Inovasi Mireng Renyah Jatilawang Dorong UMKM Maju dan Laku Keras

- Fasilitasi gratis dan dukungan pendampingan teknis
- Digitalisasi promosi produk UMKM
- Persaingan sehat dan berkelanjutan
Banyumas, IDN Times - Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, meluncurkan inovasi baru bernama "Mireng Renyah" atau Manajemen Informasi Pemasaran Edukasi dan Berwawasan Gender untuk Mewujudkan Masyarakat Nyaman dan Sejahtera. Program ini dirancang untuk memperkuat daya saing pelaku usaha mikro dengan fokus pada fasilitasi perizinan, sertifikasi halal, hingga digitalisasi pemasaran.
Menurut Endah Trisnawati, Kasi Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Jatilawang, inovasi ini hadir menjawab tantangan yang selama ini dirasakan UMKM. Banyak pelaku usaha menganggap birokrasi perizinan rumit, padahal dengan sistem digital saat ini proses menjadi lebih mudah.
"Program ini memfasilitasi UMKM dalam pengurusan NIB, PIRT, hingga sertifikasi halal agar produk mereka memiliki jaminan mutu dan mampu bersaing di pasar global," jelasnya kepada IDN Times, Rabu (1/10/2025).
1. . Fasilitasi gratis dan dukungan pendampingan teknis

Endah menambahkan, ada sejumlah program dari kabupaten yang bisa dimanfaatkan UMKM secara gratis, mulai dari sertifikasi hingga pendampingan teknis.
Inovasi ini juga mendapat dukungan Pemkab Banyumas yang mendorong setiap kecamatan melahirkan aksi perubahan serupa, bahkan akan masuk dalam alokasi anggaran tahunan.
"Setiap instansi diwajibkan memiliki satu inovasi. Dengan dukungan kabupaten, diharapkan UMKM bisa berkembang lebih baik,"kata Endah.
2. Digitalisasi promosi produk UMKM

Inovasi "Mireng Renyah" tidak hanya menyentuh aspek legalitas, tetapi juga promosi digital. Menurut Seksianto, Sekcam Jatilawang sekaligus mentor program ini, pihaknya sudah melaksanakan pelatihan pembuatan animasi pemasaran bekerja sama dengan SMK Wijaya Kusuma.
"Produk UMKM dipromosikan melalui media sosial dan juga Sistem Informasi Desa (SID). Jadi, website desa bukan hanya menampilkan kegiatan pemerintahan, tetapi juga etalase produk unggulan desa,"ujarnya.
Produk produk lokal seperti bandeng olahan Desa Adisara serta kerupuk mereng dari Desa Kedungwringin kini sudah dikenal luas, bahkan dipasok ke berbagai wilayah di Kabupaten Banyumas.
3. Persaingan sehat dan berkelanjutan

Meski persaingan antar-UMKM tidak terhindarkan, Sekcam Seksianto menekankan agar kompetisi dimaknai sebagai dorongan untuk meningkatkan kualitas produk.
"Fasilitasi dan pendampingan dilakukan terus-menerus, sehingga UMKM tidak hanya tumbuh secara fisik, tapi juga terlibat aktif dalam perencanaan pembangunan desa,"jelasnya.
Dengan inovasi " Mireng Renyah" Kecamatan Jatilawang menargetkan UMKM lokal dapat naik kelas, memperoleh sertifikasi resmi, dan memperluas pasar melalui kanal digital, sehingga mampu bersaing di tingkat regional hingga global.
Salah satu pelaku usaha yang merasakan dampak inovasi ini adalah Raswin, pengrajin mendoan asal Desa Tunjung. Ia mengolah sekitar 3 kg kedelai setiap hari menjadi 75 potong tempe mendoan.
Usaha yang diwariskan sejak 1980-an ini kini dipasarkan ke berbagai warung di Jatilawang, dan Raswin berharap bisa memperluas jangkauan lewat dukungan digitalisasi promosi.