Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Perbedaan Antara Perasaan dan Emosi, Serta Pengaruhnya dalam Hidup

ilustrasi emosi (pixabay.com/NoName_13)
ilustrasi emosi (pixabay.com/NoName_13)
Intinya sih...
  • Emosi adalah respons otomatis terhadap rangsangan, sementara perasaan adalah interpretasi sadar dari emosi yang dipengaruhi pengalaman dan keyakinan pribadi.
  • Emosi berlangsung singkat, sementara perasaan bisa bertahan lama karena dipengaruhi pikiran dan refleksi diri.
  • Emosi terlihat secara fisik, sedangkan perasaan bersifat internal dan tidak selalu terlihat dari luar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memahami perbedaan antara perasaan dan emosi bisa memberikan dampak besar pada kesadaran diri dan perkembangan pribadi. Banyak orang menggunakan kedua istilah itu secara bergantian, padahal sebenarnya keduanya memiliki makna yang berbeda.

Emosi lebih bersifat spontan dan fisiologis, sementara perasaan lebih berkaitan dengan bagaimana kita menginterpretasikan emosi tersebut.

Ini dia 5 perbedaan utama antara perasaan dan emosi serta bagaimana keduanya memengaruhi kehidupan sehari-hari.

1. Asal usul: Fisik vs mental

ilustrasi emosi (pexels.com/Keenan Constance)
ilustrasi emosi (pexels.com/Keenan Constance)

Emosi adalah respons otomatis yang muncul dari otak sebagai reaksi terhadap suatu rangsangan, sering kali menyebabkan perubahan fisik. Misalnya, saat menghadapi situasi berbahaya, tubuh secara otomatis bereaksi dengan rasa takut yang ditandai dengan jantung berdebar lebih cepat atau tubuh menjadi tegang. Ini adalah mekanisme bertahan hidup yang sudah ada dalam diri manusia sejak zaman purba.

Perasaan, di sisi lain, adalah interpretasi sadar dari emosi tersebut dan sering kali dipengaruhi oleh pengalaman serta keyakinan pribadi. Perasaan tidak muncul begitu saja, melainkan berkembang seiring waktu ketika seseorang merenungkan emosi yang dirasakannya. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat lebih mudah mengenali reaksi tubuh dan mengelola perasaan dengan lebih baik. 

2. Durasi: Sementara vs lama

ilustrasi emosi (unsplash.com/Usman Yousaf)
ilustrasi emosi (unsplash.com/Usman Yousaf)

Emosi biasanya berlangsung dalam waktu singkat, bisa hanya beberapa detik hingga beberapa menit, tergantung pada situasinya. Emosi muncul secara instan sebagai respons terhadap suatu peristiwa. Misalnya, rasa terkejut ketika mendengar suara keras akan hilang dalam hitungan detik setelah kita menyadari tidak ada bahaya nyata.

Sebaliknya, perasaan bisa bertahan lebih lama karena dipengaruhi oleh pikiran dan refleksi diri. Perasaan muncul ketika kita terus memikirkan emosi tertentu dan menghubungkannya dengan pengalaman masa lalu. Misalnya, rasa marah akibat pertengkaran mungkin hanya berlangsung sebentar, tetapi jika dibiarkan, bisa berkembang menjadi perasaan dendam atau sakit hati yang bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama. Kesadaran akan hal ini bisa membantu kita mengelola emosi dengan lebih bijak agar tidak berubah menjadi perasaan negatif yang berkepanjangan. 

3. Kesadaran: Tidak sadar vs sadar

ilustrasi kesadaran diri (unsplash.com/Toomas Tartes)
ilustrasi kesadaran diri (unsplash.com/Toomas Tartes)

Emosi muncul secara otomatis tanpa kita harus berpikir. Ini adalah respons alami yang terjadi secara refleks saat menghadapi berbagai situasi. Misalnya, seseorang yang mendengar kabar buruk akan langsung merasakan kesedihan atau kekecewaan sebelum mereka benar-benar memproses apa yang terjadi. Emosi bekerja di luar kendali sadar kita, yang berarti kita sering kali tidak menyadari kapan dan bagaimana emosi itu muncul.

Sementara itu, perasaan melibatkan kesadaran penuh dan refleksi diri. Kita perlu memahami dan menganalisis emosi yang kita rasakan sebelum emosi itu berkembang menjadi perasaan tertentu. Misalnya, seseorang yang mengalami ketakutan bisa menginterpretasikannya sebagai kecemasan jika mereka terus memikirkannya dalam konteks yang lebih luas. Kemampuan untuk mengenali perbedaan ini bisa membantu seseorang dalam mengendalikan reaksi emosionalnya agar tidak berdampak buruk pada kehidupan sehari-hari. 

4. Ekspresi: Terlihat vs tersembunyi

ilustrasi konflik (unsplash.com/Afif Ramdhasuma)
ilustrasi konflik (unsplash.com/Afif Ramdhasuma)

Emosi sering kali terlihat secara fisik dan bisa dikenali dari ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau bahkan perubahan fisiologis seperti berkeringat atau detak jantung yang meningkat. Ketika seseorang merasa bahagia, mereka mungkin tersenyum tanpa sadar. Sebaliknya, ketika merasa cemas, mereka mungkin terlihat gelisah atau tidak tenang. Ini menunjukkan bahwa emosi dapat dikenali oleh orang lain meskipun kita tidak mengatakannya secara langsung.

Di sisi lain, perasaan lebih bersifat internal dan tidak selalu terlihat dari luar. Seseorang mungkin merasa sedih tetapi tetap tersenyum untuk menutupi perasaannya. Hal ini bisa menyebabkan kesalahpahaman dalam komunikasi, karena orang lain mungkin tidak menyadari apa yang sebenarnya dirasakan seseorang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih peka terhadap diri sendiri dan orang lain agar dapat memahami perasaan yang mungkin tidak terlihat secara langsung. 

5. Pengelolaan: Spontan vs bisa dikendalikan

ilustrasi ketenangan (unsplash.com/Sage Friedman)
ilustrasi ketenangan (unsplash.com/Sage Friedman)

Emosi muncul secara otomatis dan sulit dikendalikan dalam sekejap. Ketika seseorang merasa takut atau marah, tubuhnya akan bereaksi tanpa mereka sadari. Ini adalah bagian dari sistem saraf otonom yang mengatur respons tubuh terhadap situasi yang dianggap mengancam atau menantang. Karena sifatnya yang spontan, emosi bisa muncul kapan saja tanpa peringatan.

Sebaliknya, perasaan dapat dikelola dengan kesadaran dan latihan mental. Dengan refleksi diri dan teknik pengelolaan emosi, seseorang bisa mengubah perasaan negatif menjadi lebih positif. Misalnya, seseorang yang merasa kecewa bisa berusaha memahami sumber emosinya, lalu mencari cara untuk mengatasi perasaan tersebut agar tidak berkembang menjadi sesuatu yang lebih destruktif. Kemampuan mengelola perasaan dengan baik dapat meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Mengetahui perbedaan antara emosi dan perasaan dapat membantu kita dalam memahami diri sendiri dengan lebih baik. Emosi bersifat spontan dan terjadi tanpa kendali penuh, sementara perasaan berkembang berdasarkan interpretasi pribadi terhadap emosi tersebut. Dengan memahami bagaimana keduanya bekerja, kita bisa lebih bijak dalam mengelola reaksi emosional dan menjaga keseimbangan emosional dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah lebih sadar terhadap emosi dan perasaanmu, serta latih dirimu untuk merespons dengan cara yang lebih sehat dan positif.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ignatius Drajat Krisna Jati
EditorIgnatius Drajat Krisna Jati
Follow Us