Minat Belajar Saham saat Pandemik COVID-19 di Jateng Malah Meningkat

Jumlah investor di pasar saham di Jawa Tengah naik

Semarang, IDN Times - Transaksi di pasar modal mengalami penurunan selama pandemik virus corona (COVID-19). Kendati demikian, minat masyarakat untuk belajar saham justru meningkat selama situasi tersebut.

1. Jumlah investor saham meningkat selama pandemik COVID-19

Minat Belajar Saham saat Pandemik COVID-19 di Jateng Malah Meningkathttps://www.alamy.com/stock-photo-indonesia-stock-exchange-building-gedung-bursa-efek-indonesia-close-32071699.html

Bursa Efek Indonesia (BEI) Semarang mencatat ada peningkatan jumlah investor sejak pandemik COVID-19.

Kepala BEI Semarang, Fanny Rifqi mengatakan, nilai transaksi di pasar modal turun selama pandemik virus corona. Untuk di Jawa Tengah sendiri, jika pada 2019 transaksi bisa mencapai Rp2 triliun per bulan, pada 2020 transaksi hanya mencapai Rp1,7 triliun per bulannya.

‘’Namun, selama pandemik (virus corona) jumlah investor justru naik, jika dibandingkan tahun sebelumnya. Dari data kami di Kota Semarang saja jumlah investor saham pada Desember 2019 sebanyak 24.063 orang. Sedangkan, per bulan Mei 2020 jumlah investor saham mencapai 26.094 orang,’’ ungkapnya saat dihubungi IDN Times, Kamis (2/7).

Baca Juga: IDN Times Jateng dan BEI Semarang Diskusi Bersama Millennial

2. Total investor di Jateng mencapai 119.717 orang

Minat Belajar Saham saat Pandemik COVID-19 di Jateng Malah MeningkatPixabay/Geralt

Sedangkan, di wilayah Jawa Tengah I yang meliputi 14 kabupaten dan kota seperti Semarang, Surakarta, Banyumas, Batang hingga Rembang ada penambahan 9.334 investor baru selama Januari hingga Maret 2020. 

‘’Jadi saat ini total investor di Jateng I mencapai 119.717 orang. Adapun, di tahun 2020 kami menargetkan 14.000 investor baru di 14 kabupaten dan kota di Jawa Tengah,’’ imbuhnya.

3. Sekolah pasar modal digencarkan secara online

Minat Belajar Saham saat Pandemik COVID-19 di Jateng Malah Meningkatidn media

Untuk mencapai target tersebut, Fanny menyatakan pihaknya akan terus mengedukasi masyarakat soal pasar modal. Salah satunya melalui sekolah pasar modal yang digelar secara daring atau online.

"Hal itu terus kami lakukan meskipun ditengah pandemik COVID-19. Ternyata, cara (online) ini cukup efektif dan terbukti menambah jumlah investor yang cukup signifikan,’’ jelasnya.

Adapun untuk penambahan investor terbanyak terdapat di Kota Semarang, Surakarta, dan Banyumas. Sedangkan, yang terendah ada di Batang, Rembang, Banjarnegara.

‘’Tiga daerah tersebut memiliki pertumbuhan investor terendah, karena edukasi yang kurang,’’ tandas Fanny.

Baca Juga: Pasar Modal di Jateng Menggeliat, Ada 110.383 Investor, 12 Emiten Baru

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya