Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Alasan Media Sosial Bukan Buku Harian Kisah Kamu dengan Pasangan

ilustrasi orang bermain media sosial (pexels.com/iam hogir)
Intinya sih...
  • Penggunaan media sosial dalam hubungan romantis dapat menimbulkan konflik dan masalah
  • Privasi hubungan sebaiknya tidak diunggah ke publik karena bisa memicu komentar negatif dan campur tangan orang lain
  • Komunikasi personal lebih baik daripada mencari validasi dari media sosial, gunakan dengan bijak untuk menjaga keharmonisan hubungan

Saat teknologi makin maju, media sosial jadi sarana untuk segala hal. Bahkan, sampai ke ranah privasi sebuah hubungan romantis pun dimasuki teknologi. Media sosial jadi tempat curhat panjang lebar tentang masalah yang dialami pasangan, hingga saling menyindir. Komunikasi pun semakin kacau kalau gak bijak menggunakan media sosial.

Gak salah jika sesekali mengunggah kegiatan bersama pasangan. Namun, perlu diingat jangan semuanya kamu umbar ke publik. Inilah yang menjadi rawan konflik hingga merusak relasi asmara.

Mari, simak empat alasan berikut kenapa sebaiknya tak menjadikan media sosial sebagai buku harian kisah romantismu bersama pasangan.

1.Privasi itu penting

ilustrasi pasangan sedang berkencan (pexels.com/Leeloo Thefirst)

Pacaran tentang dua orang, kalau media sosial terlibat begitu banyak, maka pengikutmu akan nimbrung juga. Inilah yang menciptakan drama, segala kebersamaan diunggah, sampai isi riwayat chat pasangan pun ditampilkan, untuk apa? Bakal menimbulkan masalah, apalagi ketika salah satu gak nyaman.

Privasi hubungan biarkan menjadi konsumsi kamu dan pasangan. Jika semua diinformasikan ke publik, maka masalah yang semula gak ada, bisa jadi muncul dan membesar. Bahaya kalau banyak yang ikut campur. Kalau hanya untuk kenangan, gak usah berlebihan, apalagi tujuannya pamer kemesraan, sebaiknya tak dilakukan.

2.Komentar yang kurang enak bisa jadi racun

ilustrasi orang sedang membaca kolom komentar di media sosialnya (pexels.com/cottonbro studio)

Kalau sudah terlanjur berlebihan serba mengunggah ke media sosial, siap-siap dengan yang namanya komentar. Gak semua bakal merespons baik, ada juga yang nyinyir, atau malah sengaja melempar komentar yang mengadu domba kalian. Hari-hari malah gak tenang, hubungan yang semula nyaman, berubah tegang.

Jika ada komentar aneh, dan pasangan salah paham yang berujung keributan, siapa yang rugi? Kalian juga, kan? Mulai saling curiga, kepo sampai bersikap mengekang, hingga overthinking tiap malam. Menikmati masa pacaran tanpa berlebihan melibatkan media sosial justru lebih damai. Mulailah bijak memilah konten, terkait hubungan romantis, biarlah untuk konsumsi pribadi saja.

3.Setiap momen gak harus dibagikan ke umum hanya demi pengakuan

ilustrasi orang memegang ponsel (pexels.com/Tim Samuel)

Validasi mesranya hubungan, gak harus datang dari komentar dan tanda suka di media sosial. Bercerita di buku harian selengkap-lengkapnya itu lebih menenangkan, dan gak bikin haus pengakuan, karena saat menulis ada proses penerimaan dan pembelajaran.

Gak usah mengejar cap sebagai couple goals di dunia maya, sebenarnya pun gak ada yang peduli. Mending jadi pasangan mesra yang memang begitu adanya, ini lebih bahagia dan berharga. Tunjukkan cinta lewat perilaku baik ke pasangan, ucapkan kata-kata positif setiap harinya langsung ke dia saja, lebih manis dan berefek bagus.

4.Makin terbebani apalagi yang diunggah tentang masalah

ilustrasi penggunaan ponsel di malam hari (pexels.com/mikoto.raw Photographer)

Terbukalah dengannya, obrolkan apa yang perlu diluruskan. Ketika media sosial dijadikan buku catatan harian, yang kamu unggah juga masalah hubungan, maka masalahnya semakin melebar. Potensi putus semakin besar, hanya karena mulai banyak yang ikut campur.

Selesaikan masalah hubungan dengan cara personal, cukup kamu dan pasangan. Hal-hal privasi simpanlah di galeri masing-masing saja, tak perlu semuanya diunggah. Kenangan tetap ada, hubungannya pun sejahtera.

Media sosial bisa jadi sarana berekspresi, tapi janganlah berlebihan sampai dijadikan seperti catatan buku harian. Nikmati kebersamaan tanpa sibuk memegang ponsel, jika ingin mengabadikan, gak wajib semua dibagikan ke publik. Jika itu ranah privasi, batasi untuk konsumsi sendiri. Menjaga hubungan cinta di masa serba digital, maka perlu bijak memakai media sosial.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us