Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Alasan Silent Treatment Bukan Solusi tapi Racun dalam Hubungan

Ilustrasi menjadi backburner (Pexels.com/Timur Weber)
Ilustrasi menjadi backburner (Pexels.com/Timur Weber)
Intinya sih...
  • Menimbulkan rasa bingung dan tidak aman
  • Bisa memicu luka psikologis jangka panjang
  • Menghambat proses komunikasi dan penyelesaian masalah
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah gak sih kamu ngalamin situasi di mana pasangan kamu tiba-tiba diam seribu bahasa? Gak jawab chat, gak mau ngomong, bahkan tatapan matanya pun dihindari. Yang bikin tambah bingung, kamu gak tahu salahmu di mana. Nah, inilah yang disebut silent treatment. Banyak orang menganggap diam itu cara terbaik buat meredam emosi, padahal kalau caranya seperti ini, justru bisa menyakiti.

Silent treatment sering dikira sebagai cara dewasa buat menghindari konflik. Tapi kenyataannya, ini adalah bentuk manipulasi emosional yang pelan-pelan bisa merusak hubungan. Bukan komunikasi sehat, tapi justru bikin pasangan merasa gak dihargai dan diabaikan. Yuk, cari tahu kenapa silent treatment bukan solusi yang bijak, tapi malah bisa jadi racun dalam hubungan kamu!

1. Menimbulkan rasa bingung dan tidak aman

Ilustrasi sedang khawatir (Pexels.com/Alex Green)
Ilustrasi sedang khawatir (Pexels.com/Alex Green)

Ketika kamu diam tanpa memberi kejelasan, pasanganmu bisa merasa kebingungan luar biasa. Dia gak tahu harus mulai dari mana, harus minta maaf soal apa, atau bahkan salahnya di mana. Ini bikin dia merasa gak aman dalam hubungan karena semua serba abu-abu.

Bayangin aja kalau setiap konflik diselesaikan dengan diam, gimana hubungan bisa berkembang? Lama-lama pasanganmu bisa merasa takut melakukan sesuatu karena takut kamu bakal ngambek dan membungkam komunikasi lagi. Bukannya menyelesaikan masalah, kamu malah menciptakan jurang dalam hubungan kalian. Jadi, daripada diam, lebih baik ngomong pelan-pelan atau minta waktu untuk menenangkan diri terlebih dahulu baru kemudian bangun komunikasi baik-baik.

2. Bisa memicu luka psikologis jangka panjang

Ilustrasi sedang sedih (Pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi sedang sedih (Pexels.com/cottonbro studio)

Jangan anggap remeh efek diam berkepanjangan. Silent treatment bisa melukai secara emosional sama seperti kata-kata kasar. Pasangan yang sering diperlakukan kayak gini bisa merasa tidak berharga, tidak dicintai, dan bahkan mulai mempertanyakan harga dirinya sendiri.

Rasa diabaikan dan ditolak secara emosional bisa menimbulkan luka dalam yang sulit sembuh. Apalagi kalau ini terjadi berulang, efeknya bisa lebih parah dari sekadar pertengkaran biasa. Mereka bisa tumbuh jadi pribadi yang overthinking, merasa gak layak dicintai, atau jadi trauma untuk menjalin hubungan baru. Kalau kamu benar-benar peduli dengan pasanganmu, jangan pakai diam sebagai senjata.

3. Menghambat proses komunikasi dan penyelesaian masalah

Ilustrasi kecewa pada pasangan (Pexels.com/Kampus Production)
Ilustrasi kecewa pada pasangan (Pexels.com/Kampus Production)

Salah satu kunci dari hubungan sehat adalah komunikasi yang terbuka. Tapi dengan melakukan silent treatment, kamu justru menutup pintu buat menyelesaikan masalah. Diam gak bakal membuat pasanganmu sadar sendiri atau magically ngerti apa yang kamu rasain.

Gak semua orang bisa baca pikiran, kan? Yang ada malah masalah makin numpuk karena gak dibahas dan akhirnya jadi bom waktu. Mungkin kamu merasa lebih “kuat” dengan diam, tapi kenyataannya kamu sedang memperpanjang konflik. Mending ngobrol baik-baik, walau butuh waktu buat menenangkan diri dulu.

4. Meningkatkan jarak emosional dalam hubungan

Ilustrasi galau (Pexels.com/Liza Summer)
Ilustrasi galau (Pexels.com/Liza Summer)

Hubungan itu soal keterikatan emosional. Tapi ketika salah satu pihak memilih diam dalam waktu lama, ikatan itu perlahan-lahan bisa retak. Pasanganmu bisa mulai menarik diri, merasa tidak lagi dianggap penting, dan kehilangan keinginan untuk mendekat lagi.

Diam bisa jadi bentuk pasif-agresif yang membuat pasangan merasa kesepian dalam hubungan yang seharusnya jadi tempat ternyaman. Kalau ini terus berulang, bukan gak mungkin salah satu atau keduanya jadi lelah dan menyerah. Rasa cinta bisa luntur bukan karena konflik, tapi karena dibiarkan tanpa penyelesaian. Hati-hati, karena ketika jarak emosional sudah terbentuk, sulit banget buat menyambungnya lagi.

Konflik dalam hubungan itu wajar, tapi cara menyelesaikannya yang menentukan apakah hubungan kamu bakal bertahan atau hancur. Silent treatment mungkin terlihat tenang dari luar, tapi dalamnya bisa sangat menyakitkan. Gak semua hal harus dibahas saat marah, tapi diam total juga bukan jawaban.

Ambil waktu kalau memang butuh tenang, tapi jangan abaikan komunikasi. Karena yang dibutuhkan dalam hubungan bukan hanya cinta, tapi juga keberanian buat saling bicara. Yuk, belajar lebih terbuka supaya hubungan gak cuma bertahan, tapi juga berkembang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us