Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Cara Tetap Eksis di Kampus Tanpa Sering Nongkrong, Ramah Kantong!

ilustrasi mahasiswa belajar bersama (freepik.com/jcomp)
Intinya sih...
  • Aktif di grup angkatan atau komunitas online kampus untuk tetap terlihat hadir di antara teman-temanmu tanpa harus nongkrong secara fisik.
  • Ikut organisasi kampus yang sesuai minat tapi tak menyita waktu, memperluas jaringan pertemanan dan membangun eksistensi melalui media sosial.
  • Tampil aktif saat presentasi atau diskusi kelas, membantu teman dalam hal-hal teknis atau akademik, serta menjadi bagian dari proyek kampus atau kegiatan temporer.

Di lingkungan kampus, eksistensi sosial sering dikaitkan dengan seberapa sering seseorang nongkrong, ikut acara, atau aktif di tongkrongan fakultas. Padahal, gak semua mahasiswa punya waktu, tenaga, atau anggaran untuk terus hadir di situasi-situasi sosial semacam itu. Banyak dari mereka yang harus mengatur uang bulanan dengan ketat, bekerja paruh waktu, atau memiliki tanggung jawab lain di luar kuliah. Lalu, apakah mereka gak bisa eksis di kampus?

Jawabannya, tentu bisa. Eksistensi bukan hanya soal tampil setiap saat di kantin atau kafe kampus, tapi bagaimana kamu dikenal, dihargai, dan diingat oleh lingkungan kampusmu. Ada banyak strategi yang bisa kamu jalankan untuk tetap terlihat aktif dan dikenal tanpa harus menguras isi dompet atau meluangkan waktu nongkrong setiap hari. Ini dia tujuh cara yang bisa kamu lakukan untuk tetap eksis walau jarang nongkrong.

1. Aktif di grup angkatan atau komunitas online kampus

ilustrasi aplikasi manajemen waktu (freepik.com/jcomp)

Grup angkatan, komunitas organisasi, atau bahkan forum diskusi kelas bisa menjadi sarana eksistensi yang efektif tanpa harus nongkrong secara fisik. Dengan aktif memberikan komentar, membagikan info penting, atau sekadar menyapa sesekali, kamu tetap terlihat hadir di antara teman-temanmu. Bahkan, beberapa mahasiswa justru lebih dikenal karena keaktifannya di grup WhatsApp atau Telegram, bukan karena sering nongkrong.

Kamu juga bisa menawarkan bantuan dalam hal-hal kecil, seperti mengingatkan deadline tugas, membagikan materi kuliah, atau membuat polling saat kelompok belajar. Interaksi seperti ini akan membuat kamu tetap diingat sebagai pribadi yang aktif, peduli, dan punya peran penting di lingkungan kampus. Tanpa perlu keluar biaya, kamu bisa membangun reputasi positif secara konsisten.

2. Ikut organisasi kampus yang sesuai minat tapi tak menyita waktu

ilustrasi organisasi mahasiswa (pexels.com/Chu Chup Hinh)

Organisasi gak selalu identik dengan rapat panjang dan acara nonstop. Banyak organisasi di kampus yang fleksibel dan menghargai kontribusi anggotanya, walaupun gak selalu hadir secara fisik. Kamu bisa memilih organisasi sesuai minat seperti divisi desain, media sosial, atau penulisan yang lebih berbasis hasil kerja dibanding kehadiran. Dengan begitu, kamu tetap bisa berperan aktif tanpa harus sering nongkrong.

Selain memberikan eksistensi, organisasi juga memperluas jaringan pertemananmu. Orang-orang akan mengenalmu lewat karyamu, kontribusimu, dan interaksi dalam forum internal. Bahkan dengan hanya mengelola akun Instagram organisasi atau membuat konten, namamu bisa tersebar tanpa perlu keluar rumah setiap saat. Ini jadi cara efisien bagi kamu yang low budget dan lebih nyaman bekerja dari rumah.

3. Bangun personal branding melalui media sosial

ilustrasi seseorang memanfaatkan media sosial (pexels.com/Cottonbro studio)
ilustrasi seseorang memanfaatkan media sosial (pexels.com/Cottonbro studio)

Zaman sekarang, eksistensi di kampus gak hanya dibentuk secara langsung, tetapi juga melalui platform digital. Media sosial bisa jadi alat penting untuk memperkenalkan siapa dirimu, minatmu, dan apa yang kamu kerjakan. Misalnya, kamu bisa membagikan insight dari perkuliahan, membahas topik kekinian, atau menunjukkan kegiatanmu di organisasi. Ini akan membuatmu terlihat aktif dan inspiratif meski jarang nongkrong.

Kamu juga bisa menampilkan sisi profesional atau kreatif, tergantung citra yang ingin kamu bangun. Mahasiswa lain, bahkan dosen, bisa mengenalmu dari unggahan yang kamu buat, baik itu di Instagram, X (Twitter), atau LinkedIn. Selama kamu aktif dan konsisten membagikan konten yang relevan, kamu gak perlu khawatir gak dikenal di lingkungan kampus. Justru ini bisa menjadi jalan pintas untuk membangun eksistensi yang lebih luas.

4. Tampil aktif saat presentasi atau diskusi kelas

ilustrasi seorang sedang presentasi (freepik.com/freepik)
ilustrasi seorang sedang presentasi (freepik.com/freepik)

Salah satu cara paling efektif untuk membangun eksistensi di kampus adalah tampil saat momen akademik, bukan sekadar nongkrong. Ketika kamu berani menyampaikan pendapat saat diskusi, menjawab pertanyaan dosen, atau membawakan presentasi dengan percaya diri, teman-teman akan mengenalmu sebagai pribadi yang aktif dan cerdas. Ini juga membangun citra akademik yang kuat, sesuatu yang lebih berkesan daripada sekadar jadi ‘anak tongkrongan.’

Kamu gak harus menjadi yang paling pintar di kelas untuk tampil. Cukup rajin membaca materi dan berani mengemukakan sudut pandang yang masuk akal. Dalam jangka panjang, kamu akan lebih dikenal karena kontribusimu dalam ruang kelas, bukan karena seberapa sering kamu duduk di kantin. Ini juga menunjukkan bahwa eksistensi bisa dibangun dari intelektualitas, bukan hanya interaksi sosial informal.

5. Bantu teman dalam hal-hal teknis atau akademik

ilustrasi belajar dan berdiskusi (freepik.com/drobotdean)

Banyak mahasiswa yang dikenal dan dihargai karena perannya sebagai ‘penyelamat’ di masa-masa genting. Misalnya, mereka yang sering membantu menyusun PPT kelompok, mengingatkan tenggat tugas, atau memberikan template laporan praktikum. Kamu bisa mengambil peran ini sebagai bentuk kontribusi yang membuatmu tetap eksis, meski gak selalu hadir di lingkungan sosial kampus secara langsung.

Menjadi teman yang solutif membuat kamu dicari dan diingat oleh banyak orang. Kamu gak perlu menjadi pusat perhatian, cukup jadi orang yang bisa diandalkan ketika dibutuhkan. Dalam dunia kampus yang penuh dengan deadline dan tekanan, kehadiran seperti ini sangat dihargai. Tanpa perlu nongkrong, kamu bisa tetap menjadi bagian penting dari komunitas mahasiswa.

6. Jadi bagian dari proyek kampus atau kegiatan temporer

ilustrasi mahasiswa belajar (freepik.com/freepik)

Jika kamu gak suka komitmen jangka panjang seperti organisasi, cobalah terlibat dalam proyek-proyek temporer di kampus. Misalnya, jadi panitia seminar, lomba, atau festival yang hanya berlangsung beberapa minggu. Dalam waktu singkat, kamu bisa bekerja sama dengan banyak orang, menambah pengalaman, dan membangun jaringan yang luas.

Kegiatan seperti ini juga biasanya gak menuntut biaya besar. Banyak yang bahkan menyediakan konsumsi atau sertifikat sebagai apresiasi. Yang terpenting, kamu mendapatkan eksposur tanpa harus rutin nongkrong atau tampil setiap hari. Eksistensi yang dibangun lewat proyek ini bisa berdampak besar, karena kamu dikenal sebagai pribadi yang aktif dan terlibat, meski dalam skala waktu terbatas.

7. Jaga hubungan baik secara personal meski gak sering bertemu

ilustrasi orang sedang berbincang memalui telefon (pexels.com/Andrea Piacquadio

Eksistensi gak selalu dibangun di ruang publik. Kadang, hubungan personal yang baik justru lebih bermakna daripada sekadar dikenal banyak orang. Kamu bisa menjaga komunikasi yang hangat dengan beberapa teman dekat lewat chat pribadi, video call, atau sesekali ajakan ngopi. Gak perlu sering, yang penting tulus dan berkualitas.

Jangan ragu juga untuk menyapa duluan atau menanyakan kabar. Hubungan kecil yang kamu rawat secara konsisten ini akan membentuk citra positif di mata orang lain. Mereka akan merasa kamu hadir dan peduli, meski gak selalu muncul di tongkrongan. Dengan cara ini, kamu tetap eksis sebagai pribadi yang punya relasi hangat, bukan hanya wajah familiar di kantin kampus.

Menjadi eksis di kampus gak harus mengandalkan nongkrong tiap sore atau hadir di setiap acara sosial. Dengan strategi yang tepat, kamu tetap bisa dikenal, dihargai, dan diingat oleh teman-teman kampus tanpa harus keluar biaya besar atau meluangkan waktu setiap hari. Mulai dari aktif di grup, ikut proyek singkat, hingga membangun personal branding digital, semua bisa kamu lakukan dari tempat yang nyaman dan sesuai kemampuanmu.

Yang terpenting adalah konsistensi dan kejelasan peranmu di komunitas kampus. Saat kamu punya kontribusi, meski kecil, orang akan tetap melihat keberadaanmu. Kamu gak harus menjadi orang paling populer, cukup jadi orang yang punya nilai dan memberi dampak. Jadi, buat kamu yang low budget atau mager nongkrong, tak perlu khawatir soal eksistensi, karena ada banyak jalan menuju dikenal!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us