Vennas AIHII XVI di Purwokerto Soroti Tantangan Global Pendidikan HI

- Aksi menuju koneksi global - Purwokerto menjadi tuan rumah Vennas AIHII XVI, forum rutin AIHII sebelum konvensi nasional. - Rektor Unsoed berharap kegiatan ini memperkuat posisi Purwokerto sebagai destinasi wisata global. - Studi Hubungan Internasional perlu memperluas jejaring profesional dan kolaborasi lintas institusi pendidikan.
- AIHII hadapi tantangan akademik dan organisasi yang semakin kompleks
- Pertemuan diikuti oleh 64 universitas dari seluruh Indonesia, meningkat dibanding tahun sebelumnya.
- AIHII menghadapi tantangan akademik dan organisasi yang semakin kompleks.
- Tren mahasiswa bergeser, kampus negeri kian miminati.
Banyumas, IDN Times - Jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menjadi tuan rumah Pertemuan Sela Konvensi Nasional (Vennas) XVI Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) yang digelar di Hotel Aston Purwokerto, Selasa (28/10/2025).
Kegiatan yang akan berakhir pada 31 Oktober 2025 ini menjadi forum rutin AIHII sebelum pelaksanaan konvensi nasional sebagai ajang berbagi gagasan, kolaborasi akademik, dan refleksi atas perkembangan studi Hubungan Internasional (HI) di Indonesia. Tahun ini, forum mengusung tema "Local to Global, Rethinking Indonesia's Interest in the Contemporary World Order."
1. Aksi menuju koneksi global

Dalam sambutan pembukaan, Rektor Unsoed Prof. Akhmad Sodiq menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada Unsoed sebagai tuan rumah. Ia berharap momentum ini memperkuat posisi Purwokerto sebagai kota pendidikan sekaligus destinasi wisata global.
"Purwokerto itu kota kecil, tapi saya berharap kegiatan ini menjadi contoh bagaimana local action bisa menjadi global connection, semoga Purwokerto bisa dikenal dunia lewat kolaborasi akademik seperti ini,"ujar Prof. Sodiq.
Ia menambahkan, studi Hubungan Internasional di Indonesia perlu terus memperluas jejaring profesional dan kolaborasi lintas institusi pendidikan untuk mencetak dosen serta lulusan yang kompeten menghadapi tantangan global.
2. AIHII hadapi tantangan akademik dan organisasi yang semakin kompleks

Ketua Umum AIHII Dr. Agus Haryanto menyampaikan bahwa pertemuan kali ini diikuti oleh 64 universitas dari seluruh Indonesia, meningkat dibanding tahun sebelumnya. Dua universitas baru yang turut bergabung adalah Universitas Bina Nusantara (Binus) dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
"Atas nama Pengurus Besar AIHII, kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi semua rekan dari berbagai kampus, dan mohon maaf jika ada peserta yang tidak bisa menginap di Aston karena kapasitas penuh,"capnya.
Memasuki usia ke 16 tahun, AIHII menjadikan momentum ini sebagai bahan refleksi. Menurut Dr. Agus, AIHII kini menghadapi tantangan akademik dan organisasi yang semakin kompleks. "Tanggung jawab kita adalah memastikan mahasiswa HI memiliki arah dan masa depan yang jelas," ujarnya.
AIHII mencatat ada 37 38 ribu mahasiswa aktif HI di Indonesia, dengan sekitar 10 ribu mahasiswa baru setiap tahun. Angka ini menunjukkan potensi besar, namun juga menjadi tantangan untuk memperkuat kurikulum dan relevansi keilmuan.
3. Tren mahasiswa bergeser, kampus negeri kian miminati

AIHII juga mencatat adanya pergeseran tren jumlah mahasiswa HI. Kampus di luar Pulau Jawa mengalami peningkatan, sementara sebagian kampus swasta di Jawa mengalami penurunan. "Tahun 2021 mahasiswa HI di kampus swasta sekitar 20 ribu, kini menurun menjadi 18 ribu, ada pergeseran minat ke kampus negeri,"ungkap Ketua AIHII.
Fenomena ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bersama, terutama dalam menjaga keberlanjutan studi HI di perguruan tinggi swasta. Untuk memperkuat daya saing lulusan, AIHII tengah menjajaki pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang Hubungan Internasional.
Selain itu, jumlah mahasiswa pascasarjana HI masih relatif kecil sekitar 1.000 mahasiswa S2 di seluruh Indonesia. Sementara program doktor (S3) HI baru tersedia di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Padjadjaran (Unpad).
4. Dorong penguatan jurnal dan peran di level ASEAN

AIHII juga fokus memperkuat publikasi ilmiah. Hingga kini, jurnal asosiasi masih berada di peringkat empat. "Kita akan perkuat publisher AIHII Press agar bisa menaungi dan menaikkan indeksasi jurnal jurnal di bawahnya,"jelas Dr. Agus.
Selain di level nasional, AIHII juga aktif berpartisipasi dalam forum regional, seperti ASEAN for People Conference (IFPG) di Jakarta, yang menjadi wadah kerja sama akademisi Asia Tenggara lintas negara.
Pertemuan sela Vennas XVI ini berlangsung selama empat hari, membahas isu akademik, penguatan organisasi, hingga jejaring antarkampus.
"Karena ini tahun terakhir masa jabatan kami, kami berharap forum ini dapat merumuskan mekanisme pemilihan ketua umum baru lebih awal, sekaligus menentukan tuan rumah konvensi nasional berikutnya," tutup Ketua Umum AIHII.


















