5 Manfaat Perbandingan Diri Masa Lalu versus Masa Kini, Masih Stagnan?

- Membandingkan diri di masa lalu vs sekarang untuk mengukur perkembangan kemampuan dan manajemen waktu.
- Pertumbuhan manusia harus diikuti dengan perkembangan kemampuan, stagnansi kemampuan perlu dipertanyakan.
- Membandingkan diri sendiri adil untuk evaluasi, introspeksi kekurangan, dan pengembangan kelebihan serta kemampuan.
Membandingkan bisa menjadi salah satu proses untuk mengetahui apa yang jadi kekuatan dan kelemahannya seseorang, nih. Secara lebih kompleks, membandingkan diri sendiri di masa lalu versus masa kini itu menjadi cara yang bijak untuk mengukur seberapa efektif kehidupanmu sekarang.
Berbekal pengalaman hidup dari masa lalu hingga yang terjadi sampai detik ini, tentu semuanya saling berkesinambungan. Jadi, jika ada perbedaan yang cukup signifikan, tentu akan jadi pertanyaan dan masalah besar, ya. Hal tersebut bisa kamu temukan hingga perbaiki dengan membandingkan dirimu di masa lalu versus masa kini, berikut sederet ulasan manfaatnya.
1. Jika dulu bisa, kenapa sekarang gak bisa?

Saat kamu membandingkan diri sendiri di masa sekarang versus di masa lalu, tentu kamu jadi membayangkan apa yang telah terjadi pada dua periode tersebut, ya. Salah satunya, yakni terkait kemampuan yang kamu miliki di masa lalu.
Pertanyaannya, apakah hingga saat ini kemampuan itu masih ada? Masih berguna? Bahkan sudah berhasil kamu kembangkan? Coba jawab dengan jujur. Jika sekadar masih ada saja jawabannya tidak, maka ada yang salah dari dirimu.
Yakni, jika dulu bisa punya kemampuan itu, lantas kenapa sekarang gak bisa? Kemana perginya? Bak pisau yang lama tak terasah, akhirnya tak bisa tajam. Begitu pula dengan kemampuanmu, sebenarnya tetap ada, sayangnya tak pernah kamu asah. Hadirkan lagi kemampuanmu, kembangkan sesuai edisi saat ini, serap nilai gunanya.
2. Jika dulu bukan kelemahan atau kekuranganmu, kenapa sekarang bisa menjadi kendalamu?

Coba bayangkan masalah apa yang hadir bertubi-tubi dalam kehidupanmu? Misalnya saja masalah itu berhubungan dengan kegagalan dalam manajemen waktu. Bisa jadi dahulu kamu tidak seperti itu, tapi sekarang malah terbiasa nyaman hidup di zona bermalas-malasan.
Kamu harus bisa membedakan mana kekurangan, mana kesalahan. Terlebih mana kekurangan mutlak, mana kekurangan yang sejatinya masih bisa diperbaiki. Bagaimana patokannya? Yakni, kamu versi di masa lalu.
Jika kamu di masa lalu orangnya bisa on time, maka sosok kamu yang ngaret di masa sekarang itu wujud kekurangan yang bisa diperbaiki, bukan mutlak. Yang mana jika kamu terus-menerus gagal manajemen waktu, kekurangan itu pada akhirnya akan berubah jadi kesalahan dengan aneka risikonya, lho.
3. Seiring waktu kamu terus bertumbuh dengan kemampuan yang seharusnya jauh lebih baik, bukan sebaliknya

Selayaknya teori pertumbuhan manusia, yakni dari dalam kandungan hingga tumbuh berkembang menjadi dewasa. Mulai dari fisik yang mengalami perubahan hingga pola pikir yang semakin matang sejalan dengan bertambahnya usia sang pelaku.
Dengan demikian, sudah seharusnya kamu yang telah mengalami pertumbuhan, bisa sampai hidup di fase sekarang, itu ada perkembangannya. Ya, berkembang secara kemampuan, bukan malah sebaliknya jadi merosot.
Saat kemampuanmu stagnan saja seharusnya patut dipertanyakan. Ibaratnya kamu sudah berusia 17 tahun, tapi fisik badanmu stagnan di usia 5 tahun. Bukankah itu sebuah penyakit yang harus diobati? Begitu pula dengan kemampuanmu di masa sekarang yang stagnan seperti di masa lalu.
4. Membandingkan diri saat ini dengan versi masa lalu itu sudah adil, stop berdalih harus bersyukur

Secara logika, ketika kamu membandingkan diri dengan orang lain, jelas hal ini bisa dibilang tak adil. Semua itu lantaran dasaran yang berbeda antara kamu dan dia, enggak adil jika dibandingkan dengan satu kacamata.
Sehingga, dengan satu sudut pandang yang sama itu hanya berlaku di satu pelaku yang sama. Yakni, sama-sama kamu, bedanya hanya pada zona waktu, di masa lalu dan masa sekarang. Jadi, jelas adil saat membandingkan diri antara sekarang versus masa lalu, ya.
Poinnya, jika dirasa setelah membandingkan itu justru hasilnya malah lebih buruk masa sekarang daripada masa lalu. Maka, adil pula jika kamu perlu ditindak tegas supaya tak larut dalam perosotan kemunduran hidup. Stop jadikan self love dengan menerima diri apa adanya sebagai dalih untuk menolak perbaikan hidup, ya!
5. Evaluasi perbandingan untuk perbaiki diri, kembangkan diri, atau ada hal buruk yang harus dibuang

Puncaknya, manfaat dari membandingkan diri sendiri di masa lalu versus masa sekarang ialah untuk bisa melakukan evaluasi. Yakni, introspeksi diri terkait apa-kekurangan apa saja yang perlu diperbaiki.
Hal baik, kelebihan, kemampuan apa saja yang perlu untuk dikembangkan. Tak lupa, hal apa saja yang sudah tak bisa diselamatkan, setelah dipantau dari dulu hingga saat ini ternyata penghambat kamu, buang semua itu.
Memang, tak akan pernah ada yang namanya manusia sempurna, termasuk kesempurnaan dalam kehidupanmu. Namun, untuk mencapai batas maksimal kesempurnaan hidup tentu perlu peninjauan agar bisa jauh lebih baik lagi.
Jadi, jangan ragu untuk membandingkan dirimu yang ada di masa lalu versus sosok kamu pada masa kini. Semua itu demi mengetahui bagaimana update hingga sumner perbaikan hidupmu secara jangka panjang, ya!