2 Industri Batik Jateng Kantongi Sertifikat Hijau, Produksi Ngirit
- 3 IKM di Jawa Tengah dapat sertifikasi hijau untuk ekspor ke Uni Eropa
- Sertifikasi hijau membantu penghematan biaya produksi hingga 21%
- Pelaku UMKM tertarik dengan fasilitasi sertifikasi hijau dan program pelatihan dari Disperindag
Semarang, IDN Times - Tiga pelaku usaha industri kecil dan menengah (IKM) di Jawa Tengah memperoleh dokumen sertifikasi hijau untuk kegiatan ekspor mereka ke Uni Eropa (UE). Berdasarkan catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah, dua di antara IKM yang mendapatkan sertifikasi hijau bergerak di sektor industri batik.
Batik Ozzy dan Batik Pusaka Beruang dapat sertifikat hijau
Kepala Disperindag Jawa Tengah, Julie Emmylia mengatakan tiga pelaku IKM yang telah mengantongi sertifikasi hijau ialah satu industri skala besar bernama PT Barutama serta dua IKM batik antara lain Batik Ozzy dan Batik Pusaka Beruang.
"Saat ini sudah ada tiga industri IKM sudah mengurus sertifikat hijau. Satu ada perusahaan skala besar PT Barutama, dua IKM Batik Ozzy dan Batik Pusaka Beruang. Setelah mereka bertransformasi, bahwa benar ada penghematan biaya produksi sampai 21 persen," kata Julie kepada wartawan, Kamis (2/10/2025).
Sertifikasi hijau untuk IKM batik Go Eropa

Ia menuturkan pemberian sertifikasi hijau sebagai langkah alternatif untuk menyikapi kenaikan tarif ekspor ke Amerika Serikat pasca adanya peraturan baru dari Presiden Donald Trump.
Menurutnya saat ini banyak eksportir seperti IKM asal Jawa Tengah yang berusaha mengalihkan kegiatan ekspornya ke Uni Eropa dengan pertimbangan memperoleh segmen pasar yang lebih luas.
Disperindag, katanya memang berupaya memfasilitasi pelaku IKM untuk mendapatkan sertifikasi hijau yang lebih mudah. Caranya dengan memberikan fasilitasi dan konsultasi secara gratis.
"Kami tentu selama ini memfasilitasi pemberian fasilitasi sertifikasi hijau yang gratis. Dimana dengan adanya kebijakan Trump itu banyak sekali beralih ke Uni Eropa dimana mewajibkan EUDR (European Deforestation Regulation) dan FS," urainya.
Para buyer Eropa pasang syarat produk ramah lingkungan

Tak cuma itu saja pihaknya pun berjanji akan membantu pelaku UMKM yang berniat naik kelas dengan memberikan sarana instrumen pengukur kelayakan produk usaha mereka.
Ini, katanya perlu dilakukan mengingat para buyer Eropa mensyaratkan pemberian sertifikat untuk produk ramah lingkungan.
"Kami juga ada klinik konsultasi dan ada instrumen mengukur UMKM menuju green industri. Sebab buyer di Eropa mempersyaratkan lebih ke produk-produk ramah lingkungan," bebernya.
Hipka Jateng tertarik tawaran fasilitasi sertifikasi hijau

Ketua Himpunan Pengusaha KAHMI (Hipka) Jawa Tengah, Asrar tertarik dengan tawaran fasilitasi pemberian sertifikasi hijau tersebut. Ia ingin pelaku UMKM yang tergabung dalam organisasinya naik kelas dengan diiringi sejumlah pembenahan kualitas produk.
"Karena Disperindag ada program packaging dan pelatihan maka kita dorong untuk memperbaiki produknya melalui fasilitasi dari Disperindag. Tantangan kita sekarang ini, beberapa UMKM selalu berada di zona nyaman. Kita berharap ada pelatihan yang bisa meningkatkan kelas UMKM binaan Hipka," paparnya.
Pihaknya nantinya mengevaluasi strategi pemasaran UMKM dengan membekali pelatihan. "Minggu depan kita akan bertemu dengan Dinkop UMKM juga. Biar bisa bersaing di Jawa Tengah dan luar Jawa Tengah lebih bagus lagi bisa ekspor," urainya.