakan kulit wajah atau tangan terasa perih dan pecah-pecah setelah lama berada di gunung.

Rekomendasi skincare: gunakan hydrating moisturizer dengan kandungan hyaluronic acid, ceramide, atau glycerin. Produk ini membantu menarik dan mengunci kelembapan di kulit sehingga kulit tetap terasa lembut meski berada di udara dingin.

2. Paparan sinar UV yang lebih kuat bisa bikin kulit cepat terbakar, selalu pakai sunscreen dengan SPF minimal 30 dan PA+++

illustrasi sinar UV matahari di pegunungan (pexels.com/Pavel Danilyuk)
illustrasi sinar UV matahari di pegunungan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Meski udara dingin, sinar matahari di pegunungan sebenarnya lebih kuat karena lapisan atmosfer semakin tipis di ketinggian. Bahkan meski cuaca mendung, radiasi UV tetap menembus dan mempercepat proses dehidrasi kulit. Sinar UV yang berlebih bisa merusak lapisan kulit dan memperparah kulit kering. Bahkan, kulit bisa terbakar tanpa terasa karena suhu sejuk menipu sensasi panas.

Semakin tinggi lokasi, paparan sinar UV makin intens.Tanpa perlindungan yang tepat seperti sunscreen, kulit akan cepat kusam dan kering. Bukan hanya wajah, bagian tubuh lain seperti leher, tangan, atau bibir juga bisa menjadi sangat kering. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi iritasi, kemerahan, atau bahkan luka bakar ringan.

Rekomendasi skincare: selalu pakai sunscreen dengan SPF minimal 30 dan PA+++. Pilih tekstur cream atau lotion yang sekaligus memberi kelembapan, bukan gel ringan yang cepat menguap. Jangan lupa reapply setiap 2–3 jam agar perlindungan tetap maksimal.

3. Kurangnya asupan cairan membuat kulit kurang elastis, atasi dengan banyak minum air

illustrasi minum air saat mendaki gunung (pexels.com/aditya ganpule)
illustrasi minum air saat mendaki gunung (pexels.com/aditya ganpule)

Ketika mendaki, tubuh banyak kehilangan cairan lewat keringat, tapi sering kali lupa minum karena udara dingin bikin rasa haus berkurang. Kekurangan cairan ini otomatis berimbas pada kulit, membuatnya terlihat kusam, kering, dan kurang elastis. Banyak pendaki sering menunda minum karena malas berhenti atau takut kehabisan air di jalur. Padahal, dehidrasi ringan saja sudah cukup untuk membuat kulit kehilangan kelembapannya.

Kulit yang kekurangan cairan dari dalam tubuh tidak mampu menjaga kelembapan alaminya. Akibatnya, kulit mudah pecah-pecah, terasa gatal, dan terlihat kusam. Inilah alasan pentingnya membawa persediaan air yang cukup dan membiasakan minum dalam jumlah kecil namun sering selama mendaki.

Rekomendasi skincare: selain banyak minum air, kamu bisa pakai hydrating toner atau essence dengan kandungan aloe vera, panthenol, atau niacinamide. Produk ini membantu memberi hidrasi ekstra setelah membersihkan wajah, sekaligus mempersiapkan kulit sebelum memakai pelembap.

4. Angin kencang di ketinggian mengikis kelembapan alami kulit, gunakan pelembab pada bibir, wajah dan tangan

illustrasi angin kencang di pegunungan (pexels.com/Alex Moliski)
illustrasi angin kencang di pegunungan (pexels.com/Alex Moliski)

Angin gunung bukan hanya membuat badan menggigil, tapi juga bisa mengikis lapisan kelembapan alami kulit. Akibatnya, kulit terasa perih, kering, bahkan bisa pecah-pecah terutama di area bibir dan tangan. Angin ini membawa partikel debu dan polusi alami dari tanah atau bebatuan yang bisa menempel di kulit.

Bibir biasanya jadi bagian tubuh yang paling rentan. Banyak pendaki mengalami bibir pecah-pecah karena kombinasi udara dingin dan tiupan angin. Jika tidak dilindungi dengan lip balm atau penutup wajah, kulit bisa mengalami iritasi ringan yang mengganggu kenyamanan selama perjalanan.

Rekomendasi skincare: gunakan lip balm dengan kandungan shea butter atau beeswax agar bibir tidak pecah-pecah. Untuk kulit tangan dan wajah, pilih salep pelembap (ointment) atau cream tebal yang bisa memberikan lapisan pelindung tambahan dari angin.

 

5. Pembersihan kulit yang berlebihan juga membuat kulit kering, gunakan facial cleanser tanpa SLS atau alkohol

illustrasi mencuci wajah di air pegunungan (pexels.com/Chalta Phirta)
illustrasi mencuci wajah di air pegunungan (pexels.com/Chalta Phirta)

Saat mendaki, wajah sering terasa lengket atau kotor, sehingga banyak orang mencuci muka terlalu sering. Padahal, mencuci wajah lebih dari dua kali sehari dengan sabun berbusa justru bikin minyak alami kulit hilang, sehingga kulit makin kering.  Jenis sabun ini bisa menghilangkan minyak alami kulit yang sebenarnya berfungsi sebagai pelindung. Akibatnya, kulit yang sudah kering karena lingkungan pegunungan jadi semakin rusak.

Selain itu, penggunaan air dingin di gunung juga membuat kulit sulit beradaptasi setelah dibersihkan. Jika tidak segera diberi pelembap, kulit akan terasa semakin kasar dan mudah iritasi. Inilah sebabnya pemilihan sabun ringan dan pelembap setelah mendaki sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit.

Rekomendasi skincare: cukup gunakan gentle facial cleanser tanpa SLS dan tanpa alkohol. Jika wajah terasa kotor, kamu bisa lap dengan micellar water atau cleansing wipes sebelum reapply skincare. Dengan cara ini, kulit tetap bersih tanpa kehilangan kelembapan alaminya.

Kulit kering saat mendaki gunung memang wajar, tapi bisa diminimalisir dengan langkah pencegahan sederhana. Mulai dari memakai sunscreen, membawa lip balm, menggunakan pelembap, hingga minum cukup air selama perjalanan. Dengan begitu, kamu bisa menikmati pendakian tanpa harus khawatir dengan kondisi kulit yang rusak setelahnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us