TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ditawari Vaksin Gotong Royong Berbayar, Apindo Jateng: Tidak Sanggup!

Perusahaan masih fokus cari modal kerja dan cicil bunga bank

Vaksinasi sopir dan driver ojek online di Tangerang (ANTARA FOTO/Fauzan)

Semarang, IDN Times - Program vaksin gotong royong tidak mendapat respons positif dari kalangan perusahaan. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah mengaku tidak sanggup melaksanakan vaksinasi COVID-19 secara berbayar untuk para karyawannya.

Baca Juga: 194 Ribu Lansia di Semarang Jadi Sasaran Percepatan Vaksinasi COVID-19

1. Biaya vaksin gotong royong memberatkan para pengusaha

Ilustrasi Vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Uni Lubis)

Ketua DPD Apindo Jawa Tengah, Frans Kongi mengatakan, secara prinsip pihaknya sangat mendukung program vaksinasi COVID-19 dari pemerintah. Sebab, upaya untuk mencegah penularan COVID-19 di masyarakat sangat penting, termasuk bagi karyawan di perusahaan swasta.

‘’Namun, jika kami (perusahaan swasta) dibebankan untuk mengikuti vaksin gotong royong yang berbayar ya tidak sanggup. Kami tetap meminta kepada pemerintah dan disini gubernur atau walikota untuk menggratiskan vaksinasi kepada karyawan swasta, karena mereka ini juga komponen penting dalam pemulihan ekonomi,’’ ungkapnya saat dihubungi IDN Times, Senin (24/5/2021).

2. Perusahaan masih fokus ke pemulihan keuangan karena pandemik

Ilustrasi pabrik. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Untuk diketahui, program vaksin gotong royong ini berbeda dengan vaksinasi COVID-19 dari pemerintah untuk warga prioritas yang diberikan secara gratis. Vaksin gotong royong dibebankan kepada perusahaan, sehingga karyawan dan keluarganya akan menerima suntikan vaksin COVID-19 secara cuma-cuma. Adapun, biaya yang ditanggung perusahaan yakni sebesar Rp1 juta per orang untuk dua dosis.

‘’Melihat banyak perusahaan padat karya di Jateng ini mana sanggup pengusaha menanggung biaya Rp1 juta per orang untuk dua dosis vaksin. Apalagi, kalau pekerjanya mencapai 1.000 orang dan harus menanggung keluarganya,’’ tuturnya.

Menurut Kongi, kondisi saat ini yang dibutuhkan perusahaan adalah modal kerja dan kemudahan mencicil bunga bank.

‘’Dalam kondisi masih pandemik ini keuangan perusahaan masih berat. Kami mulai bangkit dan mencari modal kerja lagi atau membayar angsuran pinjaman ke bank, karena terdampak pandemik ini. Sehingga, tidak banyak perusahaan yang mampu ikut vaksin gotong royong.

‘’Namun, kalau mereka mampu ya silakan. Kalau kami melihat hanya 1--2 persen perusahaan di Jateng yang mampu menyelenggarakan vaksin gotong royong. Itu pun perusahaan yang tidak terdampak pandemik seperti farmasi atau rokok. Sedangkan, perusahaan garmen atau furnitur tentu mereka tidak mampu,’’ jelas Frans.

Baca Juga: Pro Kontra Vaksin COVID-19 di Jateng, Warga: Utamakan Kaum Rentan 

https://www.youtube.com/embed/TjD12ryh-84
Berita Terkini Lainnya