Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fakta Gangguan Kognitif Ringan, Gejala dan Pengobatan

ilustrasi berpikir (unsplash.com/Magnet.me)
Intinya sih...
  • MCI adalah penurunan kemampuan otak tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari secara signifikan, bisa berkembang menjadi demensia.
  • Penyebab MCI termasuk perubahan otak, masalah pembuluh darah, gaya hidup kurang sehat, dan kondisi medis tertentu.
  • Gejala MCI meliputi mudah lupa, sulit menyusun kata, kurang fokus, sulit buat keputusan, dan mudah tersesat.

Pernah gak sih, masuk ke sebuah ruangan terus lupa ngapain? Atau tiba-tiba gak ingat nama orang yang sebenarnya udah sering ketemu? Hal kayak gitu kadang wajar, apalagi kalau udah makin bertambah usia. Tapi kalau sering banget lupa dan makin parah, bisa jadi itu tanda Gangguan Kognitif Ringan, atau yang biasa disebut Mild Cognitive Impairment (MCI).

Penting banget nih untuk tahu lebih dalam soal kondisi ini. Yuk, simak selengkapnya biar lebih paham dan bisa waspada dari sekarang! 

1. Apa itu gangguan kognitif ringan?

ilustrasi berpikir (unsplash.com/Remi Turcotte)

Gangguan kognitif ringan (MCI) adalah kondisi ketika kemampuan otak, seperti daya ingat, konsentrasi, dan pengambilan keputusan, mulai menurun lebih dari biasanya, tapi belum sampai mengganggu aktivitas sehari-hari secara signifikan. Orang yang mengalami MCI biasanya sadar kalau daya ingatnya mulai berkurang, dan orang lain juga bisa melihat perubahannya, tapi mereka masih bisa berfungsi secara mandiri.

MCI bisa dibilang sebagai tahap tengah antara penuaan normal dan demensia. Sekitar 10-15 persen orang dengan MCI bisa berkembang jadi demensia tiap tahunnya. Tapi kabar baiknya, gak semua orang dengan MCI pasti kena demensia, ada juga yang stabil, bahkan membaik seiring waktu.

2. Penyebab gangguan kognitif ringan

ilustrasi depresi (pexels.com/Nathan Cowley)

Penyebab MCI bisa bervariasi dan terkadang susah dipastikan secara pasti, tapi ada beberapa faktor yang sering dikaitkan:

  • Perubahan di otak: MCI punya kemiripan dengan perubahan otak yang terjadi pada Alzheimer, kayak penumpukan protein abnormal dan penyusutan volume otak di bagian tertentu.
  • Masalah pembuluh darah: Penyakit yang ganggu aliran darah ke otak, misalnya tekanan darah tinggi atau stroke, bisa bikin otak kurang oksigen dan memicu MCI.
  • Gaya hidup kurang sehat: Pola makan nggak seimbang, kurang olahraga, kebiasaan merokok, dan kesepian bisa ningkatin risiko.
  • Kondisi medis tertentu: Depresi, gangguan tidur kayak sleep apnea, dan konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa jadi pemicu.

Yang penting dicatat, beberapa penyebab MCI bisa dibalik. Misalnya, kalau gangguannya datang karena kurang tidur atau stres berat, itu bisa diatasi dan kondisi kognitifnya bisa membaik.

3. Ciri-ciri atau gejala yang harus diperhatikan

ilustrasi berpikir (unsplash.com/Ben White)

Makin cepat kita sadar dengan gejalanya, makin baik juga penanganannya. Gejala yang sering muncul pada MCI antara lain:

  • Mudah lupa: Sering lupa hal-hal kecil kayak janji, acara, atau isi percakapan.
  • Sulit menyusun kata: Sering kesulitan mencari kata yang pas atau nyambungin ide saat ngobrol.
  • Kurang fokus: Gampang terdistraksi dan susah berkonsentrasi saat kerja atau belajar.
  • Sulit buat keputusan: Bikin rencana atau mutusin sesuatu yang simpel bisa jadi terasa ribet dan membingungkan.
  • Mudah tersesat: Bisa bingung arah, bahkan di tempat yang udah dikenal.

Kalau gejala ini muncul secara konsisten dan mulai mengganggu rutinitas, sebaiknya konsultasi ke dokter biar bisa dicek lebih lanjut.

4. Dampaknya terhadap kesehatan

ilustrasi cemas (pexels.com/Andrew Neel)

Meskipun gak langsung ganggu aktivitas harian secara besar, MCI tetap punya dampak yang gak bisa dianggap sepele:

  • Risiko demensia: Orang dengan MCI punya kemungkinan lebih besar berkembang jadi Alzheimer atau jenis demensia lainnya.
  • Pengaruh emosional: Tahu bahwa diri sendiri mulai gampang lupa bisa bikin cemas, sedih, bahkan depresi.
  • Masalah keamanan: Lupa hal penting kayak matiin kompor atau bingung jalan pulang bisa berbahaya.
  • Kehilangan kualitas hidup: Jadi gak nyaman dalam bersosialisasi, kerja, atau ngelakuin hobi yang biasanya menyenangkan.

Makanya penting buat deteksi dini dan segera cari cara buat memperlambat proses penurunannya.

5. Cara mengatasi dan mengelola gangguan kognitif ringan

ilustrasi dokter (pexels.com/Thirdman)

Belum ada obat pasti untuk MCI, tapi ada banyak langkah yang bisa bantu ngurangin gejala dan mencegah kondisi makin parah:

Ubah gaya hidup:

  • Rutin olahraga: Gerak fisik bantu alirin darah ke otak dan ningkatin fungsi otak.
  • Pola makan sehat: Makan makanan bergizi kayak sayur, buah, ikan, dan kacang-kacangan bisa jaga kesehatan otak.
  • Stimulasi mental: Main teka-teki, baca buku, atau belajar hal baru bikin otak tetap aktif.
  • Aktif sosial: Nongkrong sama teman atau ikut komunitas bikin pikiran tetap tajam.

Intervensi medis:

  • Cek obat yang dikonsumsi: Beberapa obat bisa bikin efek samping ke fungsi otak.
  • Kelola penyakit lain: Kontrol tekanan darah, gula darah, dan gangguan tidur bisa bantu banget.

Pemantauan dan dukungan:

  • Cek rutin ke dokter: Buat pantau apakah kondisi otak memburuk atau tetap stabil.
  • Gabung grup dukungan: Bisa dapat insight dan semangat dari orang lain yang mengalami hal serupa.

Kalau ditangani sejak dini, MCI bisa dikelola dengan baik dan tetap memungkinkan seseorang menjalani hidup yang aktif dan berkualitas.

Gangguan kognitif ringan bukan hal yang bisa diabaikan begitu saja. Meski belum separah demensia, kondisi ini bisa berdampak besar kalau dibiarkan. Mengenali gejalanya, tahu apa penyebabnya, dan segera ambil tindakan adalah langkah penting buat jaga kesehatan otak. Jangan tunda kalau udah merasa ada yang beda, lebih baik dicek dan ditangani lebih awal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us