TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus Corona Klaster Keluarga 6-19 Orang, Merata 16 Kecamatan Semarang

Paling banyak tertular saat bekerja di perkantoran

Ilustrasi keluarga salah satu pasien COVID-19 yang dimakamkan di TPU Pondok Ranggon pada Selasa (19/6/2020). IDN Times/Aldila Muharma-Fiqih Damarjati

Semarang, IDN Times - Perkantoran menjadi salah satu lokasi penyebaran COVID-19 di Kota Semarang. Klaster itu pun memicu penularan dan meningkatnya kasus virus corona pada klaster keluarga di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah tersebut.

Baca Juga: Klaster Keluarga Dominasi Kasus Positif COVID-19 di Kabupaten Tegal 

1. Penularan COVID-19 di keluarga dibawa dari aktivitas di luar rumah

Pengguna komuter dengan masker wajah memenuhi stasiun kereta pada jam sibuk ditengah mewabahnya virus corona (COVID-19) di stasiun Cadorna, Milan, Italia, Rabu (7/10/2020) (ANTARA FOTO/IPA/Sipa USA via Reuters Connect)

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, dokter Abdul Hakam mengatakan, penularan klaster keluarga mayoritas berasal dari aktivitas di luar rumah. Salah satunya ketika bekerja. Hal tersebut diketahui dari hasil tracking dan tracing pada pasien positif COVID-19 serta kontak erat. 

"Klaster perkantoran sangat memungkinkan menyebarkan virus corona. Apalagi, sudah berkeluarga ada suami atau istri dan punya anak. Klaster keluarga di Semarang jumlahnya banyak banget dan merata hampir ada di setiap kelurahan,’’ ungkapnya melalui rekaman resmi yang diterima IDN Times, Kamis (22/10/2020).

2. Selain klaster keluarga, muncul klaster TNI dan Polri

Ilustrasi zona merah COVID-19, Ilustrasi klaster keluarga (IDN Times Dini Suciatiningrum)

Dominasi klaster keluarga tersebut mendorong Dinkes Kota Semarang bersama pihak terkait untuk terus melakukan tracing dan tracking. Upaya itu bertujuan agar kasus positif dari klaster keluarga dapat ditekan.

‘’Kami meminta petugas puskesmas untuk memantau di sela kegiatan sosialisasi 3M ke warga. Jika ada warga yang kerja di luar kota dan selalu pulang ke rumah harus segera dicek. Begitupun, jika ada keluarga yang memiliki gejala menuju ke COVID-19. Kami bisa fasilitasi untuk melakukan tes swab,’’ jelasnya.

Jumlah kasus dari klaster keluarga yang muncul beragam. Mulai dari 6-19 orang setiap keluarga.

Adapun, belakangan kecamatan dengan jumlah kasus klaster keluarga terbanyak ada di Mijen, Gunungpati, dan Semarang Tengah. Untuk di Kota Semarang sendiri klaster penyebaran COVID-19 yang hingga kini masih aktif antara lain, klaster perkantoran, tenaga kesehatan, ASN, TNI dan Polri.

3. Orang sakit di dalam rumah wajib pakai masker dan jaga jarak

Infografis Gerakan 3M (IDN Times/Ryann Rezza Ardiansyah)

Sementara, untuk menekan atau mencegah penularan virus corona di keluarga Dinas Kesehatan juga mengimbau agar di setiap rumah tetap menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

‘’Apakah di rumah harus pakai masker? Tidak harus. Namun, kalau ada yang sakit di dalam rumah, maka yang sakit ini harus memakai masker dan menjaga jarak. Sebab, dari hasil penemuan kasus klaster keluarga ini masih banyak yang tidak tertib 3M,’’ kata Hakam.

Baca Juga: Klaster Perusahaan Semarang, PDP yang Kerja di Pabrik Tulari 300 Orang

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Berita Terkini Lainnya