Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Cilacap, IDN Times - Masyarakat digemparkan dengan adanya informasi surutnya air laut di pesisir Cilacap Jawa Tengah. Kabar tersebut muncul pasca viralnya pemberitaan akan terjadinya gempa dan tsunami di wilayah pesisir Jawa dengan magnitudo di atas 8,7.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap telah mengonfirmasi bahwa informasi tersebut adalah berita bohong atau hoaks.
Baca Juga: Potensi Gempa dan Tsunami di Selatan Jawa, BPBD Jateng: Jangan Panik
1. Bikin gaduh masyarakat
Video surutnya air laut di pesisir Cilacap menjadi heboh di kalangan masyarakat. Dalam video terlihat sejumlah kapal kandas.
https://www.youtube.com/embed/ZHHw2T5srCQ Kabar ini membuat sejumlah warga geger, hingga ada yang mengungsi.
2. Foto dan video hoaks
Video itu beredar sejak beberapa hari lalu, pasca gemparnya pemberitaan tentang akan adanya gempa dan tsunami melanda kawasan pesisir Jawa, termasuk di Cilacap, Jawa Tengah.
BPBD Kabupaten Cilacap menyatakan bahwa foto atau video tersebut merupakan fenomena yang biasa dan rutin terjadi di perairan Cilacap. Namun dimanfaatkan oleh sejumlah oknum untuk memperkeruh suasana.
"Foto video itu merupakan pemandangan yang biasa bila dilihat dari Pusdikpassus (Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus) di Cilacap. Sayangnya telah dimanfaatkan oknum seolah-olah sebagai tanda akan datangnya tsunami, diawali dengan surutnya air laut," kata Kepala BPBD Cilacap, Tri Komara secara khusus kepada IDN Times, Selasa (23/7).
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Tri Komara pun secara tegas menyatakan bahwa informasi tersebut adalah berita bohong atau hoaks.
3. Daftar isu hoaks yang berkembang
ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan Tri Komara menjelaskan bahwa oknum tersebut menyebarkan informasi dengan mengaitkan adanya istilah-istilah dengan fenomena alam yang tidak diketahui sumber referensinya.
Isu hoaks yang berkembang di masyarakat diawali dengan tafsir akan datangnya tsunami, dengan memelintir istilah 24/7 yang diartikan bahwa gempa dan tsunami akan datang pada 24 Juli 2019.
Kemudian beredar foto air surut, video luapan air laut dan video ombak besar sebagai provokasi bahwa telah terjadi gempa yang berpotensi tsunami di Cilacap.
"Padahal foto dan video itu adalah dokumentasi tahun 2018 pada saat kondisi cuaca ekstrem di perairan Cilacap," ungkap Tri Komara.
Selain itu beredar kabar hoaks adanya gelombang pengungsian dalam jumlah besar. Setelah dilakukan pengecekan hanya beberapa kelompok saja.
Baca Juga: Terpancing Isu Gempa dan Tsunami Menerjang Cilacap, Warga Mengungsi