Gaet Tamu dari Timteng, Hotel di Jateng Diminta Tingkatkan Produk Halal

Produk halal punya segmen sendiri

Semarang, IDN Times - Sejumlah hotel berbintang di Jawa Tengah diminta menggencarkan peningkatan kualitas produk halal agar dapat menarik minat para tamu dari kawasan Timur Tengah (Timteng). Ketua BPD Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah, Heru Isnawan mengungkapkan selama ini produk halal punya segmen pasar tersendiri.

"Padahal kalau kita mau melihat, yang dari Middle East ini yang paling banyak belanja konsumsinya, dibanding dari negara lain," ujar Heru.

1. Produk halal di Jateng punya prospek pasar yang cerah

Gaet Tamu dari Timteng, Hotel di Jateng Diminta Tingkatkan Produk HalalBlog Ebaba Muslim

Ketika berbicara dalam webinar yang digelar pihak Undip Semarang, dirinya menekankan bahwa sebenarnya peningkatan produk halal sudah disosialisasikan kepada semua pengusaha hotel sejak 5-6 tahun terakhir. Pihaknya mengingatkan jika produk halal memiliki peluang pasar yang cerah bahkan ada banyak potensi yang dapat digarap.

Lebih dari itu, beberapa pelaku usaha restoran dari kalangan non-Muslim disebut antusias untuk menanyakan bagaimana mekanismenya untuk mendapatkan sertifikasi halal.

"Ini perlu dipahamkan sebagai extended service. Saya sering menyampaikan ke teman-teman pengusaha, produk halal ini ada segmennya,” bebernya.

Baca Juga: Jual Beli Produk Halal Pakai Instrumen Konvensional, Masih Halal Kah?

2. Penamaan label halal sudah berevolusi termasuk sebutan Muslim Friendly

Gaet Tamu dari Timteng, Hotel di Jateng Diminta Tingkatkan Produk Halalhalalfocus.net

Lebih lanjut, ia menduga alasan orang-orang Timur Tengah tidak terlalu tertarik ke Indonesia slah satunya karena mereka menilai pelaku pariwisata di Indonesia tidak terlalu peduli dengan kebutuhan mereka. Salah satunya soal produk halal tersebut.

Heru menyebut penamaan label halal saat ini sudah berevolusi, mulai dari produk syar’i hingga Muslim Friendly.  Hal tersebut demi mendekatkan diri kepada masyarakat serta menghindarkan dari kesan eksklusif.

Di beberapa daerah implementasi produk halal itu masih belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat lantaran dianggap sebagai sekat antarmasyarakat.

3. Pemilik restoran dan hotel harus menjamin kebutuhan konsumen yang menjalankan keyakinannya

Gaet Tamu dari Timteng, Hotel di Jateng Diminta Tingkatkan Produk HalalIlustrasi hotel. Myfave.com

Sementara menurut Ketua Pusat Kajian Halal Universitas Diponegoro, Prof Widayat, dalam membangun pariwisata halal, harus dimulai dari poses pengolahan produknya di restoran dan perhotelan.

"Minimal bisa menjamin pemenuhan kebutuhan konsumen dalam menjalankan keyakinannya. Jadi konsumen tidak perlu was-was saat mengkonsumsi makanan dan minuman yang disajikan," katanya dalam keterangan yang didapat IDN Times, Sabtu (8/8/2020).

Dalam Rencana Strategis Pengembangan Pariwisata Halal 2019-2024 yang disusun Kemenperaf, diyakini bahwa kekuatan pariwisata halal Indonesia terletak pada kesiapan destinasi untuk menjadi tujuan kunjungan wisatawan global. Dengan pengembangan ekosistem ekonomi syariah dan industri halal, kata Widayat, nantinya mampu menopang perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Terlilit Tagihan Listrik Membengkak, Hotel Berbintang di Jateng Dijual

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya