TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pijatan Cinta dari Anak Difabel pada Ibunda, Bikin Haru dan Bahagia 

Wujud terima kasih Mal Ciputra Semarang pada pengunjung

Para pengunjung Mal Ciputra Semarang mengikuti kegiatan Massage with Love, Selasa (21/3/2023). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Semarang, IDN Times - Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengungkapkan cinta. Bahkan, bagi anak-anak difabel tuna rungu yang mengalami kendala berkomunikasi secara verbal dapat menyampaikan perasaan sayang kepada orang tua mereka dengan pijatan.

Baca Juga: Pengunjung Mal di Semarang Meningkat Pasca Pencabutan PPKM 

1. Anak-anak berkebutuhan khusus memijat orang tuanya

Para pengunjung Mal Ciputra Semarang mengikuti kegiatan Massage with Love, Selasa (21/3/2023). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Hal itu tampak pada acara Massage With Love yang diselenggarakan Mal Ciputra Semarang, Selasa (22/3/2023). Puluhan anak-anak berkebutuhan khusus itu mengajak ibu atau ayahnya mengikuti kegiatan tersebut.

Sentuhan mereka di pundak, kepala dan kaki dalam gerakan memijat itu merupakan bahasa cinta yang mereka sampaikan pada orang tuanya.

Seperti yang dilakukan Priscilla Ivana Angelita, gadis berusia 20 tahun itu mengikuti instruktur pijat saat memijat pundak dan kepala sang ibu, Feni Ertanti. Menurut dia, apa yang dilakukannya itu adalah ungkapan cinta dan kasih sayang kepada ibunda yang telah merawat dan membesarkan dia.

2. Diikuti berbagai komunitas di Semarang

Para pengunjung Mal Ciputra Semarang mengikuti kegiatan Massage with Love, Selasa (21/3/2023). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

‘’Saya ingin berterima kasih kepada mama karena selama ini saya sudah dirawat, dididik dan dibesarkan,’’ ungkapnya dengan bahasa isyarat saat ditemui.

Sang ibu pun mengungkapkan, ia merasa terharu saat diajak putri sulungnya itu mengikuti acara tersebut.

‘’Saya terharu kok dia kepikiran mengajak ke acara ini. Dia anak yang sangat perhatian,’’ tuturnya.

Tidak hanya Angel dan Feni yang mengikuti acara Massage With Love. Selain mereka ada 150 pasang orang tua dan anak yang juga ikut dari berbagai komunitas seperti PKK Kota Semarang, Perempuan Berkebaya, Ibukibuk Semarang, anggota senam RS Columbia hingga Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin).

Baca Juga: 7 Potret Cosplay Serbu Mal Ciputra Semarang, Tampil Nyentrik Maksimal 

Berita Terkini Lainnya