Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Hal yang Perlu Dilakukan saat Diundang ke Pernikahan Mantan

ilustrasi wanita kaget saat melihat isi tulisan pada kertas yang dipegangnya (freepik/stockking)
ilustrasi wanita kaget saat melihat isi tulisan pada kertas yang dipegangnya (freepik/stockking)
Intinya sih...
  • Tentukan akan datang atau tidak
  • Cek detail acara dengan teliti
  • Siapkan mental sebelum hari H
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menerima undangan pernikahan dari mantan adalah salah satu momen 'horor' bagi sebagian orang. Entah hubungannya berakhir dengan baik atau penuh drama, undangan tersebut tetap bisa memunculkan perasaan campur aduk. Mulai dari nostalgia, canggung, sampai bingung harus bersikap seperti apa. Situasi itu wajar dialami siapa pun, apalagi jika kalian punya histori yang cukup panjang.

Namun, undangan tersebut juga bisa jadi kesempatan untuk menunjukkan kedewasaan dan mengelola emosi dengan bijak. Agar tidak salah langkah, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan sebagai bentuk respons yang tepat. Yuk, simak sampai akhir agar kamu siap menghadapi momen tersebut dengan tenang dan percaya diri.

1. Tentukan akan datang atau tidak

ilustrasi wanita memegang kertas (freepik/freepik)
ilustrasi wanita memegang kertas (freepik/freepik)

Pertama, tanyakan pada dirimu sendiri apakah kehadiranmu benar-benar untuk memberi selamat atau sekadar memenuhi rasa penasaran. Di budaya kita, menolak undangan kadang sensitif, tetapi jika kamu menyampaikan ketidakhadiran dengan sopan juga tetap bisa diterima, kok. Cobalah beri waktu untuk menimbang dampak emosional dan sosial sebelum kamu menyatakan hadir.

Jika ragu, menitipkan amplop kepada teman atau keluarga adalah solusi yang lazim dan termasuk sopan. Cara ini menunjukkan penghormatan tanpa memaksakan diri hadir apabila kamu belum siap. Jadi, buat keputusan secara matang, ya.

2. Cek detail acara dengan teliti

ilustrasi undangan pernikahan (pexels/labill labill)
ilustrasi undangan pernikahan (pexels/labill labill)

Periksa semua informasi di undangan: tanggal, jam akad, lokasi resepsi, serta apakah ada adat khusus yang dijalankan. Karena, banyak acara pernikahan mengadakan sesi akad dan resepsi secara terpisah, sehingga salah datang pada sesi dapat membuat situasi canggung. Perhatikan juga dress code atau warna yang ditentukan—jika ada—agar kamu tidak salah kostum.

Jika undangan mengizinkan membawa pendamping, konfirmasi dulu agar tuan rumah bisa menyiapkan kursi dan hidangan. Untuk undangan lintas kota, cek juga estimasi perjalanan dan potensi macet yang kemungkinan akan dihadapi, khususnya pada akhir pekan. Saat semuanya sudah kamu cek dengan teliti, kesiapan dan keyakinan kamu juga akan semakin kuat.

3. Siapkan mental sebelum hari H

ilustrasi wanita kuat (freepik/freepik)
ilustrasi wanita kuat (freepik/freepik)

Melihat mantan di hari bahagianya dapat memicu reaksi emosional yang tak terduga; karenanya kesiapan mental adalah salah satu hal yang krusial. Latih skenario sederhana—misalnya berjabat tangan singkat atau melewati pelaminan—agar saat momen itu tiba kamu tidak terkejut. Mengakui perasaan bukan kelemahan; ini soal kesiapan menghadapi situasi sosial.

Praktik ringkas seperti menarik napas dalam, menetapkan batas waktu kehadiran, atau datang bersama teman dekat dapat membantu menjaga stabilitas emosi. Hindari berharap momen dramatis; bersikap netral dan sopan. Jika perlu, beri tahu teman yang menemanimu mengenai batasan agar mereka bisa memberi dukungan bila situasi canggung.

4. Pilih outfit yang elegan dan nyaman

ilustrasi wanita sedang memilih pakaian (pexels/Marcus Aurelius)
ilustrasi wanita sedang memilih pakaian (pexels/Marcus Aurelius)

Sesuaikan pakaian dengan dress code dan nilai tema dari acara; batik, kebaya, atau setelan rapi sering menjadi pilihan yang aman. Hindari memilih pakaian berwarna putih kecuali secara eksplisit diperbolehkan, karena warna putih kerap diasosiasikan dengan pengantin. Selain itu, pilih potongan pakaian yang membuatmu nyaman duduk dan bergerak sepanjang acara.

Pertimbangkan fungsi praktis: sepatu yang nyaman, tas kecil untuk menyimpan amplop, serta aksesori yang tidak berlebihan agar kamu tidak terus-terusan mengatur penampilan. Jika acaranya bersifat adat, cek apakah perlu mengenakan busana daerah supaya terkesan menghormati tradisi. Jika ragu, tanyakan langsung pada orang terdekat pengundang atau temanmu yang juga mengenali pihak mempelai.

5. Jaga sikap, hindari drama

ilustrasi pasangan pria dan wanita sedang melangsungkan acara pernikahan (freepik/freepic.diller)
ilustrasi pasangan pria dan wanita sedang melangsungkan acara pernikahan (freepik/freepic.diller)

Di pelaminan, ucapan selamat singkat dan senyuman hangat kepada kedua mempelai. Hindari mengungkit masa lalu atau menanyakan detail hubungan lama karena itu bukan momen yang tepat. Selain itu, bersikaplah sopan pada keluarga pengantin dan tunjukkan penghormatan kepada tuan rumah.

Jika ada yang mencoba memprovokasi, berikan respons dengan tenang atau alihkan pembicaraan ke topik lain. Selain itu, tetapkan rentang waktu wajar untuk pulang agar tidak terkesan mencari perhatian. Saat berpamitan, sampaikan terima kasih kepada tuan rumah supaya kehadiranmu terekam sebagai dukungan.

Menjadi tamu di pernikahan mantan sering dianggap sebagai ujian, namun jika kamu datang dengan penuh persiapan dan mental yang siap, kamu bisa melewatinya tanpa cela. Buat momen ini sebagai bentuk penghormatan dan langkah maju—bukan ajang perbandingan masa lalu dan masa kini, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us