Jangan Anggap Remeh! 4 Dampak Berbahaya Air Hujan untuk Kesehatan

- Air hujan dapat menyebabkan masalah kulit, seperti reaksi alergi, iritasi, dan infeksi jamur.
- Genangan air hujan bisa menjadi media penyebaran virus dan bakteri berbahaya yang menyebabkan penyakit pernapasan dan gangguan pencernaan.
- Kontaminasi air hujan oleh partikel polusi dari udara dapat memicu gangguan pernapasan seperti asma atau bronkitis.
Musim hujan terasa sangat menyegarkan dan juga menyejukkan. Namun, tahukah kamu bahwa air hujan dapat membawa berbagai risiko kesehatan yang sering kali tidak disadari? Setiap tetes air hujan yang turun membawa sejumlah kontaminan berbahaya yang dapat mengancam kesehatan manusia.
Kandungan dalam air hujan sering kali terkontaminasi oleh polusi, bakteri, dan zat kimia berbahaya, terutama di area perkotaan. Jika kamu terbiasa bermain atau beraktivitas tanpa melindungi tubuh dari air hujan, kamu akan terkena beberapa risiko penyakit. Yuk, simak beberapa dampak berbahaya dari air hujan untuk kesehatan kita.
1. Infeksi dan iritasi kulit

Air hujan yang terlihat bersih ternyata bisa menjadi pemicu berbagai masalah pada kulit, terutama jika tubuh terlalu lama terpapar. Air hujan sering kali mengandung kotoran, bakteri, dan zat kimia yang terakumulasi dari polusi udara. Ketika air hujan menyentuh kulit, berbagai zat kimia dan kotoran bisa menyebabkan reaksi alergi atau iritasi, terutama bagi orang yang memiliki kulit sensitif.
Kelembapan berlebih akibat pakaian basah yang menempel pada tubuh juga menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan jamur, yang menyebabkan ruam atau infeksi jamur kulit. Jika air hujan yang mengandung zat pencemar masuk ke dalam luka, risiko infeksi bakteri meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, penting untuk segera mengganti pakaian basah dan membersihkan kulit dengan sabun antiseptik setelah kehujanan untuk mencegah risiko infeksi dan iritasi.
2. Paparan bakteri dan virus dari air yang tercemar

Paparan bakteri dan virus dari air yang tercemar menjadi ancaman serius, terutama setelah hujan deras yang menyebabkan genangan air. Genangan air ini seringkali mengandung mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Selain itu, air hujan yang terkontaminasi juga bisa menjadi medium penyebaran virus seperti hepatitis A atau rotavirus, yang dapat memicu gangguan pada saluran pencernaan.
Kontaminasi ini tidak hanya berbahaya melalui kontak langsung tetapi juga melalui genangan air yang sering terbentuk setelah hujan deras. Jika genangan tersebut terhirup sebagai uap atau menempel di permukaan benda yang sering disentuh, peluang terpapar patogen menjadi lebih tinggi. Untuk meminimalkan risiko, hindari bermain di genangan air hujan dan pastikan selalu mencuci tangan dengan sabun setelah terkena air hujan.
3. Risiko leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang biasanya terdapat pada urine hewan, seperti tikus. Saat musim hujan, genangan air menjadi media penyebaran bakteri ini, terutama jika air tercemar oleh urine hewan yang terinfeksi. Risiko ini meningkat jika seseorang berjalan tanpa alas kaki atau bermain di genangan air hujan yang terkontaminasi.
Gejala leptospirosis sering kali menyerupai flu biasa, seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot, sehingga banyak orang tidak menyadarinya. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal, meningitis, atau gangguan hati. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari kontak langsung dengan genangan air, menggunakan alas kaki pelindung saat hujan, dan segera membersihkan tubuh setelah terpapar air hujan
4. Gangguan pernapasan akibat polusi yang terbawa air hujan

Air hujan sering dianggap mampu membersihkan udara, tetapi kenyataannya hujan justru bisa membawa partikel polusi dari atmosfer ke permukaan bumi. Saat hujan turun, partikel-partikel kecil seperti debu, asap, atau bahan kimia berbahaya yang terperangkap di udara ikut terbawa ke air hujan. Jika seseorang terpapar air hujan ini, partikel-partikel tersebut dapat masuk ke saluran pernapasan.
Paparan ini berisiko memicu gangguan seperti iritasi saluran pernapasan, batuk, hingga memperburuk kondisi seperti asma atau bronkitis. Selain itu, kelembapan tinggi selama musim hujan juga menjadi faktor yang memperparah risiko gangguan pernapasan. Untuk mengurangi risiko ini, penting untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan selama hujan, menjaga ventilasi rumah tetap baik, dan memastikan area sekitar tidak lembap atau berjamur.
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Kita harus lebih berhati-hati dan proaktif dalam melindungi diri saat musim hujan. Pastikan untuk menjaga kebersihan tubuh setelah kehujanan, hindari kontak dengan genangan air, dan gunakan perlindungan seperti jas hujan atau masker saat beraktivitas di luar rumah.