TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Uji Coba Makan Siang Gratis dan Bergizi di Semarang Mulai 15 Agustus

Akan gunakan dana APBD

Bekal sehat dalam wadah stainless steel (ecococoon.com.au)

Intinya Sih...

  • Pemerintah Kota Semarang akan mengimplementasikan uji coba program makan siang gratis dan bergizi bagi siswa di sekolah wilayah Ngaliyan.
  • Program Stroberi diluncurkan 15 Agustus 2024, menggunakan APBD untuk pemberian makanan dari urban farming dengan pendampingan nutrisionis.
  • Tujuannya adalah memastikan kandungan gizi yang dibutuhkan anak-anak terjaga, sekaligus meminimalisasi anggaran yang dikeluarkan untuk program makan siang gratis.

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang segera mengimplementasikan uji coba program makan siang gratis dan bergizi bagi siswa di sekolah. Sekolah di wilayah Ngaliyan, Kota Semarang akan menjadi lokasi percontohan program tersebut. 

1. Lewat program Stroberi

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, pihaknya akan meluncurkan program Strategi Pemberian Makan Siang Untuk Perbaikan Gizi dan Pencegahan Obesitas (Stroberi) pada 15 Agustus 2024.

"Jadi, Stroberi ini sebetulnya sudah kami siapkan dan akan diterapkan untuk bulan Oktober 2024 bersamaan pelaksanaan program (makan siang gratis) oleh presiden dan wakil presiden terpilih," ungkapnya, Selasa (13/8/2024).

Menurut dia, program makan siang tersebut tidak hanya gratis, tetapi harus juga memenuhi kandungan gizi yang dibutuhkan anak-anak dalam masa pertumbuhan.

Ia menilai program tersebut cukup menarik dan menelan anggaran yang tidak sedikit sehingga perlu dikelola secara baik agar hasilnya optimal.

"Kegiatannya cukup menarik dan dananya lumayan gede. Tapi kalau nanti tidak dikelola dengan baik, nanti hasilnya tidak maksimal. Makanya, Bu Wali (Wali Kota Semarang, red.) menggagas Stroberi ini," katanya.

Baca Juga: Gibran Minta Masukan Ortu dan Ahli Gizi Untuk Wujudkan Makan Bergizi Gratis

2. Bahan makanan dari urban farming

Pada program Stroberi, pemberian makannya ditata, mulai bahan untuk masak berasal dari urban farming atau pertanian perkotaan yang dikembangkan di lahan pekarangan.

"Nanti yang masak ibu-ibu PKK. Setelah itu, dibagikan ke sekolah. Yang menikmati anak-anak di SD di wilayah Ngaliyan. SD Negeri 01 Ngaliyan, ini satu di antara percontohan," kata Hakam.

Melalui pengelolaan seperti itu, kata dia, keterpenuhan asupan gizi menjadi terjaga, sekaligus bisa meminimalisasi anggaran yang dikeluarkan untuk program makan siang gratis.

Berita Terkini Lainnya