[FOTO] Ketulusan Difabel Ampel Melayani Delivery Bright Gas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Boyolali, IDN Times - Pandemik virus corona (COVID-19) dirasakan dampaknya oleh para pengusaha, karyawan, dan pekerja informal yang juga banyak ditekuni penyandang disabilitas atau difabel.
Jaringan Organisasi Penyandang Disabilitas (DPO) Respons COVID-19 dalam analisisnya memperlihatkan, difabel yang bergerak di sektor informal perekonomiannya terimbas hingga 86 persen karena penghasilan mereka menurun hingga 50-80 persen. Kondisi tersebut juga dialami para difabel yang tergabung dalam Komunitas Difabel Ampel (KDA) di Boyolali, Jawa Tengah mulai awal Maret 2020.
KDA sudah berdiri sejak 2018. Sekretariatnya berada di Dukuh Banjarejo, Desa Candi, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dari 30 orang anggota aktif, mereka sebagian besar merupakan penyandang tuna daksa atau mengalami cacat pada tubuh. Sehingga dalam beraktivitas sehari-hari, mereka memerlukan alat bantu jalan berupa kursi roda dan motor roda tiga hasil modifikasi (sespan) sebagai sarana transportasi. Sekalipun difabel, tetap bisa mobil seperti manusia normal.
PT Pertamina (Persero) mengamati adanya potensi serta nilai tambah dari para anggota KDA yang tidak terkendala mobilitas. Melalui Program Kemitraan, KDA secara resmi ditunjuk menjadi mitra binaan Pertamina sebagai tempat semi pangkalan dan mitra pengantaran (delivery) elpiji nonsubsidi Bright Gas pada April 2020. Pemberdayaan tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, profitable, serta memberikan dampak ganda terhadap difabel dan masyarakat setempat, sehingga kesejahteraan meningkat.
1. Pemesanan Bright Gas melalui KDA menggunakan sistem online dan offline untuk pangsa pasar yang berbeda. Mereka memadukan dua sistem modern dan konvensional
2. Sebagian besar yang order melalui offline merupakan warga atau tetangga sekitar difabel tinggal. Sementara yang pesan online umumnya berasal dari luar daerah
3. Sebanyak 40 tabung gas pink diberikan Pertamina melalui Program Kemitraan sebagai bantuan modal sekaligus dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari mereka
4. Pertamina juga melakukan branding delapan motor sespan yang biasa mereka gunakan, untuk pengiriman elpiji nonsubsidi Bright Gas
5. Motor-motor ini lulus uji Health Safety Security Environment (HSSE) Pertamina serta mendapatkan uji kelayakan jalan dari pihak kepolisian
6. Para pengantar juga dibimbing Pertamina dalam penerapan protokol kesehatan COVID-19 sebagaimana imbauan dari otoritas kesehatan setempat
7. Branding dan identitas diberikan supaya mereka percaya diri menjual dan menawarkan elpiji Bright Gas. Sehingga konsumen tidak perlu lagi risau atau khawatir soal keamanannya
Baca Juga: Restorasi Taman Bawah Laut Karimun Jawa, Bakal Calon Spot Wisata Baru
8. Pemesanan online bisa melalui nomor WhatsApp sekretariat KDA (089625625957) atau call center Pertamina, baik lewat telepon 135 atau WhatsApp Pertamina Delivery Service (PDS) di nomor 08111350135 setiap hari
9. Per minggu tidak kurang 5-10 order masuk, dengan rata-rata jumlah pengantaran sampai 14 tabung Bright Gas. Bagi yang belum terjangkau PDS, bisa memesan melalui SPBU terdekat memakai aplikasi MyPertamina
10. Bright Gas diantar setelah konsumen melakukan pemesanan dan pembayaran yang dapat dilakukan secara tunai maupun transfer. Biasanya mereka membawa 1-2 tabung per motor, sesuai keamanan dan keselamatan
11. Harga jual per tabung Bright Gas sebesar Rp72 ribu. Dari harga itu, sebanyak Rp5 ribu diperuntukkan untuk ongkos jasa pengantaran dan Rp2 ribu untuk kas KDA
12. Keberadaan difabel KDA sebagai mitra binaan dan layanan antar Bright Gas mendorong kepedulian masyarakat dalam menggunakan elpiji nonsubsidi Pertamina
13. Mereka melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat yang masih terbatas akses informasi, supaya lebih memahami perbedaan serta alokasi penggunaan elpiji bersubsidi dan nonsubsidi agar tepat sasaran
14. Hasilnya, konsumen mereka dari kalangan masyarakat mampu yang awalnya menggunakan gas bersubsidi, beralih mengonsumsi elpiji nonsubsidi Bright Gas
15. Bahkan dalam kurun waktu 4 bulan semenjak ditunjuk sebagai mitra Pertamina atau per Agustus 2020, KDA sudah mempunyai pelanggan tetap layanan antar Bright Gas. Seperti 2 Koperasi Unit Desa (KUD), 2 peternakan ayam, dan 10 konsumen rumah tangga di Kabupaten Boyolali
16. Para pelanggan meyakini bahwa mindset dan kesadaran masyarakat mampu dibenahi melalui hal-hal positif dan sederhana serta melalui contoh konkret seperti apa yang dilakukan para difabel KDA
Pengamat Energi, Mamit Setiawan kepada IDN Times, 9 Oktober 2020 menyatakan, penggunaan elpiji nonsubsidi bagi masyarakat kalangan mampu dan UMKM skala besar secara tidak langsung turut membantu keuangan negara dan meminimalkan terjadinya kelangkaan elpiji bersubsidi di pasaran. Hal itu bisa merugikan kelompok masyarakat miskin dan para pedagang kecil yang memang lebih berhak mendapatkan elpiji bersubsidi.
Petugas antar elpiji nonsubsidi KDA, Parjono (39) mengaku masih banyak pelaku usaha (besar) atau masyarakat mampu belum mengerti peruntukan gas melon (elpiji bersubsidi 3 kilogram).
"Itu kan program subsidi pemerintah. Sebenarnya untuk masyarakat miskin, kan sudah ada tulisannya di tabung. Kami berikan contoh nyata juga, bahwa kita (difabel) pakai nonsubsidi, bukan yang subsidi," ujarnya.
Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas (LPG) juga telah menyatakan apabila elpiji bersubsidi diperuntukkan bagi masyarakat miskin serta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dengan kekayaan bersih maksimal Rp50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan, juga omzet per tahun maksimal Rp300 juta.
Aksi yang dilakukan difabel KDA memberikan dampak positif dan membuka mata beberapa kalangan masyarakat mampu, sehingga beralih menggunakan elpiji nonsubsidi Bright Gas.
"Ternyata secara tidak langsung (memakai elpiji bersubsidi) merampas hak masyarakat miskin yang benar-benar membutuhkan. Perbuatan seperti itu juga akan dipertanggung jawabkan (kepada Tuhan) nanti. Seyogianya kita bisa bermanfaat bagi sesama," aku pelanggan delivery Bright Gas KDA, Herri Sulistyo (57).
Baca Juga: 10 Potret Perjuangan Dibalik Kesuksesan Ojek Makanan Balita