4 Fakta soal Mitos Umum Madu Asli, Cek Biar Gak Keblinger!

 Apalagi banyak madu yang beredar saat pandemik COVID-19

Madu menjadi barang yang paling banyak dicari selama pandemik COVID-19 seiring dengan kesadaran masyarakat yang peduli terhadap kesehatan. Sebab, banyak khasiat dari madu buat tubuh, khususnya untuk imunitas.

Meski demikian, tidak sedikit masyarakat yang masih kesulitan memilih madu asli, karena minimnya informasi dan pengetahuan. Untuk membantu masyarakat memilih madu asli, simak dulu fakta 4 mitos mengenai keaslian madu yang banyak beredar dikalangan masyarakat dari produsen produk lebah, Kembang Joyo. Keep scrolling!

1. Madu asli tidak akan berubah warna

4 Fakta soal Mitos Umum Madu Asli, Cek Biar Gak Keblinger!ilustrasi madu (pexels.com/Pixabay)

Perubahan warna pada madu merupakan hal yang biasa. Hal tersebut disebabkan adanya reaksi Maillard atau reaksi pencoklatan non-enzimatis yang justru bisa meningkatkan kadar antioksidan dalam madu.

Seperti diketahui, antioksidan bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas yang bisa memicu serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal. Dengan begitu, bisa dipastikan bahwa mitos mengenai madu asli tidak akan berubah warna adalah salah.

Baca Juga: Kenali Madu Manuka dan 3 Manfaatnya untuk Tubuh, Kulit Tambah Sehat

2. Madu yang mengkristal adalah madu palsu

4 Fakta soal Mitos Umum Madu Asli, Cek Biar Gak Keblinger!ilustrasi madu (freepik.com/efe.madrid)

Kristalisasi madu sering diartikan masyarakat sebagai madu palsu. Padahal, kristalisasi atau penggumpalan madu merupakan hal lumrah yang terjadi secara alami dan spontan pada madu.

Madu yang mengalami kristalisasi tidak akan mengalami penurunan kualitas. Semua kandungannya akan tetap sama dan tidak berubah, kecuali warnanya.

3. Madu asli bisa meletup

4 Fakta soal Mitos Umum Madu Asli, Cek Biar Gak Keblinger!Ilustrasi madu (unsplash.com/Sophie Nengel)

Madu berasal dari cairan tanaman yang dikumpulkan oleh lebah. Secara alamiah, khamir (mikroorganisme uniseluler yang masuk ke dalam kingdom fungi) yang berada di alam akan terbawa dalam madu. Khamir tidak akan aktif pada madu yang mempunyai masa panen cukup panjang.

Sebaliknya, khamir akan aktif dan melakukan proses fermentasi pada madu yang dipanen muda. Hasil samping dari fermentasi ini adalah CO2 (karbon dioksida) yang berbentuk gas. Secara alamiah, gas tersebut akan menguap di udara. Tetapi, gas akan terakumulasi dan menghasilkan letupan saat berada di botol yang tertutup sangat rapat. Sehingga, keaslian madu tidak bisa diukur dari meletup atau tidaknya. 

4. Madu asli tidak disukai semut

4 Fakta soal Mitos Umum Madu Asli, Cek Biar Gak Keblinger!ilustrasi semut (soapboxie.com)

Mitos yang satu ini juga tidak tepat. Faktanya, kesukaan semut sama madu bergantung dengan berbagai hal. Seperti umur madu, kandungan karbohidrat, hingga jenis semut yang ada di area sekitar madu.

Umumnya semut menyukai madu, bahkan sejak masih berbentuk nektar yang baru keluar dari ujung tanaman. Saking sukanya, lebah dan semut kerap berebut mengambil nektar. Meski demikian, ada beberapa kondisi madu yang tidak disukai oleh semut, salah satunya madu yang belum cukup umur.

Madu yang belum cukup umur memunculkan fermentasi yang akan menghasilkan karbon dioksida yang tidak disukai semut. Kesimpulannya, semut akan menyukai madu yang sudah cukup umur panen dan tidak menyukai madu yang mengalami fermentasi.

Gimana, sudah gak bingung lagi kan? Supaya kamu menghindari madu palsu, sebaiknya memilih madu dari produsen terpercaya, ya. Supaya tubuhmu juga aman dari zat-zat yang berbahaya, apalagi saat pandemik COVID-19. Jangan lupa, jaga kesehatan dan tetap patuhi protokol kesehatan virus corona, guys.

Baca Juga: 5 Jenis Madu yang Banyak Dicari saat Pandemik COVID-19, Khasiatnya Jos

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya