TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

COVID-19 Varian Delta Muncul di 8 Daerah Jateng, Kudus dan Solo Tinggi

Kasus aktif dan harian corona tertinggi ada di Kota Semarang

Ilustrasi petugas medis melakukan perawatan pasien di tenda barak yang dijadikan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Semarang, IDN Times - Virus corona varian Delta India melanda delapan kabupate/kota di Jawa Tengah. Hal itu diketahui berdasarkan hasil Whole Genome Squencing (WGS) sejumlah sampel pasien COVID-19 daerah-daerah tersebut.

Baca Juga: Waspada Varian Delta, Epidemiolog Undip: Orang Tak Bermasker Berbahaya

1. Sampel dari Kudus paling banyak terdeteksi COVID-19 varian Delta

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (dok. Humas Pemprov Jateng)

Kedelapan daerah tersebut diantaranya:

  1. Kabupaten Kudus (62 sampel positif COVID-19 varian Delta)
  2. Kabupaten Jepara (3 sampel positif COVID-19 varian Delta)
  3. Kota Salatiga (5 sampel positif COVID-19 varian Delta)
  4. Kabupaten Grobogan (2 sampel positif COVID-19 varian Delta)
  5. Kabupaten Magelang (2 sampel positif COVID-19 varian Delta)
  6. Kota Magelang (2 sampel positif COVID-19 varian Delta)
  7. Kabupaten Karanganyar (2 sampel positif COVID-19 varian Delta)
  8. Kota Surakarta (16 sampel positif COVID-19 varian Delta)

"Hampir seluruh sampel yang kita kumpulkan dari beberapa kabupaten/kota, ternyata hampir semuanya varian Delta. Ini alert (peringatan) buat kita untuk semakin waspada," kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo melansir keterangan resmi yang diterima IDN Times, Selasa (13/7/2021).

2. Penyebaran virus corona varian Delta cukup membahayakan

Ilustrasi pengunjung menuruni eskalator di samping deretan toko yang sudah tutup di pusat berbelanjaan modern (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Total dari delapan daerah tersebut, dari 105 sampel yang dikirim, sebanyak 95 sampel diketahui hasilnya positif virus corona varian Delta India. Adapun komposisinya sebanyak 23 sampel adalah anak-anak sisanya usia dewasa.

Penyebaran varian Delta tersebut diakui Ganjar menjadi penyebab tingginya angka penulasan kasus COVID-19 di Jawa Tengah belakangan ini.

"Maka pergerakan masyarakat harus dikurangi. Masyarakat harus lebih tahu soal ini. Memang tidak enak, tidak nyaman. Tapi kita harus melakukan itu, sebab kalau tidak, ini akan membahayakan semuanya," tegasnya.

3. Mobilitas masyarakat di Jateng masih tinggi

Personel Satpol PP melakukan razia toko non esensial di Tegal, Jawa Tengah (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Sementara itu, ditengah penerapan PPKM Darurat, Ganjar tidak hentinya meminta kepada seluruh masyarakat untuk mengurangi mobilitas. Sebab sampai saat ini, mobilitas masyarakat Jateng masih cukup tinggi. 

"Kepolisian tadi akan menambah lokasi-lokasi penyekatan. Saya minta antar-bupati/wali kota melakukan kebijakan seragam. Industri juga saya minta patuh pada aturan yang berlaku, yang critical esensial harus mengikuti ketentuan, tidak boleh ada kerumunan," ucapnya.

Ganjar juga meminta jajarannya dari level atas sampai tingkat desa dan kecamatan dapat terus melakukan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat agar mereka sadar.

"Semuanya harus bergandengan tangan untuk melawan pandemi ini. Masyarakat bisa diedukasi untuk tidak keluar dari wilayah. Sehingga tidak banyak yang turun ke jalan. Sebab kalau sudah turun ke jalan, pergi ke kota, ini kan terjadi mobilitas tinggi. Dan dari data Google, mobilitas warga di Jateng masih tinggi," pungkasnya.

Baca Juga: COVID-19 Delta India Masuk Wonosobo, Sehari Ada 200 Kasus Baru Positif

Berita Terkini Lainnya