NUDC - KDMI Nasional 2025: Debat, Ide Besar, dan Mendoan Purwokerto

- Ajang melahirkan pemimpin muda berintegritasMenurut Prof Shodiq, NUDC dan KDMI meningkatkan mutu pendidikan tinggi serta memperluas wawasan global mahasiswa Indonesia. Setiap perguruan tinggi mengirimkan tiga perwakilan mahasiswa aktif program sarjana atau vokasi.
- Menuju masyarakat hebatUnsoed berkomitmen menghadirkan kegiatan yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga inspiratif. Debat bukan hanya ajang akademik, melainkan ruang ekspresi ide dan kreativitas untuk melahirkan solusi nyata bagi masyarakat.
- Mahasiswa Trisakti sebut pemerataan edukasiPeserta KDMI 2025 membawa isu besar yang relevan pemerataan
Banyumas, IDN Times - Sebanyak 129 universitas dari seluruh Indonesia mengirimkan delegasinya dalam ajang National University Debating Championship (NUDC) dan Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) Nasional 2025. Kompetisi bergengsi ini digelar mulai Selasa hingga Jumat (21 - 24 Oktober 2025) di berbagai venue fakultas, termasuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed.
Sedangkan acara sendiri telah dibuka secara resmi oleh Rektor Unsoed, Prof. Ahmad Shodiq, Senin (20/10/2025). Menurutnya ajang tersebut sebagai wadah strategis membangun generasi muda yang berpikir kritis, berintegritas, dan berjiwa kebangsaan.
"NUDC dan KDMI tidak saja sebagai ajang adu argumentasi, namun juga wadah mempererat silaturahmi, berbagi pengalaman, dan memperkuat semangat kebangsaan di antara mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia,"ujar kepada IDN Times.
1. Ajang melahirkan pemimpin muda berintegritas

Menurutnya Prof Shodiq, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui ajang ini berupaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi serta memperluas wawasan global mahasiswa Indonesia. NUDC diselenggarakan dalam bahasa Inggris, sedangkan KDMI menggunakan bahasa Indonesia.
Setiap perguruan tinggi mengirimkan tiga perwakilan mahasiswa aktif program sarjana atau vokasi, maksimal semester delapan. Mereka akan beradu argumentasi ilmiah seputar isu isu global dan nasional, dengan mengedepankan pemikiran kritis, logis, dan analitis.
"Di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi, mahasiswa harus punya kompetensi karakter dan literasi, komunikasi dan kolaborasi adalah kunci untuk membentuk generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045,"tegas Prof. Shodiq.
2. . Menuju masyarakat hebat

Dengan mengusung tema "Dari Panggung Hebat untuk Masyarakat Hebat, Mewujudkan Kampus Berdampak", Unsoed berkomitmen menghadirkan kegiatan yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga inspiratif.
Ditambahkan, bahwa debat bukan hanya ajang akademik, melainkan ruang ekspresi ide dan kreativitas untuk melahirkan solusi nyata bagi masyarakat. Para mahasiswa diharapkan menjadi motor penggerak perubahan sosial, menghadirkan gagasan yang konstruktif bagi pembangunan bangsa.
"Jadi tidak hanya ajang para mahasiswa berdebat, namun ide dan kreatifitas mereka diharapkan mampu melahirkan solusi bagi masyarakat, selain sebagai motor perubahan sosial dan ide positif untuk bangsa,"terangnya.
3. Mahasiswa Trisakti sebut pemerataan edukasi

Salah satu peserta KDMI 2025, Clara dari Universitas Trisakti Jakarta, tampil bersama dua rekannya Emma Joanna dari Fakultas Kedokteran Gigi dan Ulil dari Fakultas Teknik. Mereka membawa isu besar yang relevan pemerataan pendidikan di Indonesia.
"Isu yang kami angkat adalah bagaimana cara memeratakan edukasi di Indonesia dan memastikan masyarakat bisa mendapatkan pendidikan yang layak,"tutur Clara saat ditemui di sela kompetisi.
Bagi Clara, partisipasi dalam KDMI adalah wujud kepedulian terhadap pendidikan dan kesempatan untuk menyuarakan ide di level nasional. Ia menargetkan bisa menembus babak Grand Final, meskipun Breaking National saja sudah dianggap sebagai capaian membanggakan.
"Kami ingin membawa pesan bahwa pendidikan adalah hak semua orang, bukan hanya bagi mereka yang punya akses di kota besar, tapi daerah lain, selain itu membuktikan bahwa mahasiswa bukan hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan semangat kolaboratif dalam memperjuangkan isu pemerataan kesempatan belajar,"jelasnya.
Sementara Seyla, peserta NUDC dan KDMI Nasional 2025 dari Universitas Fajar Makassar menyebut event ini menjadi simbol komitmen dunia kampus dalam menciptakan ruang intelektual yang berdampak. "Melalui kompetisi ini, kami belajar mengolah ide, mengasah nalar kritis, dan menanamkan nilai kejujuran dalam berkompetisi,"katanya.
4. Dampak ekonomi, hotel dan kuliner lokal siap laris

Gelaran berskala nasional ini juga memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat Purwokerto. Tingkat hunian hotel di sekitar Unsoed melonjak tajam hingga penuh menjelang 24 Oktober 2025.
Sementara itu, kuliner khas Banyumas seperti mendoan dan gethuk Sokaraja menjadi incaran para peserta debat. Seyla bahkan sempat menuturkan kekagumannya pada kuliner legendaris tersebut.
"Katanya belum lengkap kalau ke Purwokerto belum coba mendoan. Apalagi ada istilah mendoan plungtas, dicemplung langsung dientas, katanya rasanya beda,"ujar Seyla sambil tertawa.
Dirinya juga berharap bahwa ajang debat NUDC dan KDMI terus menjadi agenda berkelanjutan bagi para mahasiswa di seluruh Indonesia.