Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Inovasi Pupuk Cair dari Limbah Ternak, Dorong Pertanian Berkelanjutan

idntimes.com
Inovasi pupuk cair dari limbah ternak yang diterapkan Unsoed Purwokerto di Wonosobo, Kamis (Rabu, 30/7/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)
Intinya sih...
  • Tantangan lingkungan dan pengaruhnya dari limbah ternak Desa Kalikuning
  • Transformasi limbah menjadi sumber daya
  • Mengurangi ketergantungan pupuk sintetis

Banyumas, IDN Times - Langkah konkret dalam menjawab persoalan limbah ternak dan ketergantungan terhadap pupuk kimia mulai terlihat di Desa Kalikuning, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, sebagai bagian dari upaya membangun kesadaran ekologis, sekaligus memberikan solusi praktis dan aplikatif bagi masyarakat desa.

Sebanyak 20 mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN PMM) melaksanakan proyek inovatif pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari feses ternak.

Program tersebut mendapat pendampingan langsung dari akademisi Unsoed, di antaranya Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti, MP, IPU, ASEAN Eng, Sri Hartini, S.H., M.H., dan Sully Kemala Octisari,M.Sc, Ak., S.E., yang juga bertindak sebagai inisiator tema besar kegiatan KKN PMM tahun ini.

1. Tantangan lingkungan dan pengaruhnya dari limbah ternak

idntimes.com
Isu perubahan lingkungan akibat dari limbah ternak justru bisa dimanfaatkan para mahasiswa Unsoed menjadi manfaat.(IDN Times/Foto : Ilustrasi)

Desa Kalikuning, yang didominasi oleh masyarakat peternak dan petani, menghadapi dua tantangan besar yakni limbah feses ternak yang belum tertangani dengan baik, serta ketergantungan terhadap pupuk kimia yang semakin mahal dan langka.

Hampir seluruh rumah tangga di desa tersebut memelihara hewan ternak, namun limbah yang dihasilkan belum dimanfaatkan secara optimal. Alih-alih menjadi sumber daya, limbah itu justru menjadi sumber bau tak sedap dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan lingkungan.

Mahasiswa KKN PMM Unsoed melihat hal ini sebagai peluang strategis untuk mengembangkan teknologi tepat guna berbasis kearifan lokal dan prinsip pertanian berkelanjutan. Salah satu program unggulan yang kemudian dijalankan adalah pembuatan POC berbahan dasar feses atau limbah ternak.

2. Transformasi limbah menjadi sumber daya

idntimes.com
Transformasi limbah ternak menjadi sumber pupuk organik cair. (IDN Times/Foto : Ilustrasi)

Program dimulai dengan sosialisasi dan pelatihan teknis kepada warga setempat. Kegiatan ini melibatkan 24 peserta yang terdiri atas anggota kelompok tani, Karang Taruna, pengurus BUMDes, serta peternak. Materi disampaikan oleh mahasiswa Fakultas Peternakan Unsoed, Della Narindra Putri dan Almaas Fakhri Mushaddaq, yang menjelaskan secara rinci komposisi, proses pembuatan, serta manfaat penggunaan POC.

Pupuk Organik Cair yang dihasilkan merupakan larutan hasil fermentasi bahan organik, seperti kotoran hewan, sisa tanaman, dan limbah agroindustri, yang kaya akan unsur hara esensial seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Selain itu, POC juga mengandung mikroorganisme, enzim, dan hormon alami yang sangat dibutuhkan tanaman.

"Program ini tidak hanya menjawab persoalan limbah, tetapi juga mendorong petani untuk beralih pada sistem pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan,"ujar Prof. Elly Tugiyanti dalam keterangannya.

3. Mengurangi ketergantuntan pupuk sintetis

idntimes.com
Suasana sosialisasi dan pelatihan inovasi pembuatan pupuk cair di Wonosobo, Rabu (30/7/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Inisiatif ini juga menjadi representasi penerapan konsep ekonomi sirkular, yakni pengelolaan limbah menjadi produk yang dapat dimanfaatkan kembali ke dalam sistem produksi. Dalam konteks ini, feses ternak yang semula dianggap sebagai limbah kini memiliki nilai tambah sebagai pupuk organik berkualitas.

Elly menyebit, inovasi ini mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pupuk kimia sintetis, meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas hasil panen, mengurangi dampak negatif limbah ternak terhadap lingkungan, memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat melalui produksi pupuk skala rumah tangga.

"Kami mendorong keberlanjutan kegiatan melalui kelembagaan desa, seperti BUMDes dan kelompok tani, dan model ini diharapkan dapat direplikasi di desa desa lain di Kabupaten Wonosobo maupun wilayah agraris lainnya,"katanya .

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us