Wali Kota Solo Larang Aktivitas Jual Terompet di Surakarta, Kenapa? 

Tak ada perayaan Tahun Baru di Solo

Solo, IDN Times - Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo melarang aktivitas penjualan terompet di Kota Solo. Pria yang akrab disapa Rudy tersebut menilai terompet bisa sebarkan virus COVID-19.

Baca Juga: Larangan Mudik ke Solo, Penumpang Bandara Adi Sumarmo Turun 66 Persen 

1. Dapat sebarkan virus corona

Wali Kota Solo Larang Aktivitas Jual Terompet di Surakarta, Kenapa? Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Rudy mengatakan terompet bisa sebarkan virus corona sebab pada saat pembuatan terompet, pembuat harus meniup terompet terlebih dahulu untuk memastikan terompet bisa berbunyi atau tidak. Pada saat itulah droped menempel di ujung terompet, sehingga menjadi penyebab penyebaran virus, jika si pembuat terpapar virus COVID-19.

" Jadi kita melarang pedagang terompet. Justru itu warga masyarakat kita beri tahu terompet itu belum tentu steril karena sebelum dijual sudah dicoba dulu," ujarnya saat ditemui di kantor Balaikota Solo, Selasa (22/12/20).

2. Larang ada kerumunan

Wali Kota Solo Larang Aktivitas Jual Terompet di Surakarta, Kenapa? Pexels.com/Riccardo Bresciani

Selain melarang penjualan terompet, Rudy juga melarang adanya aktivitas kerumunan di Solo selama malam tahun baru digelar. Pihaknya akan menerjunkan petugas guna melakukan penjagaan kawasan yang dinilai sebagai pusat kerumunan massa.

"Itu kerumunan lebih dari lima digaruk kok. Bukan kita mau mematikan pedagang teropet tidak, namun kita ingin mencegah jangan sampai droped itu kemana-mana," ungkapnya.

3. Terus lakukan tracing

Wali Kota Solo Larang Aktivitas Jual Terompet di Surakarta, Kenapa? Ilustrasi Tes Usap/PCR Test. IDN Times/Hana Adi Perdana

Larangan pelaksanaan tahun tersebut dilakukan karena Kota Solo masuk kawasan Zona Merah penyebaran COVID-19 berdasarkan website corona.jateng.go.id . Rudy menilai tingginya kasus COVID-19 di Solo disebabkan karna banyaknya tracing yang dilakukan oleh tim Satgas Penanganan COVID-19.

"Kita kan semakin kenceng lakukan tracing jadi zona ne merah banget," jelasnya.

Hingga Selasa (21/12/20) jumlah positif COVID-19 di Kota Solo sebanyak 4100 orang, dengan rincian 207 menjalani perawatan, 1223 melakukan isolasi mandiri, 2463 dinyatakan sembuh, dan 207 meninggal dunia. Sedangkan untuk pasien suspek berjumlah 1500 orang, dengan rincian 62 orang menjalani perawatan, 10 orang melakukan isolasi mandiri, 1327 sembuh, dan 101 orang meninggal dunia.

Baca Juga: Libur Natal 2020, Pemudik di Solo Dikarantina, Pelancong Diperbolehkan

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya