Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Manfaat Mengurangi Waktu di Media Sosial untuk Ketenangan Pikiran

ilustrasi membatasi penggunaan media sosial (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi membatasi penggunaan media sosial (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Pikiran lebih tenang dan tidak terburu-buru
  • Mengurangi perasaan cemas dan insecure
  • Relasi yang terjalin jadi lebih berkualitas
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Media sosial menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang sulit dipisahkan. Dalam satu hari, tanpa sadar kita bisa menghabiskan berjam-jam hanya untuk menggulir layar gadget. Meskipun terlihat sepele, kebiasaan ini punya dampak yang tidak selalu positif bagi kesehatan mental.

Terlalu banyak terpapar informasi, perbandingan hidup, dan stimulasi visual bisa membuat pikiran lelah. Kadang tanpa alasan jelas, kita merasa gelisah, cemas, atau kurang percaya diri. Mengurangi waktu di media sosial bukan berarti menghilangkannya sepenuhnya, tetapi memberi ruang bagi diri untuk bernapas guna memperoleh lima manfaat berikut.

1. Pikiran jadi lebih tenang dan tidak terburu-buru

ilustrasi berpikir terstruktur (pexels.com/Ben Hedrich)
ilustrasi berpikir terstruktur (pexels.com/Ben Hedrich)

Saat tidak terus-menerus memeriksa notifikasi, otak punya lebih banyak waktu untuk beristirahat. Kita tidak lagi terburu-buru ingin tahu kabar terbaru atau ikut tren yang sedang ramai. Ritme hidup pun terasa lebih stabil dan tidak terbebani oleh hal yang tidak perlu.

Ketika pikiran tidak selalu teralihkan, kita bisa fokus pada hal-hal yang lebih penting. Kita juga lebih mudah menikmati momen, tanpa merasa harus membagikannya setiap saat. Ketenangan seperti itu sering kali baru terasa ketika kita benar-benar berjarak dari layar gadget.

2. Mengurangi perasaan cemas dan insecure

ilustrasi belajar percaya diri saat menentukan pilihan (pexels.com/)
ilustrasi belajar percaya diri saat menentukan pilihan (pexels.com/)

Media sosial sering kali jadi tempat munculnya perbandingan yang tidak sehat. Melihat pencapaian orang lain, gaya hidup mereka, atau penampilan yang tampak sempurna bisa memicu rasa kurang dan cemas berlebihan. Padahal apa yang terlihat belum tentu mencerminkan kenyataan.

Dengan membatasi waktu di media sosial, kita jadi lebih fokus pada diri sendiri, bukan pada pencapaian orang lain. Kita bisa menilai diri dari proses, bukan dari standar yang muncul di dunia maya. Hasilnya, rasa percaya diri pun perlahan kembali tumbuh.

3. Relasi yang terjalin jadi lebih berkualitas

ilustrasi menjalin relasi yang bermakna (pexels.com/ArtHouse Studio)
ilustrasi menjalin relasi yang bermakna (pexels.com/ArtHouse Studio)

Saat perhatian tidak terus-menerus tertuju pada layar gadget, kita bisa lebih hadir dalam percakapan langsung. Mendengarkan orang lain tanpa gangguan notifikasi membuat hubungan lebih bermakna. Kita juga bisa membangun koneksi yang lebih hangat dan nyata.

Mengurangi waktu di media sosial bukan berarti menjauh dari orang lain, justru kita memberi ruang untuk menjalin hubungan yang lebih dalam. Kehadiran kita jadi lebih terasa, baik bagi diri sendiri maupun orang sekitar. Hal itu membantu menciptakan rasa keterhubungan yang lebih sehat.

4. Lebih mudah fokus dan produktif

ilustrasi perempuan produktif (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi perempuan produktif (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Media sosial bisa menjadi pengalih perhatian yang sangat kuat. Saat kita sekali membukanya, maka lima menit bisa berubah menjadi satu jam tanpa terasa. Akibatnya, pekerjaan cenderung tertunda dan fokus pun terpecah.

Ketika waktu di media sosial dikurangi, kita bisa mengatur ritme kerja atau belajar dengan lebih baik. Pikiran tidak terus-menerus terganggu oleh dorongan untuk mengecek gadget. Produktivitas pun meningkat karena energi mental lebih terarah.

5. Memberi ruang untuk mengenal diri lebih dalam

ilustrasi menerima diri sendiri (pexels.com/Leohoho)
ilustrasi menerima diri sendiri (pexels.com/Leohoho)

Sering kali, waktu luang yang kita miliki digunakan untuk mengecek media sosial. Padahal, saat-saat kosong itu bisa jadi kesempatan untuk merenung, menulis, membaca, atau sekadar duduk diam. Dari sana, kita bisa lebih mengenal apa yang kita rasakan dan butuhkan.

Mengurangi media sosial bukan hanya soal menghindar, tetapi juga soal mendekat pada diri sendiri. Dalam keheningan yang jarang kita beri ruang, justru ketenangan batin bisa tumbuh. Dari situlah muncul kebijaksanaan kecil untuk menjalani hidup dengan lebih sadar.

Ketenangan pikiran tidak datang dari banyaknya informasi, tetapi dari kemampuan kita mengatur apa yang masuk ke dalam kepala. Dengan memberi batas, kita memberi ruang untuk pulih, tumbuh, dan lebih hadir dalam kehidupan nyata. Sebab semua orang butuh jeda, termasuk dari dunia maya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us