Jika berkunjung ke Kota Surakarta, wajib juga mencicipi berbagai kuliner khas Kota Solo. Sebut saja soto bening, selat solo, sate buntel, dan makanan lainnya yang siap memanjakan lidah.
Ada satu kudapan khas Solo yang juga patut dicoba yaitu sosis solo. Eits, jangan membayangkan bentuknya akan seperti sosis. Sosis solo tersebut berbentuk seperti lumpia dengan isian daging ayam atau sapi. Unik, bukan? Nah, ingin tahu lebih lanjut tentang sosis solo? Keep reading!
Sosis solo merupakan salah satu kudapan asal Kota Surakarta yang bentuknya mirip lumpia. Kendati mirip dengan lumpia, isian sosis solo berbeda dengan lumpia.
Lumpia biasanya diisi rebung atau sayuran, sedangkan isian sosis solo berisi tumisan daging, bisa daging sapi atau daging ayam. Di solo, jajanan ini bisa ditemukan di pasar, pedagang kaki lima, hingga toko kue.
Konon katanya sosis solo tercipta pada zaman penjajahan Belanda. Masyarakat solo ingin makan sosis juga seperti orang Belanda tetapi karena sosis pada umumnya dibuat dari daging giling dan susu, masyarakat Solo jadi menciptakan sosis versi mereka sendiri.
Hal tersebut disebabkan oleh orang Solo tak terbiasa minum susu. Akhirnya, masyarakat solo membuat sosis yang sesuai lidah mereka, dan jadilah sosis solo. Mereka bereksperimen dengan daging giling yang diberi garam, merica, pala. Jika orang Belanda memakan sosis sebagai lauk, sosis solo malah dimakan sebagai kudapan.
Versi lain menyebutkan bahwa resep sosis solo ini dibuat oleh Sunan Paku Buwono X. Ada juga pendapat bahwa sosis solo ini lahir dari kreativitas orang Tionghoa.
Para orang Tionghoa yang punya restoran mencoba berdagang sosis solo. Target pemasaran mereka adalah kalangan priayi dan bangsawan di Solo era penjajahan Belanda. Lama-lama sosis solo tersebar di masyarakat, dan menjadi makanan kegemaran serta menjadi makanan khas Kota Surakarta.
Sosis solo terbuat dari kulit dadar seperti kulit risoles atau lumpia yang tipis, lembut, dan elastis. Isiannya adalah dari daging ayam atau sapi yang dibumbui dengan bawang putih, bawang merah, bawang bombai, lada, garam, pala, jinten, gula, santan, dan air yang ditumis hingga harum dan matang. Isian tersebut kemudian ditaruh di atas kulit dadar kemudian digulung.
Sosis solo bisa dikukus atau digoreng. Jika dikukus, sosis solo yang sudah digulung tersebut dimasukkan ke dalam kukusan, lalu dikukus selama kurang lebih 15-20 menit. Jika ingin membuat sosis solo goreng, sosis solo yang sudah digulung dicelupkan ke dalam telur baru digoreng dalam minyak panas.
Dilansir dari Fat Secret, satu buah sosis solo mengandung kalori sebesar 70 kkal. Protein yang terkandung dalam sosis solo sebesar 3,83 gram, karbohidrat sebesar 5,57 gram, dan lemak sebanyak 3,58 gram.
Isian daging ayam atau sapi dapat menjadi sumber protein dalam sosis solo. Tentunya sosis solo kukus akan memunyai jumlah kalori yang lebih kecil dibandingkan sosis solo goreng.
Sosis solo memang berbeda secara tampilan dan rasa dibandingkan sosis pada umumnya. Hal tersebut membuatnya unik dan patut untuk dicoba saat berkunjung ke Solo. Ada yang pernah mencicip gurihnya sosis solo?