Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan Kenapa Memulai adalah Proses Terberat dalam Menulis, Takut? 

ilustrasi penulis (pexels.com/Andrew Neel)
Intinya sih...
  • Penulis sering takut akan kegagalan dan terjebak dalam pola pikir kritis terhadap diri sendiri sebelum menulis.
  • Writer's block sering jadi penyebab sulitnya memulai menulis, tapi tidak boleh memaksakan diri dan mencoba berbagai teknik untuk membangkitkan kreativitas.
  • Perfeksionisme, ekspektasi tinggi, dan ketakutan kehabisan ide bisa menjadi beban yang menghambat proses menulis, harus diatasi dengan punya konsep draf kasar dan fokus pada proses kreatif itu sendiri.

Setiap penulis, baik yang baru memulai ataupun yang sudah berpengalaman, pasti pernah merasakan sulitnya memulai proses menulis. Kalimat pembuka yang seharusnya mengalir dengan lancar, malah jadi penghalang pertama yang bikin banyak orang terhenti. Walau begitu, tantangan terbesar ini bukan hanya dihadapi oleh pemula saja, tapi juga oleh para penulis profesional yang sudah melahirkan banyak karya.

Seolah ada tembok besar yang harus diruntuhkan sebelum jari-jari bisa mulai menari diatas keyboard. Kenapa memulai proses menulis bisa terasa sangat sulit? Simak poinnya berikut dan dengan memahami alasan-alasannya, semoga kamu bisa lebih siap mengatasi rintangan ini serta menemukan cara efektif untuk melawan writer's block tersebut.

1. Rasa takut akan kegagalan

ilustrasi menunda menulis (pexels.com/AlphaTradeZone)

Takut akan kegagalan? Sejatinya, ketakutan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk. Misalnya, khawatir tulisanmu gak akan sebagus yang diharapkan, gak akan disukai oleh pembaca, atau bahkan gak akan selesai. Penulis sering terjebak dalam pola pikir yang terlalu kritis terhadap diri sendiri sebelum kata pertama ditulis.

Rasa takut ini bisa berasal dari ekspektasi yang terlalu tinggi pada hasil akhir, padahal proses menulis, terutama di tahap awal, adalah waktu dimana ide-ide masih perlu dirangkai dan disempurnakan. Jika kamu terobsesi untuk langsung menciptakan sesuatu yang sempurna, maka kamu justru bisa gak mampu untuk memulai. Jadi, cara untuk mengatasi rasa takut ini adalah dengan menerima bahwa draf pertama memang gak harus sempurna.

2. Adanya writer's block

ilustrasi menulis dimedia online (pexels.com/William Fortunato)

Witer's block adalah masalah yang sering jadi penyebab sulitnya memulai menulis. Kondisi ini terjadi saat seorang penulis merasa buntu dan gak bisa menemukan ide atau inspirasi untuk ditulis. Ini biasanya datang secara tiba-tiba dan bisa sangat menjengkelkan, terutama saat ada tenggat waktu atau harapan untuk menghasilkan karya tertentu.

Untuk mengatasi writer's block, kamu gak boleh memaksakan diri. Menulis dibawah tekanan justru akan menghasilkan tulisan yang gak memuaskan. Sebaliknya, kamu bisa mencoba berbagai teknik untuk membangkitkan kreativitas, seperti brainstorming, free writing, atau berjalan-jalan sejenak untuk menjernihkan pikiran.

3. Terhambat oleh sifat perfeksionis

ilustrasi menulis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak penulis yang mengalami kesulitan memulai tulisan karena merasa bahwa apa yang ditulis harus sempurna sejak awal. Perfeksionisme ini bisa jadi penghalang besar, karena pada dasarnya, gak ada tulisan yang langsung sempurna pada draf pertama. Ingat, keinginan untuk menulis kalimat yang ideal dan sempurna dari awal justru bisa membunuh aliran ide yang seharusnya mengalir dengan bebas.

Cara untuk mengatasi perfeksionisme ini adalah dengan punya konsep draf kasar. Ingatlah bahwa tulisan pertama gak perlu sempurna, dan draf awal hanya merupakan langkah pertama dari banyak proses revisi. Tulisan bisa diperbaiki nanti, yang penting adalah memulai dan melepaskan beban untuk langsung membuat sesuatu yang sempurna.

4. Beban ekspektasi dari diri sendiri dan orang lain

ilustrasi menulis dengan memanfaatkan tekhnologi (freepik.com/snowing)

Ekspektasi yang terlalu tinggi, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain, bisa jadi beban yang bikin penulis sulit memulai. Jika kamu merasa harus menghasilkan sesuatu yang luar biasa atau bahkan melampaui karya sebelumnya, tekanan ini bisa sangat berat. Begitu pula jika ada harapan dari pembaca, editor, atau rekan penulis lain yang menantikan karya yang hebat.

Untuk mengatasi beban ini, penulis perlu kembali mengingat alasan kenapa kamu menulis. Terkadang, terlalu fokus pada hasil akhir atau penilaian dari orang lain bisa mengurangi kenikmatan dari proses kreatif itu sendiri. Cobalah menulis tanpa terlalu memikirkan bagaimana karya tersebut akan diterima oleh orang lain. Nikmati prosesnya, dan ingat bahwa hasil akhir bisa ditingkatkan seiring waktu, ya.

5. Khawatir akan kehabisan ide

ilustrasi menulis (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Faktanya, banyak penulis yang takut memulai karena khawatir akan kehabisan ide di tengah jalan. Kekhawatiran ini biasanya muncul ketika kamu merasa ide-ide yang ada di kepalamu terbatas, dan jika menggunakannya sekarang, kamu gak akan punya apa-apa lagi untuk ditulis di masa depan. Ini bisa bikin penulis menunda-nunda memulai, karena kamu terus menunggu 'ide yang sempurna.'

Untuk mengatasi kekhawatiran ini, mulailah dengan apa yang kamu miliki sekarang. Jika kamu merasa kehabisan ide di tengah jalan, itu adalah hal yang sangat normal. Kamu selalu bisa mencari inspirasi tambahan lewat riset, membaca, atau mengobrol dengan orang lain. Terpenting adalah memulai dan percaya bahwa ide-ide akan berkembang seiring proses menulis berlangsung.

Memulai menulis adalah proses yang paling menantang, tapi juga merupakan yang paling penting. Berbagai rasa takut dan kekhawatiran akan muncul dan jadi penghalang utama. Namun, dengan memahami dan mengatasi hambatan-hambatan ini, kamu bisa membuka pintu menuju aliran kreativitas yang tak terbatas. Siap memulai tulisanmu dari sekarang?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desria
EditorDesria
Follow Us