Harga Telur Anjlok, Kota Semarang Alami Deflasi Tertinggi di Jateng 

Anjloknya harga telur jadi penyebab deflasi

Semarang, IDN Times - Kota Semarang mengalami deflasi tertinggi di Provinsi Jawa Tengah pada bulan September 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat deflasi di Ibu Kota Jawa Tengah sebesar minus 0,14 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,24. 

1. Jateng deflasi minus 0,10 persen

Harga Telur Anjlok, Kota Semarang Alami Deflasi Tertinggi di Jateng Ilustrasi deflasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Setelah Kota Semarang, kota lain yang mengalami deflasi yaitu Purwokerto sebesar minus 0,13 persen dengan IHK sebesar 105,57; Cilacap sebesar minus 0,12 persen dengan IHK 104,73; dan deflasi terendah terjadi di Kudus sebesar minus 0,03 persen dengan IHK 105,31. Sedangkan inflasi terjadi di dua wilayah yaitu kota Tegal sebesar 0,02 persen dengan IHK 106,21 dan Surakarta sebesar 0,01 persen dengan IHK 105,96. 

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Jawa Tengah, Arjuliwondo mengatakan, secara umum Provinsi Jawa Tengah juga mengalami deflasi sebesar minus 0,10 persen dengan IHK 106,00 pada bulan September. 

‘’Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar minus 0,78 persen. Kemudian, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar minus 0,04 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar minus 0,01 persen," ungkapnya dalam siaran pers secara virtual, Jumat (1/10/2021).

Baca Juga: Jateng Alami Deflasi, Harga Cabai Rawit Jadi Biang Keladi

2. Emas perhiasan jadi penyebab deflasi

Harga Telur Anjlok, Kota Semarang Alami Deflasi Tertinggi di Jateng Perhiasan emas di salah satu toko emas di Pasar Aceh (IDN Times/Saifullah)

Selanjutnya, kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok pendidikan sebesar 0,45 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,18 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,17 persen; kelompok transportasi sebesar 0,15 persen. Lalu, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,13 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,09 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,07 persen; dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen. 

Arjuli menyampaikan, penyebab utama deflasi di Jateng September 2021 adalah penurunan harga telur ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan emas perhiasan. 

3. Tingkat inflasi September 2021 0,46 persen

Harga Telur Anjlok, Kota Semarang Alami Deflasi Tertinggi di Jateng Ilustrasi produsen tempe (6/1/2021) (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)

"Sedangkan, penahan utama deflasi di Jateng adalah kenaikan harga akademi atau perguruan tinggi, minyak goreng, rokok kretek filter, angkutan udara, dan tempe," tuturnya. 

Sementara, tingkat inflasi tahun kalender September 2021 sebesar 0,46 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun September 2021 terhadap September 2020 sebesar 1,28 persen.

Baca Juga: Harga Tomat dan Rokok Bikin Inflasi di Jateng Naik, Kudus Deflasi

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya