TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Disetop Pemerintah, 3 Bulan Warga Semarang Tak Terima Bansos Lagi

Warga terdampak pandemik COVID-19 akui ekonomi belum pulih

Ilustrasi Bantuan Sosial. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Semarang, IDN Times - Sudah 3 bulan warga Kota Semarang yang terdampak pandemik COVID-19 tidak lagi menerima bantuan sosial (bansos) sembako dari pemerintah baik provinsi maupun kota. Hal itu dikarenakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kota Semarang menyetop penyaluran bantuan tersebut.

Baca Juga: 15.192 Ton Beras Disiapkan untuk 1 Juta Penerima Bansos di Jateng   

1. Warga terakhir terima bansos sembako di bulan November 2020

Sejumlah warga antre tanpa menjaga jarak fiisk saat pengambilan bantuan sosial tunai (BST) Kemensos di tengah berlanjutnya wabah COVID-19 di Kelurahan Randugunting, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (19/5). (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Siswanto, warga Batan Miroto Kelurahan Miroto Kecamatan Semarang Tengah mengaku, sejak awal tahun 2021 bulan Januari hingga Rabu (24/3/2021) sudah tidak lagi mendapatkan bansos berupa sembako dari Pemprov Jateng maupun Pemkot Semarang.

‘’Saya terima bansos dari pemkot dari awal pandemik hingga terakhir bulan November. Namun, tiga bulan ini tidak menerima lagi,’’ ungkapnya saat dihubungi IDN Times, Rabu (24/3/2021).

Menurutnya, pembagian bansos dari Pemkot Semarang diberikan 2-3 bulan sekali.

‘’Ya, kalau ada undangan suruh ambil di kelurahan ya saya datang, tapi persisnya sudah berapa kali menerima saya lupa,’’ tuturnya.

2. Dampak pandemik masih dirasakan oleh warga

Bantuan untuk warga DKI Jakarta selama PSBB (Facebook/Pemprov DKI Jakarta)

Ketidakhadiran bansos sembako pada tahun 2021 ternyata masih diharapkan warga yang sebelumnya pernah menerima. Sebab, mayoritas warga yang pernah menerima bansos sebagian besar terdampak pandemik COVID-19.

Kasmini, warga Batan Miroto 3 Kelurahan Miroto Kecamatan Semarang Tengah juga mengakui hal tersebut. Setahun pandemik berjalan, kondisi perekonomian rumah tangganya belum bisa bangkit apalagi kembali normal.

‘’Saya ini cuma ibu rumah tangga, sedangkan suami saya pekerjaannya teknisi elektronik panggilan. Selama pandemik pekerjaan suami saya terdampak, karena tidak ada panggilan dari pelanggan. Mereka takut kedatangan orang asing di rumahnya akan membawa virus corona, jadi ya sepi kerjanya,’’ akunya.

3. Pendataan penerima bansos tidak diketahui Ketua RT

Penyaluran paket sembako untuk lima kluster terdampak COVID-19 (Dok. Kemensos)

Kendati demikian, Kasmini masih beruntung ia mendapatkan bansos dari jalur bantuan sosial tunai (BST) yang masih diterimanya setiap bulan sebesar Rp300 ribu. BST merupakan bantuan dari Kementerian Sosial.

‘’Dulu tiga bulan awal pandemik mendapat Rp 600 ribu per bulan, kemudian bulan selanjutnya Rp 300 ribu per bulan. Tahun ini masih lancar di bulan Januari dan Februari masih menerima,’’ jelasnya.

Keluhan warga yang terdampak pandemik COVID-19 dari sisi ekonomi itu kerap diterima oleh Ketua RT 03 RW 02 Batan Miroto, Seno Ari Wibowo.

‘’Jadi ada sejumlah warga penerima bansos COVID-19 baik dari pemprov maupun pemkot ini protes. Kok sudah tidak ada lagi tahun ini. Nah, saya juga tidak tahu, sebab tidak pernah dapat tembusan saat pembagian dulu. Warga biasanya langsung diundang kelurahan untuk mengambil sembako disana,’’ ungkapnya.

4. Ketua RT mengupayakan bansos dari perusahaan di lingkungan tempat tinggal

Ilustrasi penyaluran bansos. (Dok. Kemensos)

Seno tidak tahu siapa saja warganya yang menerima bansos. Namun, dalam pendataan yang dilakukan sendiri olehnya, dari 60 Kepala Keluarga (KK) di wilayah RT 03, hanya 10 KK yang menerima bansos.

‘’Dari awal pandemik tidak ada surat resmi untuk Ketua RT terkait pengambilan bansos. Tahu-tahu kelurahan mengumumkan nama-nama warga yang terdaftar untuk mengambil bansos berupa sembako disana,’’ ujarnya.

Menurutnya, dalam pendataan yang dilakukannya sebenarnya hampir semua warga di lingkungannya membutuhkan bansos, sebab rata-rata mereka terdampak pandemik COVID-19. Sebagian besar warganya adalah kaum lansia dan beberapa warga juga sebelum pandemik sudah tidak bekerja.

‘’Mau nggak mau saya berupaya mati-matian untuk meringankan beban mereka dengan cari bantuan dari pihak lain seperti perusahaan di lingkungan tempat tinggal kami,’’ katanya.

Sementara, saat dikonfirmasi IDN Times apakah Pemkot Semarang masih membagikan bansos bagi warga terdampak pandemik, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Muthohar tidak dapat dihubungi. Pesan yang dikirim melalui Whatsapp maupun sambungan suara tidak mendapatkan respon.

Baca Juga: Terdampak Corona, Supir Angkot dan Penjual Gorengan Lega Terima BST

https://www.youtube.com/embed/cnYs7U2hLeU
Berita Terkini Lainnya