Begini Cara Muhammadiyah Bantu Kemenkes Tambah Dokter Spesialis

- Muhammadiyah bergerak cepat dalam menjawab kebutuhan pemerintah akan dokter spesialis
- PP Muhammadiyah siapkan pendirian PPDS secara kuantitas dan kualitas, serta bentuk task force untuk pantau pendirian prodi PPDS
- Muhammadiyah mendorong pentingnya peran rumah sakit sebagai mitra pengembangan program berbasis hospital dan jawab kebutuhan distribusi dokter spesialis
Semarang, IDN Times - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bergerak cepat alias gercep dalam menjawab kebutuhan pemerintah dalam penyediaan tenaga dokter spesialis.
Ketika FGD bertajuk Laporan Perkembangan Pendirian Program Studi Spesialis di PP Muhammadiyah Jakarta, Sabtu kemarin, Muhammadiyah berjanji mengawal pendirian program pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (FK PTMA).
Siapkan pendirian PPDS secara kuantitas dan kualitas
Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman mengatakan Muhammadiyah tidak boleh kehilangan momentum dalam pembentukan PPDS FK PTMA.
"Pendirian PPDS perlu disiapkan secara matang baik dari kuantitas dan kualitas. Ini merupakan amanah yang disampaikan oleh Prof Haedar,” tegasnya seperti dikutip dalam laman resmi Muhammadiyah.or.id, Minggu (28/9/2025).
Muhammadiyah bentuk task force untuk pantau pendirian prodi PPDS

Ia melanjutkan bahwa Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) merupakan bentuk jasa nyata yang telah membesarkan Persyarikatan Muhammadiyah. Selain bidang sosial, AUM yang menjadi program strategis yakni pendidikan dan kesehatan. Dua hal ini menjadi otentitas Muhammadiyah yang harus menjadi keunggulan.
Lebih lanjut, PP Muhammadiyah terus menerima laporan perkembangan dari tim task force yang telah bekerja menyiapkan segala hal terkait pendirian program studi spesialis.
Forum ini, menurutnya, menjadi wadah mendengar berbagai masukan, hambatan, serta tantangan dari internal maupun eksternal. “Forum ini menjadi spirit dan dukungan nyata dari PP Muhammadiyah dalam mendorong terbentuknya PPDS di FK PTMA,” lanjutnya.
RS Muhammadiyah jadi penguat hospital based

Tak hanya menyoroti aspek universitas, Muhammadiyah juga menekankan pentingnya peran rumah sakit sebagai mitra pengembangan program berbasis hospital.
Jejaring rumah sakit Muhammadiyah diharapkan mampu mendukung penyelenggaraan pendidikan spesialis berbasis layanan kesehatan. “Kami turut mendukung rumah sakit Muhammadiyah tidak hanya sebagai mitra pendidikan, tetapi juga sebagai penguat jejaring hospital-based yang menjadi fondasi pendirian program studi spesialis,” ujar Agus.
Jawab kebutuhan distribusi dokter spesialis

Adapun kegiatan FGD Sabtu kemarin menghasilkan beberapa bahasan. Antara lain pentingnya konsolidasi antara Fakultas Kedokteran PTMA dan jejaring rumah sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam merancang model pendidikan spesialis yang adaptif terhadap kebutuhan dalam skema university-based maupun hospital-based.
Model ini diharapkan dapat menjawab tantangan distribusi dokter spesialis di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di daerah yang masih kekurangan.
Kedua, pihaknya juga menyoroti perlunya pemetaan sumber daya, termasuk kesiapan SDM, infrastruktur pendidikan, serta rumah sakit pendidikan utama dan afiliasi yang akan terlibat dalam penyelenggaraan PPDS. Muhammadiyah mendorong agar seluruh FK PTMA akselerasi dalam melengkapi dokumen dan persyaratan sesuai ketentuan dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Lalu pentingnya dukungan regulasi internal melalui koordinasi antara Majelis Diktilitbang dan Majelis PKU PP Muhammadiyah dalam mendorong percepatan pendirian PPDS. Sebagai langkah strategis, akan dibentuk satuan khusus atau task force pendirian PPDS yang secara resmi akan ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Agenda FGD ini menjadi langkah Muhammadiyah untuk menegaskan pendirian prodi spesialis bukan hanya cita-cita jangka panjang, tetapi bagian dari roadmap prioritas yang sedang dikawal secara terstruktur melalui sinergi antar PTMA, rumah sakit, dan stakeholder.