Kisah Eks Teroris Bom Bali 1, yang Kapok Jadi Anak Buah Nurdin M Top

Berpesan kepada para millennial agar mencari guru yang tepat

Surakarta, IDN Times - Eks narapidana teroris (napiter) Bom Bali I, Jack Harun membagikan pengalaman pribadinya saat menjadi salah satu bagian dari jaringan teroris di Indonesia. Jack berkisah pilunya di hadapan ribuan peserta, pada acara sarasehan Penguatan Nilai-Nilai Kebangsaan yang diadakan di SMK Negeri 8 Solo, Rabu (12/2).

Baca Juga: Alasan Pemerintah Tak Mau Pulangkan 600 Anggota ISIS Eks WNI

1. Jack Harun pernah satu tim dengan Nurdin M Top

Kisah Eks Teroris Bom Bali 1, yang Kapok Jadi Anak Buah Nurdin M TopDok. Humas Pemprov Jawa Tengah

Jack Harun bercerita banyak, termasuk ia pernah bergabung dengan teroris Nurdin M Top. Bahkan dirinya mendapat tugas sebagai perakit bom untuk aksi Bom Bali 1, pada 12 Oktober 2002 silam.

Pria yang bernama asli Joko Triharmanto itu mengaku memiliki rasa balas dendam setelah melihat berita dan video dari kepingan VCD tentang pembantaian muslim di Ambon.

Setelah masuk jeruji besi dan mendapat nasihat dari orangtua serta istri, pemikiran Jack secara perlahan melunak dan ingin kembali ke NKRI.

“Ternyata panasnya jeruji besi secara perlahan melunakkan pemikiran saya. Sampai akhirnya saya merasa sangat bersalah kepada para korban, dan berikrar kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi,” ungkap Jack Harun.

2. Jack mengajak para millennial bisa memilih guru yang tepat

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Kisah Eks Teroris Bom Bali 1, yang Kapok Jadi Anak Buah Nurdin M TopUnsplash.com/Markus Spiske

Pengalaman pahit yang dijalani Jack Harun saat terjerumus menjadi salah satu anggota teroris menjadi hal yang tidak bisa dilupakan dalam hidupnya. Untuk itu, dia mengajak seluruh peserta sarasehan, khususnya para millennial, untuk banyak belajar dan mencari guru yang tepat sebagai patutan.

"Untuk generasi muda, kita perlu banyak belajar dan mengambil guru yang tepat. Kepada guru saya pesan, ada beberapa anak muda yang dianggap nakal, jangan dikucilkan dan diasingkan. Pengalaman saya, mereka yang di-bully akan menambah mereka jadi nakal. Komunikasi yang utama," ungkapnya.

Acara sarasehan sendiri diikuti oleh kepala sekolah, guru, siswa dan rohis se-eks Keresidenan Surakarta. Ada beberapa tokoh yang juga menjadi pembicara. Seperti Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Gus Miftah.

3. Ganjar ingatkan siswa jangan menelan informasi metah-mentah

Kisah Eks Teroris Bom Bali 1, yang Kapok Jadi Anak Buah Nurdin M TopDok. Humas Pemprov Jawa Tengah

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengingatkan kepada para peserta untuk tidak serta merta menelan mentah-mentah informasi yang diterima, khususnya yang menimbulkan perpecahan bangsa. Baginya narasi yang menolak perbedaan mesti dilawan. 

"Teknologi informasi penting dan bagus, tapi harus hati-hati. Mungkin tidak benar, mungkin itu sebuah propaganda. Kalian bisa dipengaruhi oleh siapapun, maka carilah guru yang benar dan baik," katanya. 

Ganjar juga mengajak para peserta untuk memerangi radikalisme, serta menciptakan kerukunan antar manusia, mengingat Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari berbagai suku, ras, agama, dan golongan.

Baca Juga: Mahfud: Teroris ISIS Eks WNI Pulang Lewat Jalur Gelap Akan Ditangkap 

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya